The Rain ( part 1 )

56 3 0
                                    

Hujan...


Tiap tetes hujan yang turun membawa kesejukan tersendiri, aku selalu suka berdiri dibawah hujan yang turun. Ada ketenangan yang kurasakan ketika menatap tetes air yang jatuh dari langit bagai anak panah para malaikat yang jatuh kebumi. Suara gemurunya ketika menimpa atap-atap bangunan terdengar seperti alunan musik yang indah.
Seperti sekarang ini, aku sedang berteduh di sebuah halte bus sambil menatap takjub hujan yang turun, kemudian perlahan aku memejamkan mata, mencoba meresapi lebih dalam ketenangan dari suara hujan itu.

" hmmm... " Aku menghelah napas legah lalu perlahan membuka mata.
"Akh.. aigo..aigo...!".

Aku terloncat kaget dan mundur sedikit kebelakang karena begitu membuka mata, aku melihat seorang namja berdiri di depanku, menatapku dengan wajah lumayan dekat dari wajahku.

" Aiss.. Ajussi, anda mengagetkanku!". Protesku.
" Apa yang sedang kamu lakukan? ". Tanya namja itu lalu berdiri di dekatku.
" Aku sedang menikmati hujan!" Jawabku santai.

Dia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Aku melototinya bingung.

" Waeyo Ajussi? Kenapa tertawa? " tanyaku penasaran.
" kamu ini lucu, bagaimana mungkin hujan bisa dinikmati? Kalau bisa, bagaimana rasanya? Mana yang lebih enak hujan atau Kimchi? ". Tanyanya seolah meledek.

Aku menatap sebal pada namja yang tingginya hanya berbeda 10 cm dariku. Namja ini baru pertama kali bertemu sudah menyebalkan.

" Tentu saja, bahkan lebih enak dari makan paling enak didunia!". Jawabku asal karena begitu kesal.
" Geuraeyo? Kalau begitu boleh aku melihat bagaimana kamu menikmati hujan itu?"

Arrggg..... Namja ini benar-benar menyebalkan.

" huffhh...". Aku menghelah napas panjang.

'Abaikan Songhye-ah, abaikan dia! Kenal juga tidak, kenapa kamu harus pusing?' Aku meyakinkan diriku sendiri untuk mengabaikan namja itu, kemudian kembali menatap hujan, mencoba menikmatinya kembali.

" yah! kenapa tidak menjawabku? ". Namja itu mencolek bahuku.

Aku menatap datar padanya, menghelah napas lalu kembali menatap kedepan.

"yah!!.. kamu marah padaku? " Tanya Namja itu lagi.

Namja ini benar-benar bawel sekali, kenal saja tidak tapi sok akrab begitu.

" Mianhamnida Ajussi, eomma melarangku berbicara dengan orang yang tidak dikenal."

Ucapku lagi asal agar namja itu berhenti mengajakku berbicara.

" kalau begitu ayo kita kenalan!?". Dia ini.. aughhrrr... Aku menatapnya dengan sebal.
" Arrasoyo..! Mianhaeyo.". Dia ikut diam.

Beberapa menit kami terdiam, hanya kesunyian dan suara rintik hujan yang terdengar.

"umm... hey kenapa kamu menyukai hujan?". Namja itu kembali membuka pembicaraan.

Aku diam, tidak menanggapi.

" hey.. menurutmu kenapa harus ada hujan? "

Hm pertanyaan konyol macam apa itu. Dan kenapa terus memanggilku 'hey' seperti aku tidak punya nama saja.

" Ajussi berhenti memanggilku 'hey' aku punya nama 'SongHye' bukan 'hey!' ".

Dia hanya tersenyum.

" SongHye-ssi.. bukankah hujan itu menyebalkan? ". Kali ini aku melototi namja yang berdiri di dekatku itu.

Dia menyandarkan kepalanya di dinding halte bus, menatap lurus kedepan.

" Hujan itu menyebalkan. Kenapa pula harus ada hujan. Bukankah jauh lebih indah dan menyenangkan jika salju yang turun."

The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang