Emilia
"Heh, lu harus tau hari ini gue diajakin nonton sama Keenan!" Seru Emilia yang tiba-tiba masuk ke kamar sahabatnya, Arka.
"Brisik lu cempreng" jawab Arka yang sibuk berkutik dengan ponselnya.
Sebenarnya Emilia merasa sedikit kecewa ketika sahabatnya sendiri tidak tertarik dengan hal yang membuat dirinya senang, akukan sahabatnya harusnya dia senang dong, batinnya mengeluh.
"Dengerin dulu dih," Emilia tetap melanjutkan ceritanya sama sekali tidak memperdulikan Arka mau mendengarnya atau tidak. "Jadi ceritanya—ohiya gue lupa bilang ke lu ya kalo gue sama Keenan udah chatingan dari minggu kemaren. Eh bodo deh sama yang ini" gadis itu mengibaskan tangan di depan wajahnya sendiri menandakan bahwa ia tidak mau membahas masalah yang ini, tapi topik lain yang mau Emilia bahas seperti "aku ketemu Keenan di gerbang sekolah, kan tadi itu harusnya lu nungguin gue— dasar lu gatepat janji" Emilia tiba-tiba ingat janjinya Arka yang mau mengantarkan pulang, Emilia langsung meninju lengan Arka yang lumayan keras karna ia tahu hampir setiap hari Arka workout.
"Selo mbae" respon Arka tanpa membalas apa yang baru saja Emilia lakukan.
"Tapi gapapa, malah makasih loh Raden Arka Pratama karna anda saya bertemu pangeran berkuda yang ngajakin nonton bareng" dengan nada melankolis.
"Jangan baper dulu, jalanin aja takutnya dia main-main doang sama lu. Terus lu ngapain kesini udah tau mau jalan. Pinter nih?" sindir Arka.
Emilia berfikir sejenak mencerna yang dikatakan pria di depannya itu, menurutnya Arka ada benarnya juga, ngapain juga aku kesini? "Kan gue excited makanya mau cerita dulu. Lagian rumah gue di sebelah mas!"
"Mandi sono lu husshh!! Jangan ganggu gue lagi ngegame woy!!!" Pinta Arka dengan nada sarkastik yang sebenarnya sudah biasa bagi Emilia.
"Yaudah byee" Emilia mengucapkan salam dan melongos dari kamar yang penuh dengan warna hitam— jatuhnya seperti remang-remang jika kalian main ke rumah Arka, kecuali jika lampu utama dinyalahkan. Ohiya, kamar Arka juga penuh poster 'Halsey' penyanyi berdarah barat dengan gaya aesthetics.
✨✨✨
"EHHHH GILA CALON MABA SATU INI LAMA BANGET JAWAB FREE CALL GUE!!" Teriak Emilia ke orang yang berbicara dalam telpon.
"..........................."
"Kan gapunya pulsa akutuh hehe" Emilia tertawa renyah atas kepintaran yang ia buat-buat sendiri.
"..........................."
"Kesini dong Jah tolongin gue milih baju!"
"..........................."
"Ah lumah ngibul, yaudah gue fotoin aja nanti pilih satu ya?"
"..........................."
Emilia dengan jarinya yang lentik segera menggeser tombol merah, lumayan lama 5 menit 31 detik. Iya lama, soalnya Emilia tipikal orang yang tidak pernah nelpon orang jika tidak penting. Eh pernah deng sama Arka, satu kali.
Emilia mengeluarkan semua baju-bajunya yang layak dari lemari, maksudnya baju yang pantas untuk pergi— bukan berati semua kaos miliknya itu tidak layak. Emilia mengeluarkan yang pertama dress bewarna pink dengan sedikit payet hitam di bagian leher kemudian melemparnya di atas kasur. Selanjutnya atasan lengan pendek bewarna merah hati berbahan spandek dengan tulisan 'bad girl ain't good' di bagian dada. Satu persatu pakaian ia coba, lalu difoto dan dikirim ke Azizah via line. Azizah Anasti— teman les waktu Emilia masih SMP dan calon maba hubungan internasional di perguruan tinggi negeri yang bergengsi.
