P. 2

1.1K 72 27
                                    

terimakasih sebelumnya buat yang udah vote dan juga komen di part sebelumnya eh yang baca juga terimakasih . heheh. semoga di part ini makin banyak yang baca makin banyak yang suka juga yah :*

---------------------

Ai, Kiena dan juga Shiera melewati lapangan outdoor basket, mereka baru saja dari kantin. Shiera menghentikkan langkahnya saat tatapannya berhenti pada satu sosok pria yang tengah menatap ring basket dengan membasuh peluh yang menetes di keningnya. Pria itu adalah Ben, ketua tim basket sekolah yang baru saja membawa piala emas dari pertandingan basket sejabodetabek antar SMA.

          Ai dan juga Kiena yang sudah berniat untuk berbelok kearah kiri menuju tangga sekolah namun dihentikkannya langkah mereka saat dirasa kurang diantara mereka. tatapan keduanya menoleh kebelakang dan melihat Shiera tengah fokus pada sosok di tengah lapangan, keduanya menepuk dahi masing-masing saat tahu hal apa yang membuat sahabatnya itu menghentikkan langkahnya.

          “Ben, sini deh.” Kiena berteriak memanggil Ben dan segera menghampiri sahabatnya itu. Ai tertawa cekikikan saat tahu apa yang dilakukan Kiena sementara Shiera langsung melotot tak percaya dan menatap tajam mata sahabatnya yang sudah berdiri disampingnya itu.

          Ben langsung saja berlari kecil menuju Kiena, “ Ada apaan?” Tanyanya saat jarak diantara mereka berdekatan.

          “Ada yang mau ngasih minum sama lo.” Kali ini giliran Ai, Ai menatap sebotol air mineral yang belum dibuka segelnya ditangan kanan Shiera. Alis kanan Ben terangkat, menanyakan siapa orangnya. Sementara Kiena menyikut pinggang sahabatnya dengan pelan. Shiera baru sadar apa yang diucapkan oleh sahabatnya itu, segera saja ia mengulurkan tangannya untuk memberi air mineral itu pada Ben. Ben menerimanya dengan senyum termanis yang ia miliki, mungkin jika hati Shiera terbuat dari es, hatinya akan meleleh saat ini juga.  “Thank’s ya Ra. Tahu aja gue lagi haus.” Ben langsung membuka segel penutup botol, membuka tutupnya dan kemudian menenggaknya sampai air mineral itu tinggal setengah botol.

          Shiera menatap Ben dengan tatapan kagum, namun sosok malaikat disebelah kanannya langsung memperingatkan Shiera bahwa apa yang dilakukannya saat ini salah. “Astagfirullah.” Gumam Shiera dan membuat Kiena mengernyit tak mengerti. “Gue ke atas duluan yah.” Shiera berkilah sebelum pertanyaan itu muncul dari sahabat-sahabatnya maupun Ben. Kakinya segera melangkah meninggalkan kedua sahabatnya juga pria yang sejak pertama kali bertemu itu membuat hatinya bergetar.

          “Sahabat kalian kenapa sih? Kayanya setiap ngelihat gue kalau nggak nunduk pasti istigfar. Emang ada yang salah sama gue?” tanya Ben dengan menutup botol air mineralnya.

          “Dia itu kalau suka sama seseorang emang gitu Ben. Dia itu masih polos dan taat banget sama agama, jadi kalau dia udah sadar dia ngelakuin zinah mata maka dia bakal istigfar.” Jelas Ai yang hanya dijawab anggukan kecil, namun sedetik kemudian matanya melotot saat ada kalimat yang menjurus pada sebuah perasaan suka.

          “I, please jangan bercanda deh. Mana mungkin cewek sealim Shiera naksir gue. You know-lah, gue itu anaknya gimana. Shalat aja jarang-jarang.” Pinta Ben dengan tertawa garing.

          “Ai nggak bohong Ben, please deh perhatiin gimana sikap Ai. Lihat perbedaan sikap dia ke lo sama sikap cowok-cowok yang lain.” Kiena meyakinkan Ben.

          “Kalian telat ngasih tahu guenya. Eh, bilang Shiera yah makasih buat airnya sama buat perasaannya, maaf belum saatnya.” Ben berjalan mundur sebelum ia memutar tubuhnya dan kembali lagi kelapangan basket.

          “Maksud Ben apaan?” Tanya Ai tak mengerti, Kiena hanya menjawab dengan kedikan kecil dibahunya. Keduanya berjalan menuju kelas mereka, terlebih bell sebentar lagi akan bernyanyi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2013 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Panggil Dia, AiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang