Mataku mendelik dan langsung menatap Dylon. Kapan aku menjadi teman dia? Bukannya aku dan dia baru berkenalan saja, batin Rachel.
"jadi kalian sudah berteman?"heran zeze. "setau gue, lu orangnya susah untuk diajak berteman apalagi mau berkenalan sama orang yang-"belum sempat menyelesaikan perkataannya Rachel langsung menyela. "yeee, maksud lu, gue?! "kataku yang langsung menoyor kepalanya.
"dylon, kenapa lu anggep gue temen? Sedangkan cewek-cewek di kelas tadi minta kenalan aja nggak lu ladenin".
"itu karena, lu beda dari mereka. Nggak tau kenapa?gue bisa menyimpulkan seperti itu, rachel."ucapnya yang memberi penekanan RACHEL.
"beda dari mereka?berarti rachel punya kelainan dong,"canda zeze yang cengar-cengir. "enak aja kalo ngomong,"sewot rachel.
Dylon hanya tertawa ketika melihat kelakuan mereka berdua, "berarti hari ini kita resmi jadi teman. Mumpung gue lagi baik hari ini, bagaimana sekarang kalian gue teraktir? "ucap dylon.
"HOREEE, berarti kita bakalan makan banyak."dengan girang mereka berdua berteriak secara bersamaa.
Teriakan yang membuat seluruh mata siswa yang ada di kantin tertuju pada mereka. Kedua orang ini tidak peduli dengan keadaan sekitar, yang mereka pikirkan hanya makan, karena soal makanan bagi mereka nomor satu.
¤¤¤
Aku berdiri di depan pintu, lalu menekan bel rumah, ting tong. Muncul wanita tua yang terlihat lelah sambil membawa celemek di pinggangnya, wanita tua itu adalah Bi Siti. Dia wanita yang mengurus rumah sejak aku berusia tiga tahun.
"Non, sudah pulang?"ucap bi siti.
"sudah Bi, mama sama papa sudah pulang? "tanyaku.
"tuan dan nyonya belum pulang,non. Tapi, nak Farhan ada di rumah, dia belum makan sejak pagi dan bibi tidak tahu dia ada dimana sekarang, "kata bi siti dengan nada khawatirnya.Tidak perlu banyak bertanya, aku langsung pergi ke halaman belakang rumahku, karena aku tahu bagaimana sifat adiknya yaitu farhan.
Dan benar, terlihat seorang anak laki-laki berusia tujuh tahun sedang duduk dengan menompang wajahnya menggunakan kedua lutut kakinya, matanya yang memerah menandakan bahwa ia habis menangis.
"farhan! ",panggilku sambil menepuk pelan pundaknya.
Farhan menoleh dan langsung memeluk diriku. "ka-kak,"ucap farhan tersenggak-senggak. "kakak, kenapa mama sama papa marah padaku?aku hanya ingin mereka datang ke acara sekolahku. Apa bagi mereka pekerjaan lebih penting dibanding dengan diriku? ".
"bukan seperti itu, mereka mungkin sedang sibuk, mangkanya mereka tidak bisa hadir ke acara sekolahmu, "kataku yang mencoba memberi pengertian dengan suara yang datar. "ku dengar, kamu belum makan sejak pagi?sebaiknya kamu makan terlebih dahulu, lalu kakak tersayangmu ini akan mengajakmu jalan-jalan". Seketika wajah adiknya berubah menjadi senang bukan kepalang dengan perkataan kakak tersayangnya.
Di dalam hati cewek ini juga memiliki kekecewaan yang amat mendalam terhadap kedua orang tua nya, karena mereka lebih mementingkan sebuah pekerjaan dibandingkan dengan kebahagiaan dan kebersamaan sebuah keluarga.
Setiap harinya, cewek ini pergi sekolah dengan wajah yang muram, tapi sesampainya di sekolah cewek ini seketika berubah menjadi gadis yang ceria. Dia melupakan kesedihan dan kekecewaannya terhadap kedua orang tua nya, karena ada seseorang yang membuat dia bahagia, membuat dia melupakan beban yang terpendam di dalam hatinya, membuat dia tersenyum di setiap hari-harinya. Padahal dia baru mengenalnya selama enam bulan, suatu hari ini perasaan cewek itu seketika berubah menjadi cinta.
------
Untuk pertama kalinya aku membuat cerita ini, jadi buat kalian tolong jangan segan untuk beri aku saran.
Makasih untuk kalian yang mau membaca ceritaku😊😊😊Irna oktiani
KAMU SEDANG MEMBACA
Tetap Setia Menunggumu
Teen FictionProlog Hari pertama masuk kelas baru sudah buat semua siswa menatapku dengan sinis. Karena Dylon Calvero Martin, anak pemilik sekolah Tri Bakti. Yang ternyata satu ruang dan duduk sebangku dengan diriku. Dari awal itulah aku, dylon dan zeze menjadi...