Dengan lelah Wonwoo menghela nafasnya. Sejak awal pilihan untuk menjadi ketua kelas di sekolah khusus laki-laki memang pilihan yang salah. Tidak akan salah kalau isinya anak-anak yang baik, masalahnya kelas Wonwoo berisi anak-anak yang tidak baik. Kadang Wonwoo berharap, sekali saja mereka mau mendengar. Tetapi namanya anak-anak yang tidak baik mana mungkin mereka mau mendengar barang 1 kata pun.
Wonwoo terlarut dalam pikirannya sampai seorang guru yang berperawakan pendek datang dari arah pintu masuk kelas. Kelas yang awalnya ricuh masih tetap ricuh bahkan sampai si guru telah menginjakkan kaki di podium depan kelas.
Melihat tatapan si guru, Wonwoo dapat menduga bahwa sebentar lagi dia akan meledak dan Wonwoo lah yang akan menjadi sasarannya karena dia seorang ketua kelas.
"Dimana ketua kelas kalian?"
Semua murid di kelas itu memandangnya. Dan Wonwoo hanya bisa merutuki dirinya, takdirnya, guru tua itu, murid-murid kelasnya, dan semua orang di dalam hati. Dengan malas dia berdiri dari tempat duduknya.
"Kau ketua kelas? Kenapa tidak mengatur teman kelasmu, hah?"
"Karena mereka bukan temanku dan mereka tidak mau atau tidak bisa diatur."
Inginnya menjawab begitu, tetapi Wonwoo hanya bisa mengucapkan maaf sambil membungkukkan badan. Setelah itu dia menyuruh anak kelasnya untuk memberi salam untuk guru itu.
Dan tanpa dia sadari, seseorang menatapnya dengan haus.
GREY
Jeon Wonwoo, Kim Mingyu
Seventeendaydreamingyu
Entah sudah yang keberapa kalinya Wonwoo mengeluh. Kalau bukan karena buku-buku latihan anak kelasnya yang berat, pasti dia mengeluh tentang anak kelasnya yang padahal disuruh oleh si guru untuk 1 orang menemani Wonwoo mengambil buku yang tidak sedikit itu.
Sesampainya Wonwoo di kelas, dia masih harus membagikan buku-buku itu ke pemiliknya. Dan masih belum ada satu orang pun yang hati nuraninya tersentuh untuk membantu Wonwoo mengangkut buku-buku itu.
Tangan Wonwoo sedang penuh dengan tumpukkan buku dan Wonwoo sudah baik hati datang ke tempat duduk mereka satu persatu, hanya tinggal mengambil buku yang paling atas, dan selesai. Tetapi lebih dari satu orang yang menjahilinya, bukannya langsung mengambil buku masing-masing.
Ada yang mencolek dagunya sambil berkata 'hei, cantik.' Ada juga yang berkata 'kalau aku ambil hatimu saja boleh?'. Bahkan ada yang memukul pantatnya keras-keras, menyebabkan dia hampir terjungkal ke depan dan mungkin bisa menjatuhkan buku-buku yang ada di tangannya.
Wonwoo mulai lelah atau memang sudah lelah di jahili terus, sampai akhirnya dia menghampiri sebuah bangku yang terletak agak di pojokkan.
"Tolong ambil bukumu."
Wonwoo berkata dengan dingin tanpa menatap wajah orang yang dia ajak berbicara. Namun yang orang itu lakukan hanya memandangnya. Wonwoo lama-kelamaan jadi kesal, sehingga dengan terpaksa harus melihat wajah orang yang memandangnya.
Wonwoo mengenalnya tentu saja, selain karena mereka sekelas, orang itu juga terkenal dan adalah hal yang biasa mendengar orang-orang di sekolahnya ramai membicarakannya. Namanya Kim Mingyu, meskipun dia terkenal, Wonwoo merasa dia begitu misterius. Tidak ada yang pernah membicarakan tentang seluk beluk kehidupannya selain tentang dia tampan dan dia pandai mempermainkan wanita di luar sana. Seakan-akan kehidupannya tidak pernah ada yang tahu dan tidak ada yang mau tahu juga. Dan hal itu yang membuat Wonwoo penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] Grey ; Meanie
Fanfiction⚠️ Vampire AU! Wonwoo melihat dengan jelas, bagaimana mata itu berubah warna menjadi warna merah. Dan saat itu Wonwoo tahu, bahwa dia tidak akan pernah bisa lepas dari tatapan mata merah itu.