Dunia semakin tua, begitu pula dengan kita...
Langit sore yang ku damba jingga ternyata tergulung awan hitam...
Lautan yang ku damba damai, nyatanya terkoyak rintik hujan...Dimana kau kini?
Apa kau baik saja?
Masih ingatkah kau akan aku?
Hai, kamu yang ku sebut SAHABAT!Sungguh sedetik pun aku tak pernah lupa akan kamu...
Peluk mu yang hangat selalu mampu melerai tangis...Teruntuk kamu yang ku sebut SAHABAT, dengarlah!
Aku rindu, sungguh rindu...
Bahkan rindu ini seperti pisau tumpul yang menusuk tepat di jantung ku...Dibelahan bumi mana lagi harus ku cari sosok dirimu yang terbuang?
Sahabat, kembalilah!
Aku masih disini bersama jutaan mimpi-mimpi yang terangkai...Sekali lagi,..
Teruntuk kamu saudara tak sedarah yang ku sebut SAHABAT,..
Aku duka karena rindu akan kamu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Secercah Asa
PoetryPerasaan itu tidak mati, ia hanya hidup dalam ruang-ruang kebenaran yang kosong. Maka, temukanlah!