Warn! Hati-hati baper.
Seunghyun Choi: jiyong-ah
Kwon Ji: ya hyung?
Seunghyun Choi: besok malam kau free?
Kwon Ji: ya. Ada apa?
Seunghyun Choi: besok aku ingin mengajakmu ke suatu tempat
Seunghyun Choi: aku akan menjemputmu jam 7 malam
Kwon Ji: ok, hyung
<<>>
Jiyong berkaca sekali lagi. Ia melirik jam dinding, sebentar lagi Seunghyun akan menjemputnya. Sebenarnya, jarang sekali Seunghyun mengajaknya jalan mengingat kesibukan mereka. Seunghyun yang mulai memasuki kancah dunia film hollywood, dan dirinya sebagai komposer ternama.
CKLAK
"Kau tidak mengunci pintumu lagi, huh?" Jiyong mengendik. Yah, lupa mengunci pintu merupakan bad habits yang tak bisa dihilangkannya. "Bagaimana kalau ada perampok yang masuk? Memangnya kau tidak tahu kejahatan sedang marak?"
Oh, ayolah. Memangnya sejak kapan Seunghyun cerewet seperti ini?
"Ya, ya, hyung. Aku tahu, aku tahu." Nadanya acuh, seperti biasa. Toh, apa yang bisa dirampok dari seorang komposer sepertinya? Apartemennya biasa, tak ada harta yang membuat perampok menandainya.
Seunghyun memeluknya. Bibir tipisnya menyentuh kepala Jiyong pelan, sembari membisikkan serangkaian kata rindu.
"Jadi, kau akan membawaku ke mana?" ucapnya setelah melepas pelukan, "apa ini sebuah kencan?"
"Bisa kau bilang begitu," gumam Seunghyun, "mungkin kencan terakhir kita, Jiyong-ah."
Sialan. Seunghyun menghancurkan momen mereka. Mengingatkan kembali bahwa lelaki berusia 30 tahun itu akan menjalani wajib militer. Melepas sejenak semua kesibukannya demi bela negara selama 2 tahun.
Jiwon tak lagi menjawab. Ia menarik Seunghyun untuk segera pergi ke tempat tujuan.
"Hanya untuk 2 tahun. Kau tidak berencana untuk melarangku pergi, kan?"
"Tidak apa-apa." gumamnya pelan. "Tolong jangan bahas ini lagi."
Seunghyun melirik Jiyong sekilas. Lelaki yang lebih muda itu terlihat sedih. Dan ia benci menerima kenyataan bahwa dirinya lah yang membuat Jiyong sedih.
Mereka sampai pada tujuan. Sebuah hotel bintang lima yang merupakan pertemuan perdana mereka.
Jiyong terkekeh kecil, "Apa yang akan kita lakukan di sini, hyung?"
"Well, uhm, aku mengajakmu menginap di sini," ucap Seunghyun sedikit ragu, "aku ingin melakukan sesuatu."
Jiyong keluar dari mobil dan berjalan berdampingan dengan Seunghyun. Ia berjinjit sedikit, hingga bibirnya mendekati telinga Seunghyun. "Kalau sesuatu yang kau maksud adalah seks, kita tak perlu melakukannya di hotel mahal ini. Yeah, kecuali kau memiliki fantasy sex yang tak mungkin di lakukan di apartemenku."
Seunghyun menyeringai tapi tak membalas. Mereka melakukan check in terlebih dahulu. Lelaki bersurai pink itu menarik Jiyong menuju lift dan menekan tombol rooftop.
"Hyung," panggil Jiyong, "kupikir kau salah tekan. Bukannya kamar kita berada di lantai 3?"
Seunghyun hanya tersenyum. Lift berdenting ketika mereka telah sampai pada lantai yang dituju. Seperti rooftop pada umumnya, hanya saja Seunghyun telah meminta staff hotel tersebut agar membuatnya bernuansa romantik. Ha, Jiyong pasti menertawakannya.
"Sejak kapan kau menyukai hal klise seperti ini, hm?" tanya Jiwon agak geli, "kau... berencana melakukan seks denganku di sini?"
Seunghyun memutar bola matanya, "Ayolah, aku tak sepenuhnya memikirkan seks seperti yang kau kira."
"Kau tertular hal klise dalam dramamu!" Seunghyun mengernyit, "bukannya aku tidak suka. Hanya saja, bukan seperti dirimu."
Seunghyun tak menanggapinya. Ia menekan tombol play pada tape di atas meja. "Berdansa denganku?"
Jiwon mengernyit, "Dan, sejak kapan kau bisa dansa?"
Seunghyun tersenyum penuh karisma, yang membuat Jiyong jatuh cinta kepadanya lagi dan lagi. Ia mengulurkan tangannya ke arah Jiyong dan langsung disambut oleh lelaki bersurai lime itu.
"Kau akan menyebut ini dansa terakhir kita, Choi Seunghyun?" Terdapat nada sendu dalam pertanyaan Jiwon.
"Aku belum mati, jadi jangan menyebutnya yang terakhir kali."
Jiwon meremas kecil tangan Seunghyun, "Oh, kau bilang ini kencan terakhir kita, hyung."
"Maksudku, ya, sebelum aku pergi wamil," Jiwon sedikit banyak merasa takjub Seunghyun bisa berdansa sebagus ini, "mungkin ini bisa juga disebut dengan dansa terakhir kita sebelum aku wamil."
Seunghyun menarik Jiyong ke dalam pelukannya. "Aku mencintaimu," ucap keduanya.
<<>>
Kwon Ji: hyung kau sudah tidur? Bagaimana disana? Kau baik baik saja?
Seunghyun Choi: belum, baik, dan ya. Bagaimana denganmu? Kau tidak tidur? Bergadang lagi?
Kwon Ji: aku baru saja menyelesaikan lagu milikku
Seunghyun Choi: jangan begadang, tak baik untuk kesehatanmu
Kwon Ji: hmm
Kwon Ji: hyung aku menciptakan lagu ini berkatmu
Seunghyun Choi: oh? Aku menjadi inspirasi mu? Kau harus menuliskannya pada hak cipta milikmu kalau kau terinspirasi olehku ㅋㅋㅋ
Seunghyun Choi: jadi apa judulnya?
Kwon Ji: Last Dance
Seunghyun Choi: kau teringat malam itu ya ㅋㅋㅋ
Kwon Ji: aku akan mengirimkan copy-annya untukmu besok
Seunghyun Choi: baiklah
Seunghyun Choi: sayang, sepertinya aku harus tidur duluan. Selamat malam, aku mencintaimu
Kwon Ji: ok. Selamat malam hyung, aku mencintaimu juga
nan_tab04
Hope you like it .
KAMU SEDANG MEMBACA
line chatrooms ✔️
Random"Hyung tau ga buku apa yang cocok buat kita?" "Ga," "Buku apaan?" "BUKU NIKAH HYUNG HEHEHE." warn!bxb