LINE
Emilia Sitec:
Photo sentPhoto sent
Photo sent
Photo sent
Photo sent
Photo sent
5.39pm
Emily
Yastaga gue nungguin hampir sejam dan bajunya cuma 6 pasang?Azizah:
Smh EmGeleng-geleng nih aku
Pake yang warna pink aja tapi bukan yang dress, yang satu lagi
5.55pmEmilia Sitec
Okedeh jijahku sayang makasih ya!
Mwah!😘
6.01pmAzizah menyarankan Emilia untuk memakai kaos bewarna pink dan jeans biru dibawah lutut. "Okay not bad" Emilia mencobanya kembali untuk memastikan pakaian ini cocok di tubuhnya.
✨✨✨✨✨✨
Matanya melirik ke ponsel yang baru sepersekian detik berkedip memunculkan sebuah nama yang sudah ditunggunya, Keenan. Emilia menjawab telfon darinya.
"Iya hallo?" Kata Emilia.
"Udah siap belum? Ini gue lagi jalan ke rumah lu." Keenan bicara dari sebrang sana, terdengar suara ramai kendaraan.
"Keenan lu nelfon sambil nyetir ya? Gila!" Emilia spontan menyeru seperti itu. Bukan apa-apa, ia hanya takut jika calon jodohnya mati konyol sebelum mereka menikah. "Gue matiin ya, lu langsung kesini aja" tanpa menunggu jawaban dari Keenan, Emilia langsung menggeser lambang merah pada layar ponselku.
Emilia menyemprotkan minyak wangi, Chanel no.5 kesukaannya.
"Mah, Keenan udah datang?" Emilia bertanya pada Lia, mamahnya yang ditemui saat dirinya ingin turun ke lantai dasar.
"Belum tuh. Kamu mau kemana?" Kata Lia yang malah bertanya balik.
"Kasi tau tidak?" Emilia meledek dan mengecup pipi mamahnya.
"Yaudah nanti mamah tanya langsung ke siapa tuh namanya?"
"Ga! Aku mau nunggu di depan aja biar kalo Keenan—" Anak kesayangan Lia itu keceplosan menyebut nama pria yang ia sukai padahal Lia sudah lupa saat Emilia menyebutkan yang pertama kalinya.
"Iya Keenan, nanti mamah tanya" timpa Lia saat aku masih membeku.
"Apasih ikut-ikut aja Ibu Lia ini. Aku pergi dulu ya" Emilia menyalami telapak tangan mamanya dan melengos langsung ke gerbang.
Mata hitam milik dirinya menangkap di depan sana sudah ada pria yang sedang duduk di atas motornya, tampilannya serba hitam begitu pula warna motornya. Pria itu berkutik dengan ponselnya lalu menaruhnya di telinga sebelah kiri. Tentu saja ponsel Emilia akan berdering dalam hitungan ke 3.
Satu,... Dua,... Ti—
"Kok ngga bunyi?" Padahal Emilia melihat Keenan berbicara di ponselnya. Lalu siapa yang sedang ia ajak nelpon?
Emilia berjalan mendekat ke gerbang. Keenan juga segera mematikan ponselnya ketika dia melihat gadis yang sedang ia tunggu. Sedikit berlari "woy!" Seru Emilia dalam perjalanan namun naas gadis itu tersandung dan jatuh.
Malu yaAllah. Malu.
Mau ditaruh kemana mukaku ini?
Ketara sekali aku saltingnya.
Gajadi jalan deh. Malu.
Jangan ketawa ya Keenan.
Aku mohon.⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜⚜
Sebenernya gatau mau dilanjutin atau ngga. Soalnya ceritanya gadanta huhu maafin ya sayang.
YOU ARE READING
Emilia
Roman pour Adolescents"Heh setan ngebokep terus kerjaan lu, sholat cuy!" - Emilia Sitec saat adzan Maghrib berkumandang "Wah Emili gataunya diam-diam suka nonton juga ya" - Raden Arka Pratama yang kebetulan memergokin Emilia yang sebenarnya tidak sengaja membuka vidio jo...