1

6 2 0
                                    

Aku hanya bisa mencintainya dari kejauhan saat ini. Tersenyum kagum setiap aku melihat gerak-geriknya. Sama seperti hari-hari sebelumnya, aku sudah lama menyukainya tapi aku tak ada keberanian untuk menyatakannya.

Namanya adalah David. Dia termasuk dalam suatu UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa Matrial Arts di kampusku. Dia cukup terkenal karena ketampanannya dan keramahannya. Sedangkan, aku hanya seorang gadis biasa. Gadis yang sering di bully karena aku menyukai David.

Aku punya seorang sahabat. Namanya adalah Jeasica. Disaat aku punya masalah pasti aku ceritakan padanya. Bahkan tentang David. Hanya dia lah yang membuat aku yakin bahwa aku akan bisa bersama dengan David. Padahal, aku hanya gadis biasa yang sama seperti gadis lainnya yang merupakan fangirlnya. Mana mungkin aku bisa berpacaran dengan dia? Aku memikirkan semua fangirl nya menatapku dengan tatapan mengerikan atau bahkan menyerangku.

***

Pagi ini sangatlah cerah, membuat aku semakin semangat untuk pergi ke sekolah. Hari ini entah mengapa aku menjadi lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya. Tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaanku saat ini. Semoga saja akan terjadi hal yang baik.

Sampai di kampus, aku melihat Jeasica dan David asyik mengobrol membicarakan sesuatu. Aku selama ini tak pernah bisa untuk berbicara sedekat itu dengan David. Dan saat itu juga, dalam sekejap saja senyumku berubah menjadi ekspresi marah dan cemburu. Jeasica tahu kalau aku menyukai David, tapi kenapa dia seperti berkhianat.

Cukup lama aku menatap mereka dengan penuh kekesalan sampai akhirnya, mereka sadar kalau aku sedang menatap mereka. Aku langsung mempercepat langkahku menuju ruangan kelasku.

"Yuna, tunggu!" Jessica memanggilku dengan suara yang lantang. Aku berhenti, memutar tubuhku dan menatap mereka berdua.

Dengan jelas aku melihat David menepuk pundak Jeasica. Jujur aku terlalu terbakar api cemburu.

"Je, biar gue aja!" Kata David. Jeasica menanggapi David dengan sebuah anggukan. Sedangkan, aku melipat silang kedua tanganku dan masih menatap mereka.

"Iya, biarin dia jelasin ke lu, Yuna!" Kata Jessica sambil memberi tatapan penuh arti. Mata Jeasica seperti berbicara padaku. Aku menaikkan alis kananku.

"Oke!" Kataku sambil membuat simbol 'oke' dengan jari-jariku dan kembali melipat tangan.

"Yuna, gue udah tau tentang semuanya dari Jeasica!" Kata David. "Udah tau tentang semuanya? Memangnya tentang apa?" Kataku bingung.

"Tentang lu, semuanya. Termasuk tentang lu yang pengen deket sama gue, tapi lu di bully sama fan girl gue." Kata David. Kata-katanya membuat mataku membelalak. Aku langsung menoleh ke arah Jeasica.

"Jesss, lu..." kataku. Jeasica tersenyum lebar. Matanya lagi-lagi berbicara. Maafin gue.

can i have you?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang