Part 1

110 5 0
                                    

Di suatu siang, aku yang pernah terluka menghilangkan senyum di bibirku,perih.. Ia datang..

"Hei." Tegurnya sambil mengulas senyum tipis, persis setipis saat kami bertemu um... Sekitar 4 tahun yang lalu

Aku membeku. Apa yang harus ku katakan?

"Oh.. Hei.. Ray"
"Raynadi putra" lanjutku

Ia menatapku!!! Ia menatapku!! Mengapa aku menjadi salah tingkah seperti para remaja!?

(Jam beker berbunyi)
'Kriingg.. Kringgggg'

Klik.
"Sialan. Mimpi lagi" gumamku dalam hati

"Dik! Bangun sudah pagi!" Teriakan kak audy bising mengisi telingaku dipagi hari

Aku beranjak dari kasurku lemas, menekan tombol On pada mini speakerku, lagu To ü terputar disana untuk menyemangati pagiku

Believe me i could live without you
But i really don't want to~
Believe me i could love without you
But i really don't need to~

How can i get back to youuuuu

~ Tett tereteeet torett tet tet

Liriknya sangat pas dengan kisahku saat ini.. Mantan.

Brrrr, sial aku lupa menghidupkan air hangat lagi.

(Skip)

Ku jejakan kakiku yang 'katanya' semampai ini, lirikan ku menuju jam tangan pink yang selalu menemani ku disekolah

07.45 AM

"Tidak telat kan? Ah aku tidak peduli"
Kulangkahkan sepatu putihku yang butek ini kedalam kelas, seluruh tatapan menuju padaku, aku berteriak
"Apa yang kalian lihat hah!?"
Dan seketika mereka melanjutkan aktivitasnya masing-masing kembali. Heran.

Aku mengikuti pelajaran seperti biasanya, tidur ketika matematika dan bernyanyi ketika bahasa inggris.. (Jangan ditiru ya adik-adikku sayang)

Bisikan dan bahkan teriakan dari teman-teman untuk membangunkanku atau sekedar menyuruh diam sudah menjadi makanan sehari-hari, ya kecuali hari minggu, karena hari minggu aku akan bebas
Kalo kata syahrini sih i feel free
He..he..he
***
Siang itu dikantin aku bertemu dengannya, tangannya berayun bersama dengan gadis itu. Lagi.
Apasih cantiknya? Mengapa ray selalu mementingkan gadis itu dibanding aku ? Tinggi? Lebih tinggi aku. Putih? Lebih putih aku. Bohai? Ah kupikir aku lebih hot HAHAHA.. Terkenal? Oh jelas aku yang lebih terkenal, seluruh sekolah mengenalku, sampai semut semut dipermen karet bawah sepatu pun kenal padaku.

'Hei nina. Apa kabar?' Sapa lelaki itu menuju arahku sekitar 60 cm didepan wajahku. Kami bertatapan dan gadis itu menyangkal kalimat yang akan ku keluarkan
'Nina, besok sore aku akan merayakan ulang tahun ke 17 tahun. Aku harap kamu akan datang untuk meramaikan, temanya Red-icolous, alamatnya akan ku kirimkan via line ya.' Dan di akhir kata ia menunjukkan senyumnya yang lengkap di temani gigi gigi mungil putihnya.

Deg...

Aku harus menjawab apa sekarang? Aku menerima undangannya atau menolaknya? Secara halus atau kasar?Rrrrr someone can you help me please?

DIFFEREŃTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang