3years later.
~2010Waktu berjalan begitu cepat. Jaesya. Kehidupan gadis itu masih tidak berubah, ia masih saja di siksa oleh ibu dan saudara tirinya. Walau begitu ia begitu tegar menghadapinya.
Gadis itu juga sudah menempati bangku SMA. Wajahnya tidak berubah, ia semakin cantik, hanya saja pipi yang dulunya berisi berubah menjadi tirus.
Kriingg......kriingggg.
Jam weker telah membuyarkan mimpi indahnya. Jaesya menggerayai jam itu. 4.00 am. Dengan lesu ia langsung menyambar handuk yang berada di pinggir tempat tidurnya, menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
30 minute later~
Wajah Jaesya sudah nampak segar bugar. Rambutnya ia kuncir kuda, yang memperlihatkan leher jenjangnya.
Jaesya memakai seragam sekolah lalu mempersiapkan buku pelajarannya. Tanpa mengoles bedak ia tetap cantik natural. Tak heran banyak lelaki yang meliriknya.
Gadis itu melihat jam yang bertengger di tangannya. 04.30 am.
Jaesya keluar dari kamarnya menuju lantai bawah. Rumah besar itu masih sepi. Hanya Bi Inah yang sibuk mempersiapkan makanannya.
"Bibiii" teriaknya.
Wanita yang terlihat berumur setengah abad itu melonjak kaget.Hahahahahahhaha.......
"Non Jaesya bisanya ngaggetin bibi. Jam segini sudah mau berangkat sekolah non?" Wanita itu heran dengan penampilan Jaesya yang sudah rapi dengan seragam sekolah dan tas yang bertengger di pundaknya.
Gadis itu hanya cengengesan" sebenernya mau berangkat sekarang. Tapi masih terlalu pagi jadi Jaesya bantuin Bibi aja ya"
Tanpa menunggu jawaban dari bi Inah. Jaesya langsung menyambar pisau dan memotong sayur-sayuran. Jaesya sangat suka memasak. Dulu waktu kecil Jaesya sering ikut ibunya memasak.
Setelah memotong sayur. Jaesya ingin membuatkan nasi goreng untuk kakak kesayangannya Mark. Jaesya lalu mengambil semangkuk nasi, telur, sosis, dan potongan kecil ayam. Ia lalu menggoreng dengan penuh semangat.
Di rasa siap ia lalu menuju kamar Mark. Pintu kamar Mark memang di biarkan tidak dikunci agar Jaesya bisa leluasa masuk.
Dilihat Mark masih terlelap dalam tidurnya. Dengan perlahan
Jaesya menulis note lalu menempelkan di piring makanan. Ia meletakkan sepiring nasi dan susu panas di sebelah tempat tidur Mark.Skip~~
Sekolah masih terlihat sepi. Jaesya menelusuri koridor sekolahnya. Masih pukul 05.15 am. Ini masih terlalu pagi sedangkan jam pelajaran akan di mulai dua jam lagi.
Jaesya memasuki kelasnya lalu menuju tempat duduknya. Gadis itu lalu merogoh ponselnya. Ia menekan beberapa digit nomor di ponselnya.
Tuutt....Tuuttt...Tuutt..
Entah siapa yang ia telfon di sebrang sana, gadis itu tetap menunggu jawaban dari seseorang di sebrang sana.
"Hallo" Ujar pria di sebrang sana. Suaranya parau, mungkin ia baru bangun tidur atau ia masih memejamkan mata sambil menerima telefon tanpa melihat siapa yang menelfonnya.
"KAKK MARK, CEPAT BANGUN. KAKAK GAK KULIAH? "
"JAESYYA, LO TU GANGGU TIDUR GUE, INI BARU JAM 5.30. KELAS GUE JAM 10 JAESYA. " Mark mungkin kesal dengan Jaesya. Terlihat dari suaranya. Yang tadinya parau berubah menjadi menggelegar. :v
"Hehehe, maaf kak, Jaesya gak tau. Jaesya udah sampai sekolah lo" sombong Jaesya sambil memainkan poninya.
"Lo rajin atau apa Sya, ini masih pagi Jaesya, Rere aja masih belum bangun."
"Ya rajin dong. Kakak lihat deh di sebelah tempat tidur kakak."
"Lo yang nyiapin semua ini sya,?"
