Endapan Gemuruh Kerinduan

8 1 0
                                    

Ditengah gulita malam yang mencekam,..
Diantara hembusan angin bak membentangkan selimut kantuk,..
Diantara rerumputan yang merdu bertasbih dengan butiran kristal embunnya,..
Dan kelap-kelip bintang yang malu-malu bersembunyi dibalik awan putih yang berubah pekat...

Aku duduk termenung dengan ribuan gambaran imaji penuh tanda tanya,..
Dengan setitik kenyataan yang menemani,..
Namun, aku tak boleh takut dengan mimpi yang menimpa tentang masa depan...

Sebenarnya, aku tak ingin berpisah dengan mu,..
Seberapa banyak aku berpikir, sebanyak itu pula aku tak menemukan jawaban di antara kejernihan fajar surgawi,..
Dibalik riuh rendahnya suara pertemuan kita,..
Diantara perjalanan hari-hari yang sangat panjang dan berpeluh,..

Berapa banyak waktu yang kita habiskan bersama dengan harapan masa depan yang penuh imaji?
Berapa banyak jejak yang kita habiskan dalam perjalanan ini?
Harap-harap cemas tentang keajaiban masa depan,..

Bahkan sering kali aku sadar akan kebodohan atas kealpaan bersama dengan ribuan harapan nanar membalut jiwa,..
Hingga aku sadari bahwa akulah yang tak pernah merelakan masa indah ini, menjadi masa lalu kelam di masa depan kita,...

Berapa banyak pula luka yang ku tahan hingga menggores sekujur sukma dan membekas jejak yang tak akan pernah sirna,..
Demi menanggung sakit dalam segala riuh keluh kesah bersamamu,..
Terkadang aku harus tergores duri mawar merah dibalik jubah kesabaran dengan dalih menjunjung tinggi kebenaran yang harus ku pegang erat dalam nurani  dipuncak magma,..

Namun, nampaknya aku mulai terbuai dalam kesepian ini,..
Saat ku buka jubah ku dan ku dapati kucuran darah mengalir, aku tersenyum,..
Sayatan-sayatan itu telah menjadi kesenangan dan kesejukan yang membawa ku terbuai dalam kerinduan,..
Namun, semuanya telah menepi dibibir jurang pemisah antara jiwa kerdilku dan kau,..

Namun, kini aku tak lagi boleh bermimpi tatkala jurang pemisah sudah sangat jelas berbicara,..
Aku harus berlari ke maskapai dan terbang jauh,..

Seperti halnya kau yang sore tadi ku lihat bersembunyi dibalik gurat-gurat jingga yang kau senangi itu,..
Hingga kau tak ingin melihat ku lagi,..

Rasanya aku seperti merajut tanpa benang disela malam gulita,..
Jika aku harus mengingat semua narasi tentang perjalanan kita,..
Mungkin saja hanya sedikit melodi keindahan yang kau dapati bersama ku,..

Aku sangat menyesal telah membawa mu bersama mimpi masa depan ku yang tak menjadi masa depan mu,..
Aku tak ingin mengantar mu pergi dari terminal itu,..
Terminal yang mempertemukan kita dan juga memisahkan kita,..

Mohon, jangan jadikan diriku dan dirimu adalah batasan hari kemarin dan hari ini,..
Dalam mimpi-mimpi masa depan kita yang sia-sia,..

Dalam selimut malam, setidaknya telah ku gores tinta di atas lembaran usang,..
Yang akan membawa kisah kita dalam keabadian sementara yang kita ketahui,..
Sampai berjumpa lagi di terminal berikutnya,..
Salam hangat dan salam perih dari aku yang mulai merindukan mu yang dulu...

Secercah AsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang