Kakakku sang penggemar televisi.
"Assalamualaikum, ade pulanggg" sahutku saat memasuki rumah.
Namaku Aisyah Fitri, panggil saja aku Aisyah. Aku adalah anak kedua dari dua bersaudara. Aku mempunyai seorang kakak perempuan yang kini menduduki bangku perkuliahan."Assalamualaikum, Anyone home?" Lanjutku dengan lebih mengeraskan suara
"Kayaknya gak ada orang deh di rumah, tapi kenapa pintunya gak di kunci ya ? Apa bunda lupa ?" Ucapku dalam hatiAku adalah seorang siswi sma kelas 1 di sebuah sman di depok.
Bunda adalah seorang dokter dan ayahku adalah seorang hakim. Ayah bekerja di semarang, ayah pulang setiap seminggu sekali. Kakak juga berkuliah di tanggerang. Kami semua mempunyai aktivitas yang berjauh-jauhan.Segera kutinggalkan pikiranku yang buruk-buruk itu. Sepulang sekolah, aku mengganti pakaian, shalat, dan makan. Sejenak aku beristirahat sambil mengecek pelajaran yang telah disampaikan di sekolah, tak berapa lama setelahnya, aku bergegas kembali untuk mengerjakan pr dan tugas-tugasku.
Dapurku terletak di bagian belakang, setelah ruang makan dan ruang keluarga. Saat aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minum dan cemilan,
"Masya Allah kakak, dari tadi kamu ada di rumah ?" Tanyaku dengan nada sedikit emosi melihat kakak yang nampaknya sedari tadi sudah berada di ruang keluarga.
"Iya, emang kenapa ?" Jawabnya santai dengan pandangan yang tak lepas dari televisi.
"Astaghfirullah. Aku masuk teriak2 Assalamualaikum gak di jawab, ternyata kamu tuh lagi fokus, iya fokus, fokus sama tv bukan fokus belajar. Sampe salam aja gak di jawab, subhanallah" ucapku panjang lebar dengan gaya menasehati.
"Bawel ah, waalaikumsalam" ucapnya dengan pandangan yang belum juga terurai dari televisi sedikitpun.
"Kak kamu liat apa sih dari televisi ? Kan itu lagi iklan kak ? Aneh kamu. Kayak orang kehipnotis sama televisi tau gak. Astaghfirullah" terusku kebingungan
"Liat televisi lah" jawabnyaSudah berapa kali kejadian seperti ini terjadi. Kakakku sering sekali menonton televisi dengan jarak yang dekat, waktu yang terbilang lama, dan lupa akan segala hal. Menurutku, seperti terhipnotis oleh televisi tersebut. Memang benar sih, televisi itu berdampak baik karena memberi kita informasi yang berguna, tapi televisi tersebut juga akan berdampak buruk apabila kita mempergunakannya dengan salah. Apalagi kakakku bukanlah orang yang mudah untuk dinasehati. Dan dampak buruk dari televisi itu pun terbilang banyak jumlahnya. Semoga kakak dapat mengerti dampak baik dan buruknya, dan dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari ini. Karena sesuatu yang berlebihan itu tidak akan baik, ia juga akan membuat kita berlebihan pula. Ia juga yang akan merugikan diri kita.