"Iya dong. Cepet makan nasinya mungkin udah mulai dingin. Yaudah ya Jaesya sibuk nih hahaha"
Dirasa tak ada jawaban dari Mark, Jaesya mendengar dentingan sendok. Mungkin Mark sedang makan. Jaesya langsung menutup telfonnya.
Mark pov~
Deringan ponsel terdengar di pendengaranku beberapa kali. Dengan terpaksa aku mengangkat telfon tanpa melihat terlebih dahulu.
"KAK MARKK CEPAT BANGUN KAKAK GAK KULIAH"
Suara Jaesya benar benar menggangu. Ini masih terlalu pagi.
"Jaesya udah di sekolah kak" gadis itu benar-benar aneh. Kelas baru dimulai dua jam lagi namun ia sudah di sekolah. Benar benar rajin.
"Lo rajin atau apa Sya, ini masih pagi Jaesya, Rere aja masih belum bangun."
"Ya rajin dong. Kakak lihat deh di sebelah tempat tidur kakak."
Aku langsung menoleh. meja yang semalam kosong sekarang sudah ada sepiring nasi dan susu. Suara Jaesya masih terdengar. Aku gak menghiraukannya. Dengan cepat aku langsung memakan makanan buatannya. Dari semalam perutku masih belum terisi makanan.
Mark end~
Author pov~
Siswa siswi satu persatu sudah mulai berdatangan. Kelas yang tadinya sunyi sudah berubah menjadi ramai.
"Aku hanya ingin ketenangan" lirih Jaesya, sambil mengelus gelang yang ia kenakan. Gelang itu baginya sangat berharga.
Jaesya merogo tas dan mengambil earphone yang ada di dalam tasnya. Ia lalu membuka play music dan memutar lagu kesukaannya.
Gadis itu menyandarkan kepalanya di atas meja. Setetes air mata keluar dari pelupuk matanya. Ia tak tau apa yang ia rasakan sekarang. Kepedihan yang ia lalui beberapa tahun silam tanpa Jaebum begitu berat ia rasakan. Siksaan demi siksaan telah ia lalui begitu saja. Walau Jaesya sempat beberapa kali melawan Ibu dan saudara tirinya namun mereka semakin liar menyiksa Jaesya. Saat Mark dan Ayah Jaesya tak ada di rumah mereka beraksi menyiksa Jaesya.
Mata Jaesya terpejam sejenak. Ia mengingat masa masa saat bersama Jaebum. Ia rindu dengan lelaki itu. Jaesya tak tau apakah Jaebum masih mengingatnya ataupun tidak.
"Pagi Jaesya" sapa sahabat Jaesya, Hana.
jaesya menegakkan tubuhnya,"pagi" balasnya dengan senyum yang ia paksakan.
Hana yang melihat mata sembam Jaesya dan sisa air mata yang mulai mengering di wajah cantiknya "Lo habis nangis?"
Gadis itu hanya menggeleng pelan.
"Disiksa lagi sama ibu tiri dan kakak tiri lo?"Hana sahabat Jaesya itu tau kalau Jaesya sering disiksa oleh ibu dan Rere. Hana juga tau seberapa sakitnya perasaan sahabtnya itu, terlebih setelah sepeninggalan Jaebum ke AS. Wajah Jaesya memang selalu ceria tapi hatinya merasakan luka.
"Gue kangen kak Jaebum" ujar Jaesya pelan. Hana langsung memeluk sahabatnya itu. Isakan kecil terdengar di telinga Hana.
"Gue takut Han, Jaebum lupa sama gue dan ninggalin gue. Gue gak mau di tinggal lagi oleh orang yang gue sayang. Udah cukup Han. Ayah gue juga udah gak sayang lagi sama gue."
"Kenapa lo gak pindah kerumah bunda?" Hana masih mendekap tubuh Jaesya.
"Gue gak bisa ninggalin kak Mark. Gue takut kak Mark jadi dingin lagi"
"Dari pada lo nangis gak jelas mending ntar pulang sekolah kita hang out. Gimana? Lo setuju gak?"
Jaesya berpikir sejenak. Gadis itu lalu mengangguk pelan tanda ia setuju dengan ajakan sahabatnya itu
Tbc~
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Not Cinderella
RomanceJaebum dan Jaesya. Dua orang sahabat yang tak pernah bisa di pisahkan. Mereka bersahabat sejak kecil. Suka dan duka sudah mereka lewati bersama. Mulai dari Ibu Jaesya meninggal karna kanker darah dan ayah Jaebum meninggal karna kecelakaan. Ayah Jae...