Ceyanang?

31 2 0
                                    

" Kau tau aku membawa informasi? " tanyaku padanya secara langsung.

" Hem..." ia hanya bergumam, tatapannya masih lurus kedepan sembari berjalan.

" Ya begitulah, " lanjutnya dengan jawaban yang bagiku masih menggantung.

Kami pun berjalan. Hening. Hanya ada suara langkah kaki kami berdua yang menggema dilorong-lorong ini.

" Akan kau apakan Audry dan Mike? " tanyaku kembali memecah keheningan.

" Bagaimana pendapatmu? " tanyanya.

Sesekali aku meliriknya. Dan sepertinya dia tidak melirikku, ia hanya memandang lurus kedepan.

" Entahlah, ketua OSIS kan bukan diriku. " jawabku datar.

" Begitu, " gumamnya.

Kami pun terdiam kembali. Seakan tak ada topik penting untuk dibicarakan. Sesungguhnya kami masih memiliki seribu masalah yang harus segera diselesaikan. Dan....

" Kau tau gadis itu? " ucapnya yang lalu melirikku.

" Gadis? " jawabku sembari berjalan disampingnya.

Ia tidak berbicara kembali. Entahlah, seakan memberi jeda untuk kalimat selanjutnya.

" Gadis berambut putih yang kau temui tadi siang, " ucapnya langsung yang entah mengapa membuatku terdiam.

DEG

A-apa? Dia tahu?

Apa ia melihatnya?

Mu-mungkin saja, tapi..kenapa aku setegang ini?

Dalam beberapa saat, tatapan mata itu datang seakan badai dasyat. Tatapan yang membuat seluruh tubuhku berhenti untuk bergerak. Hanya membuatku terdiam dengan mulut sedikit membuka.

" Kau...." aku sedikit berbicara. Walau mungkin hanya terdengar seperti sebuah gumaman.

Dan ia hanya diam sembari melihatku. Dengan wajah santai dan dua telapak tangannya berada didalam saku celana.

Ia bermaksud melangkah lagi, namun ia berhenti saat aku membuka pembicaraan.

" Kau....melihatku? "

Wajahnya masih santai. Seakan tak ada apapun yang terjadi. Namun, bagiku ini suatu keanehan. Dengan tiba-tiba sesuatu seakan merasuk kedalam tubuhku.

Ia hanya membuang pandangannya. Wajahnya kini terlihat sedikit aneh.

" Kau... membacaku? Kau melihat masa lalu ku?? "

Dalam beberapa saat aku sedikit emosi. Namun hal itu mulai reda saat ia mulai untuk berbicara.

" Benar, aku dapat melihat apa yang orang lain lihat tanpa ada diriku dalam kejadian itu. "

Entahlah, seakan suasana berubah menjadi dingin. Mungkin musim dingin akan segera datang.

" Tapi ini kejadian langka. Aku tidak menyangka jika kau akan menyadarinya. Hampir tak ada yang menyadarinya selama ini. "

" Hah? Ah sudahlah, mungkin memang benar kau adalah cenayang, " ucapku dengan wajah kesal.

Suasana hening kembali. Hanya ada beberapa suara hembusan angin yang mengelilingi kami.

Ia pun memulai perbincangan kembali. " Hah? Apa yang kau maksud? "

Aku yang tengah menikmati suasana sekitar pun membalas perkataannya yang ambigu.

" Hah? Apa maksudmu? " kami hanya beradu omongan yang tidak jelas.

" Ce..yanang? "

Bersambung...

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai semua.

Maaf ya, authornya mageran bikin cerita. Eh! Gak deng. Ceritanya mah udah lanjut sampe pertengahan. Nngetiknya ituloh yg magerrr.

Dari pada gak upload sama sekali. Lebih baik pendek" gini kan? Beda pikiran ya sama author.
Maaf kan author yg telah membuat kalian semua berpaling .

HAPPY READING

Black Blood Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang