Bab 1: Memories Of Autumn

1.2K 72 16
                                    

Sekedar info saja, yang tulisan garis miring itu merupakan isi hati Yoona dan cerita ini alurnya mundur, semoga kalian gak bingung ya... aku aja bingung entah gimana hasilnya, hehehehe.

Happy reading ya!!!

Masa lalu memang sering kali menyimpan kenangan indah. tetapi sekuat apapun kita ingin kembali, waktu tak akan bergerak mundur. walaupun terkadang kita berusaha mengingat kenangan masa lalu itu bisa membuat kita menjadi terharu dan ingin kembali ke masa itu.

~ Yoona ~

5 years ago, Busan Oktober 2010

Akhir bulan September udara mulai dingin dan hujan juga mulai turun. langit yang biru, hari yang cerah, dan di saat malam udara menjadi sejuk. secara bertahap menghiasi bukit yang ditumbuhi pepohonan dengan berbagai nuansa warna antara kuning, jingga, dan merah. pada musim ini pohon-pohon yang selalu hijau seperti cemara dan aras menjadi paduan yang sangat serasi bagi warna merah dan kuning terang dari pohon-pohon lain yang meranggas, semuanya nampak indah saat musim gugur. Apalagi festival kembang api yang akan di gelar di sekitar kawasan jembatan Gwang-an yang indah. Mereka tidak ingin melewatkan sedetik pun festival itu.

Saat festival dimulai, langit busan akan berwarna merah ceria dipenuhi dengan bunga-bunga kembang api. Yoona mengabadikan moment indahnya kembang api yang berpadu dengan jembatan Gwang-an yang spektakuler, namun tanpa diduga seseorang menabrak bahunya dan membuat Yoona hampir terjungkal. Namun dengan sigap seorang pria tampan menahan pinggangnya dan seketika mata mereka saling bertemu. Mata pria itu menatap lekat ke dalam manik mata Yoona, begitu pun sebaliknya.

Sedetik kemudian, mereka pun melepaskan pelukkan mereka dan bersikap gugup.

"Jwosonghamnida," kata pria itu sambil tersenyum dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karna gugup.

"Nan gwenchanayo, khamsanida sudah menolongku. Kalau kau tidak menolongku pasti aku sudah jatuh tadi." Balas Yoona dengan rasa canggung.

"nde, cheonma."

Yoona terdiam dan suasana menjadi hening dan canggung.

"Kau...?" kata mereka bersamaan. Lalu mereka tersenyum malu.

"Kau dulu saja yang bicara." ucap Yoona dengan tersenyum malu.

"Ani, kau saja. ladies first."

"Ah baiklah, kau sendirian?" tanya Yoona dengan canggung.

"menurutmu" pria itu balik bertanya pada Yoona.

"Ah, kau sendirian."

"Nde, aku sendirian. Setiap tahun aku selalu datang kesini untuk melihat festivaal kembang api. Lalu kau sendiri bagaimana apa kau datang kesini sendiri?"

"Ani, aku bersama sepupuku. Dan sama sepertimu, aku datag kesini untuk melihat festival kembang api. Kau tahu, ini adalah festival terbaik di musim gugur ini." Seru Yoona seraya menatap kembang api yang bertaburan di langit. Sepertinya Yoona sudah mulai nyaman berbincang dengan pria itu.

"Oh ya, namamu siapa sejak tadi kita mengobrol tapi kita belum tahu namamu." Lanjut Yoona menoleh kearah pria tampan itu.

"Ahh, nde naneun Choi Siwon imnida, kau, siapa namamu?"

"Aku Im~"

"Eonni, kau kemana saja. Aku mencarimu sejak tadi, kajja kita pulang nanti halmoni cemas jika kita tidak pulang tepat waktu." Tiba-tiba sepupu Yoona datang dan memotong perkataan Yoona.

"Nde, aku tahu." Bisik Yoona pada sepupunya.

"Jwosonghamnida, aku harus pulang, aku takut halmoni akan cemas nanti." Yoona berpamitan pada Siwon dan melangkah pergi. Namun saat dua langkah Yoona berhenti dan menoleh kebelakang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan OneShootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang