Guinea pig

1.4K 89 5
                                    

Malam ini tak biasanya sahabatku Jun memintaku untuk menemaninya jalan-jalan di sekitar taman sambil terus memikirkan apa yang dia pikirkan hingga mengajakku ke taman ini, seumur aku mengenal Jun dia tak pernah mengajak wanita satu pun  untuk menemaninya menikmati udara malam seperti ini.

Siang itu dia terlihat terburu-buru dengan motor matic nya menemuiku di tempat kerja. Aku melihatnya dengan tatapan bingung karena tak biasanya seorang Junhui sampai meluangkan waktu untuk menemuiku sampai membolos kuliah, dan semakin membuat mataku membulat ketika ia memohon untuk menemaninya malam nanti. Aku tak tahu kenapa dia tiba-tiba mengajakku sampai memohon seperti anak kecil yang meminta gulali kepada ibunya, aku hanya menganggukan kepalaku tanpa memandangnya karena pipiku seketika memanas saat melihat wajahnya yang terlampau tampan.

Entah sudah berapa lama aku menduduki bangku panjang yang di sediakan di taman ini, tak ingin beranjak hanya sekedar membeli minuman atau cemilan yang di jual di sekitar taman, aku hanya melirik jam yang melingkar cantik di pergelangan tangan kiriku.

"Apa aku berlebihan dengan pakaian ini?" Tanyaku sendiri, aku kini hanya memakai dress selutut berwarna pink pastel dan sweater berwarna putih di tambah sepatu kets berwarna putih pula,rambut yang ku biarkan tergerai membuatku semakin terlihat feminim.

"Apa aku tak berlebihan memakai make up?" Tanyaku lagi dengan sesekali melihat pantulan wajahku dari cermin kecil yang ku bawa dari tas selempang berwarna pink berbalut putih yang sangat senada dengan pakaianku.

Aku hanya memoleskan sedikit bedak dan liptint di bibir agar tak terlihat lelah sepulang kerja, tak biasanya aku memperhatikan penampilanku sedetail ini, apa karena Jun yang mendadak memintaku menemaninya?

Samar-samar terlihat lelaki bertubuh tinggi itu mendekatiku, aku menyipitkan mataku memastikan apa benar dia orang yang ku tunggu.

"Jun." Ucapku saat lelaki itu berjalan semakin dekat.

Dia tersenyum, demi tuhan aku bahkan tak bisa mendeskripsikan senyumannya kali ini. Dengan balutan shirt dan kemeja berwarna merah yang ia kancingkan bagian bawah saja, dan celana ripped jeans panjang semakin membuatku ingin terus memuji ketampanannya.

"Maaf menunggu lama aku bahkan tak tahu harus memakai pakaian yang mana tadi." Ucapnya polos.

"Tak apa aku juga baru sampai jun." Jawabku sedikit berbohong padanya, faktanya aku sudah menunggunya hampir 1 jam tapi melihatnya sekarang rasa kesal dan bosanku seketika lenyap.

"Hey lihat di atas, kenapa langitnya begitu indah." Ucapnya sembari memandang keatas.

Aku mulai mengikutinya melihat langit hitam yang bertaburan bintang, sungguh ini indah dan manis.
Aku tersenyum saat memandang jun yang terlihat sibuk melihat ke atas dengan tatapan takjub.

"Kau menyukainya jun?" Tanyaku.

"Sangat, aku sudah lama tak menghabiskan waktuku seperti ini. Hanya kuliah dan bekerja yang terus saja kujalani, kau tahukan aku tinggal sendiri di kota ini." Jawabnya tanpa menatapku balik.

Ya dia memang tinggal sendiri karena orang tuanya berada di China, dia tak ingin membebani orang tuanya hingga sesekali mengambil pekerjaan paruh waktu bila senggang.

"Kau cantik malam ini,aku sampai tak mengenalimu tadi." Lanjutnya.

'Blush' pipiku seketika bersemu merah, bahkan aku tak bisa mengontrol jantungku yang kini berdetak tak karuan, rasanya ingin ku lempar jauh agar Jun tak mendengar detak jantungku yang kelewat kacau.

"Kenapa kau duduk sangat jauh denganku eoh? Kemarilah." Ucapnya saat melihatku yang terduduk sedikit berjauhan dengannya.

