END for AND?

70 7 2
                                    

"Jadi.."
"Maafkan aku,"
Panda menaikkan sebelah alisnya dan menatap Donghae bingung. "Maaf?" Tanya Panda pada Donghae yang sedang menundukkan kepalanya itu.
"Aku rasa malam ini tidak ada yang salah. Semuanya aku su-"
"Aku tau. Kau berfikir ini adalah dinner sama seperti yang biasa kita lakukan. Tapi.." Donghae menghentikan ucapannya dan mulai menatap Panda dengan tatapan sayunya. Membuat Panda semakin dibuat bingung dan cemas melihat Donghae yang seperti ini.
"Apa? Tapi apa, Donghae?" Desak Panda yang tak sabar melihat Donghae tidak kunjung melanjutkan bicaranya.
Donghae menghela nafasnya panjang dan mulai menatap Panda serius. Tangan kanannya meraih jemari Panda dan meremasnya kencang.
"Maafkan aku. Aku rasa kita harus mengakhiri semuanya."
Panda tersentak mendengar penuturan kekasih enam tahun nya itu. Apa? Akhiri semuanya? Apa yang harus diakhiri? Kenapa harus berakhir? Pertanyaan itu mulai memenuhi fikirannya. Ia menatap Donghae dalam-dalam seolah mencari jawaban di kelam mata pria itu.
"Aku tidak menger-"
"Kau mengerti maksudku. Aku rasa semuanya, maksudku, hubungan pacaran kita sudah harus diakhiri. Aku tidak tau kenapa, tapi aku merasa semua ini benar-benar harus diakhiri." Potong Donghae yang masih menggenggam jari-jari Panda.
Donghae mengeratkan genggaman tangannya ketika tanpa disadari Panda mulai mengeluarkan cairan bening di pelupuk matanya. Bibirnya bergetar dan perlahan gadis itu melepaskan genggaman tangannya dengan paksa. Panda menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Tidak, Donghae. Tidak. Ada apa? Kenapa bicara seperti ini?" Lirih Panda dengan suara bergetar setelah mengusap airmata yang menuruni pipi tirusnya.
Donghae hanya menatap Panda dengan tatapan kasihan. Pria itu menunduk sejenak dan memejamkan matanya. Setelah itu, Panda melihat pria itu sama mengeluarkan setitik airmata yang berada di ujung matanya.
"Aku rasa, tidak ada yang salah dengan semuanya. Kita baik-baik saja, dan hanya ada pertengkaran kecil di antara kita selama ini. Bahkan enam tahun kita berpacaran, kita tidak pernah merasakan putus-nyambung dalam hubungan ini. L-lalu, apa yang salah, Hae?" tanya Panda lagi dengan isakan kecil. Donghae masih terdiam dan tidak menjawab satu-pun pertanyaan yang dilontarkan Panda padanya.
Keduanya terdiam. Donghae terdiam karena tidak tau harus menjawab apa, dan Panda yang terdiam dengan suara tangisan yang begitu membuatnya sesak.
"A-aku sungguh tidak mengerti, Hae. Maafkan aku karena selalu membuatmu kesal, maaf jika selama ini aku membuatmu repot. Aku tau aku punya banyak kesalahan yang membuatmu lelah menghadapi gadis sepertiku...
"Tapi aku tidak menyangka jika kau sampai berniat meninggalkanku. Maafkan aku, Hae. Tolong. Aku berjanji akan berubah, aku tidak akan membuatmu susah lagi. Tapi jangan.. hiks, jangan tinggalkan aku.. aku mohon."
Panda menepuk-nepuk dadanya yang terasa sesak. Airmata nya kini mengalir deras dan membasahi seluruh wajahnya. Bahunya bergetar hebat. Rasa sesaknya tidak bisa dikurangi meskipun ia sampai menangis darah sekalipun. Panda memejamkan matanya ditengah tangisannya yang masih belum berhenti.
Donghae bahkan tidak menjelaskan apapun yang bisa membuatnya mungkin sedikit tenang. Pria itu hanya terdiam dan memandangnya tanpa bicara apapun. Mungkin pria itu hanya merasa iba padanya hingga ikut menangis. Tapi, bukan ini yang Panda harapkan. Ia hanya berharap sebuah alasan agar ia tau kenapa semua harus berakhir.
"Maafkan aku, Panda. Maafkan aku. Jika takdir kita berpacaran hanya sampai enam tahun, maka kuharap kau mau menerima itu. Mungkin saat ini kita harus membuka lembaran baru untuk kita tulis di kisah yang baru. Mungkin kita memang harus mengakhiri semuanya sekarang. Aku berusaha untuk tetap bertahan, tapi aku tidak bisa lagi. Maafkan aku."
Panda mendongak dan mendapati Donghae sedang menatapnya sedih. Pria itu berdiri dari kursinya dan berjalan ke arahnya. Donghae berlutut di depan Panda, meraih tangan kanan Panda dan mengecupnya lama.
"Terima kasih untuk selama ini. Berubahlah menjadi lebih baik seperti yang kau inginkan, berubahlah untuk masa depanmu, Panda." Setelahnya, Donghae berdiri dan mulai berjalan meninggalkan Panda yang masih menangis kencang di taman sendirian. Meninggalkan semua rasa sakit yang harus ditanggungnya sendirian di taman.

-------------------------

Malam itu, perayaan enam tahun hubungan mereka harus diakhiri dengan kepergian Donghae tanpa alasan yang jelas. Panda hanya bisa mengasihani dirinya yang sampai detik ini masih merasakan luka itu. Bahkan semua itu sudah melewati minggu ke tiga sejak malam menyakitkannya terjadi. Namun otaknya seperti kaset rusak yang terus-menerus memutar ingatan tentang malam itu.

[ONESHOOT] END for AND?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang