Hembusan angin menerpa wajah ku seakan memberi kesejukan. Membawa jiwa dan pikiranku seakan terbang pergi bersamanya. Tenang dan damai, membuat setiap manusia yang merasakannya menjadi terlena. Tapi bisakah hati ku merasakannnya? Merasakan kesejukan angin yang berhembus, merasakan kokohnya sang surya yang ku pandang menantang seakan ingin menggapainya. Mungkin dengan menutup kedua mataku, semua itu akan ku rasakan. Perasaan yang menenangkan itu.
One step...
"Park Min Young-ssi aku ingin mengatakan bahwa sampai kapan pun aku tidak akan pernah menganggap pernikahan ini ada. Kau tahu kan aku sudah memiliki kekasih? Dan aku sangat mencintainya. Jadi jangan mengharapkan apapun dariku! "
"Arraseo oppa. Aku tidak akan mengharapkan apapun darimu maupun dari pernikahan kita."
"Geurae. Lagi pula kita akan segera bercerai. Dan kau juga harus ingat aku tidak akan pernah mencintaimu!"
Saat ku buka mataku, sinar itu kembali menembus kedua retina ku. Menyilaukan hingga dapat membuat mataku buta. Seperti hatiku yang buta ini? Benarkah? Apa aku memiliki hati?
Two Step...
"Op......pa....apa yang sedang kalian lakukan di sini?"
"Kau datang? Seperti yang kau lihat aku sedang berciuman dengan kekasihku. Apa aku salah?"
"Aniyo...hanya...hanya...saja-"
"Chagi...kajja kita pergi saja, di sini ada pengganggu."
"Ne oppa"
"Oh... ya, lain kali jangan bertanya ataupun mengganggu jika aku sedang bersama kekasihku."
"Ne, oppa."
Three Step...
Suara angin kembali berhembus membisikkan kata-kata yang membuat ku tersenyum. 'SARANGHAE~'
"Oppa mianhae....aku...aku mencintaimu. Saranghae~"
"Mwo? Apa maksud mu Min Young-ssi?"
"Aku...aku...."
"Bukankah aku pernah mengatakan padamu jika aku sudah mempunyai kekasih dan aku mencintainya. Seingat ku aku juga mengatakan bahwa aku tidak akan pernah mencintaimu!" aku terkejut mendengar apa yang wanita itu katakan. Beraninya ia mengatakan hal seperti itu, membuatku marah saja. Tapi ada apa dengan perasaanku? Kenapa aku merasa senang sekaligus merasa bersalah.
"Mianhae..."
"Aku tidak mau mendengar apapun darimu. Jika kau masih membahasnya lebih baik kita bercerai saat ini juga."
"Oppa..."
Four Step...
Suara bisikan angin itu kembali berubah menjadi kata-kata yang sangat kupahami. 'BOGOSHIPEO'
"Oppa... kau dari mana? Kau mabuk?"
"Oppa... oppa... sadarlah."
"Oppa, kau ingin sesuatu?"
YOU ARE READING
STEPS (Oneshot)
FanfictionPerlahan aku mulai menghitung langkahku satu... dua... tiga... Aku berharap semakin kumelangkah, semakin dekat jarak kita. Aku tahu kau pasti ada di ujung sana. Menungguku dengan seulas senyum lembut. Mengulurkan tangan untuk ku gapai. Sebentar lag...