Masih kuingat
suara bisingnya tengah kota
yang tertimpa oleh suaramu
yang tertimpa oleh tawamu
Masih kuingat
tatapan matamu di toko yoghurt seberang sana
begitu dalam dan hangat dirasa hatiku
Masih kuingat
bunyi hembusan nafasmu
setiap kali aku menyandarkan kepalaku di bahumu
Masih kuingat juga
wajahmu saat kau tertidur di kereta malam itu
Sampai akhirnya,
suara bising tengah kota itu berubah
menjadi keheningan yang hampir membuatku tuli
tatapan mata itu,
tak lagi memancarkan kehangatan
hembusan nafas itu,
tak pernah terdengar lagi
dan suara detak jantung itu,
berubah menjadi detakan yang begitu cepat
saat itulah,
aku sadari
bahwa ada waktu dimana
seseorang yang kita kira adalah segalanya bagi kita
bukanlah sepenuhnya segalanya bagi kita
seseorang yang kita kira mampu memberikan segalanya bagi kita
bukanlah orang yang sepenuhnya mampu memberikan segalanya bagi kita
bukankah seseorang yang kita kira segalanya bagi kita hanya titipan saja?
yang nantinya akan menjadi sebuah karakter dalam sebuah cerita
yang berbekas di dalam hidup kita
perlu kusadari,
inilah akhirnya.
cerita kita tinggal cerita lama
yang hanya akan kuingat
tanpa ku tangisi
karena aku sadar,
ketika hal itu terjadi kau bukanlah segalanya lagi bagiku.
YOU ARE READING
In A Blink Of An Eye
Poetry"Dunia semakin berubah. Namun, bukan hanya dunia saja yang berubah Cerita tentang dirimu, kalian, dan aku Juga berubah dalam sekejap mata"