Aku sedikit menggeser tubuhku agar mendekati lelaki berambut coklat itu. Dan saat aku sudah duduk berdekatan dengannya, tangannya merangkul pinggangku, aliran darahku serasa berhenti seketika, jantungku semakin tak karuan, apa yang dia lakukan sangat tak biasa, Tuhan apa yang harus aku lakukan sekarang?

"Aku tahu ini tak biasa bagimu, tapi aku benar-benar tak bisa berpikir jernih akhir-akhir ini karena wajahmu selalu menghantui pikiranku." Ucap Jun menatapku dalam, dia merubah posisi duduknya kini menghadapku dengan kedua tangannya menyentuh pundakku agar posisi kita saling berhadapan.

"Jun apa kau sakit? Tak biasanya kau seperti ini?" Tanyaku yang sudah tak bisa mengontrol detak jantung dan semburat merah yang sudah merata dengan wajahku.

"Aku sehat, tapi bagaimana aku mendeskripsikan perasaanku ya? Apa kau bisa membantuku menemukan jawaban kenapa aku selalu memikirkanmu akhir-akhir ini?" Jawabnya dengan mata indahnya semakin memperdalam tatapannya.

Aku hanya bisa diam dan tak tahu apa yang aku bisa katakan lagi, sungguh dia membuatku tampak bodoh dengan ucapan yang terus ia lontarkan, tak biasanya dia seperti ini aku pikir dia kesurupan atau semacamnya.

"Jun tak biasanya kau seperti ini, aku ini sahabatmu bagaimana bisa kau mengatakan itu? Kau Jun kan? Bukan setan yang memasuki tubuh Jun?" Tanyaku memastikan bahwa lelaki yang kini berhadapan denganku memang Jun.

"Jadi apa kau mau membantuku menjawab semuanya dengan menjadi teman dekatku? Ah maksudku sebagai sepasang kekasih?" Tanyanya mengabaikan pertanyaanku.

Aku semakin tak berkutik mendengar ucapannya barusan, hatiku sekarang sudah seperti bom meledak, rasanya beribu-ribu petasan meledak dan terdengar di telingaku, aku tak dapat berkata lagi hanya 3 kali anggukan kepala yang ku berikan pada Jun sebagai jawaban.

"Wooaa aku sampai sesak menghapalnya, hey apa wajahku terlihat gugup?" Ucapnya dengan sesekali menutupi wajah tampannya dengan kedua tangannya.

Aku terdiam sedikit mencerna apa yang ia ucapkan sebelumnya sembari sedikit menggeleng.

"Terima kasih, berkat kau aku tak akan gugup lagi besok." Ucapnya dengan mata yang berbinar.

"Besok? Tunggu Jun aku tak mengerti dengan ucapanmu, coba kau jelaskan perlahan." Pintaku.

"Jadi semua yang ku katakan tadi itu untuk hyemi besok malam, dan kau mengangguk setuju, jadi hyemi pun pasti akan mengangguk setuju, iyakan???." Jelasnya dengan wajah tak berdosa dan percaya diri yang tinggi.

aku tersentak dengan ucapanya, mataku terbuka lebar. Aku benar-benar tidak percaya kalau dia membuatku menjadi 'percobaannya'.

aku berdiri, mengangkat tasku dan mendaratkannya tepat di wajah jun yang masih belum sadar dengan kesalahan yang ia perbuat padaku, sahabatnya sendiri!

'brukk'

SIALAN KAU JUN!!!!

*****
*********
*************

Ekhem...

Annyeong ^^

Aku baru pertama kali bikin note di imagine seperti ini 😂😂😂

Terima kasih sudah menyempatkan membaca imagine ku 😚😚
Terima kasih juga buat kak @pinkxnu yang sudah membantuku dalam pembuatan imagine ini 😘😘😘

Btw maaf dengan semua imagine recehku ini 😭😭 masih banyak typo dan bahasa yang alakadarnya 😔😔

Aku buat imagine 13 member seventeen di beda-beda postan 😂😂 jadi jika sudah komplit 13 imagine, semua akan di lanjut di imagine member masing-masing, biar gak pusing juga ntar 😁😁

Sekali lagi 감사합니다 😙😙😙

IMAGINE / JUNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang