START

124 2 0
                                    


#START

.

Oh Gyuwoon merapikan lipatan gaunnya gugup, berusaha terlihat senormal mungkin di tempat yang sama sekali asing baginya ini.

"Kau akan menyukainya, sungguh."

"Kau tidak akan melemparku pada seorang hidung belang bukan?" tanya Gyuwoon takut yang langsung dibalas kibasan tangan oleh Valerie.

"Clientmu adalah bocah chaeboll, jadi jangan khawatir."

Meskipun Val selalu meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja, tetap saja Gyuwoon merasa gugup dan takut.

Gyuwoon kembali memoles lipstick di bibirnya setelah Val pergi, dan memastikan bahwa aroma parfume-nya tercium namun tidak menyengat.

"Oi, boleh kuhajar supirmu ini tidak sih?" seru Val menuding ke arah Hoseok yang menatapnya khawatir.

"Tenang saja Hoseok-a, aku akan baik-baik saja."

"Aish, Nona, ayo kita pikirkan jalan lain untuk menghindari pernikahanmu dan—Hmmpp?!"

Hoseok tak bisa melanjukan kalimatnya karena Val telah menguncir bibirnya dalam sebuah ciuman yang dalam. Val mengibaskan tangannya lagi, mengisyaratkan Gyuwoon untuk segera masuk ke kamarnya.

:::::

Ini memang gila, tapi Gyuwoon kepalang tidak peduli dengan semua itu. Dia tidak punya pilihan lain, dia hanya perlu hamil dan melahirkan seorang anak bukan? Ya, orangtuanya tidak pernah bilang bahwa dia harus menikah.

Gyuwoon benci pernikahan, terutama pernikahan yang dipaksakan. Terlebih pria yang harus dinikahinya adalah orang yang dulu sering mengerjainya.

Terdengar kekanakan memang, tapi itu lebih dari cukup untuk membuat Gyuwoon membencinya. Dan disinilah dia, bertingkah layaknya salah satu jalang di club melayani pria hidung belang demi sebuah benih di rahimnya kelak.

Dia tahu ini keputusan terbodoh dalam hidupnya, dia tahu apa resiko yang harus dia ambil. Mungkin di tendang dari rumah? Ah, itu terdengar lebih baik sekarang.

Gyuwoon masih berdiri menatap keluar jendela kaca, jalanan kota Seoul terlihat cantik dari atas sini. Tapi Gyuwoon tidak dalam mood yang baik untuk mengaguminya.

Tubuhnya menegang seketika, ketika terdengar ketukan pelan dari pintu. Gyuwoon tak sanggup untuk melihatnya, jadi dia memutuskan untuk mempertahankan posisinya seperti ini dengan bersidekap tangan.

Tengkuknya meremang, hanya dengan langkah teratur ketukan sepatu yang mendekat ke arahnya. Matanya mendelik saat merasakan dada yang bidang menyapa punggungnya, merangkumnya dalam kehangatan yang tidak asing. Tanpa Gyuwoon sadari airmata telah menggunung di pelupuk matanya, tangan pria itu bergerak meraih kedua tangan Gyuwoon. Pria itu dengan mudah menggenggam tangan mungil Gyuwoon dengan kedua tangannya yang hangat.

Gyuwoon telah memantapkan hatinya jauh-jauh hari, dan sekarang adalah saatnya. Mengikuti insting kewanitaannya, Gyuwoon memiringkan kepalanya, memberi akses untuk sang client menikmati leher jenjangnya. Gyuwoon memejamkan matanya, berusaha menikmati kecupan lembut di lehernya, namun segera terputus oleh suara husky dari clientnya.

"Kau serius akan melakukan ini? Sebegitu bencinyakah kau padaku, Gyuwoonie?"

Gyuwoon langsung memutar tubuhnya, "K-kim Taehyung!" pekiknya tertahan, dan mulai bergerak panik untuk lepas dari cengkraman Kim Taehyung.

"Kau pikir Val noona  akan membiarkanmu disentuh oleh pria lain, he?"

Gigi Kim Taehyung bergemeletuk, dia marah pada dirinya sendiri yang belum bisa mendapatkan hati gadis yang dicintainya dan membuat gadisnya menjadi seperti ini. Gyuwoon tak menyahut atau merespons apapun, dia malu pada dirinya sendirinya jujur saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

In Mood for LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang