X. Letter

124 11 0
                                    

" Hm...masalah serangan tadi dianggap perang sih...itu tergantung si penerima serangan. Atau tergantung dari ketua kalian sendiri sih~ " balasnya dengan sangatlah santai. Memang santai, namun sangat berbahaya. Bahkan dari kehadirannya pun dapat dirasakan. Bahwa lelaki ini bukan sembarang orang.

" Bukankah begitu? Mr. Red? " lanjutnya.

" Mr..Red? " gumam sebastian yang masih menggendong Daniel sedari tadi. Sedangkan Mike, ia masih fokus kepada si santai itu. Karena ia mengira itu adalah umpan untuk mengecoh konsentrasinya.

" aah~ " ucap seorang pemuda.

" Kau menganggu waktu istirahat yang mungkin belum tentu kudapatkan lagi loh. " lanjutnya yang masih dalam posisi sama.

" Dan juga. Tolong jangan panggil saya dengan nama itu disini. "

" Da-Daniel..." mata Sebastian sedikit melebar. Ia tampak khawatir. Dan ia bersamaan dengan Mike sangatlah terkejut. Bahkan Mike pun langsung mengalihkan pandangannya ke ketua OSIS ini tanpa memperdulikan musuhnya.

Daniel mulai menginjak lantai koridor yang terlihat mengkilap. Ia mulai memapah dirinya. Ia turun dari punggung Sebastian yang cukup lebar. Ia mulai berdiri. Hanya berdiri santai dengan wajah layaknya seseorang setelah bangun dari tidurnya yang lelap. Namun, tepat sebelum ia berdiri menapak dilantai. Ia seperti membisikkan sesuatu ditelinga sebastian. Lalu ia mulai berdiri dan-

" Bukankah begitu? Tuan Kruel? " balasnya sembari berjalan beberapa langkah kearah lelaki misterius itu. Tuan Kruel.

" Oh iya! Benar juga. Wah wah, saya lupa hal itu,"

Ia memutar pinggangnya kearah kanan dan kiri. Lalu menarik kedua tangannya keatas selayaknya senam bangun tidur.

" Mohon maafkan kelancangan saya tuan. " ucap Tuan Kruel yang langsung sedikit membungkuk dan meletakkan tangan kanannya diatas dada kirinya. Diatas jantungnya.

" Namun....bukankah anda mengerti jika itu adalah sapaan dari saya? " lanjutnya sembari melirik Daniel yang kini berjalan mendekatinya.

" Tentu saja aku mengerti. Baiklah Tuan Kruel..." ucapnya terhenti begitu juga langkahnya.

" Sudah jauh-jauh anda datang. Apa hanya sebuah sapaan anda datang? Bukankah aneh jika salah seorang bangsawan vampir darah hitam datang jauh-jauh hanya untuk menyapa bukan? " ucapnya dengan serius. Kini suasana tegang terlukis kembali. Aura mulai terasa berbeda dibandingkan sebelumnya. Sebastian dan Mike hanya dapat menyaksikan mereka dari belakang. Mereka pun tahu, ini sudah bukan lagi hal yang perlu mereka tangani jika Daniel sudah turun tangan.

" Tentu saja tidak! Mana mungkin saya datang jauh-jauh hanya untuk menyapa~ ahahah " balas lelaki itu dengan candaan dan tawanya. Ia terlihat memiliki selera humor tinggi. Dengan rambutnya yang terlihat sedikit panjang. Jas hitam panjangnya yang diserasikan dengan ukuran tubuhnya yang tergolong tinggi.

" Baiklah. Saya mengerti Tuan Kruel. Lantas ada masalah apa? " balas Daniel dengan santai.

" Sebuah kehormatan saya dapat bertemu dengan anda. Saya tidak bercanda mengenai sapaan tadi. Saya hanya mendengar beberapa rumor kecil namun menggemparkan. " ucapnya memulai keseriusan.

" Rumor? " tanya Daniel.

Entah kenapa, yang merasakan ketegangan situasi ini bukanlah si bangsawan ataupun si pangeran. Melainkan mereka yang ada dibelakang Daniel. Sebastian dan Mike.

" Oi Sebas! " pekik Mike pelan.

" hm? " sedangkan Sebastian hanya menjawab dengan deheman dan lirikkan.

Black Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang