Part 1

1.1K 6 0
                                    

Annyeong chingu...

Aku bawa FF ke-2ku nich,

Aku harap FF ini bakal banyak datengin pembaca...

Oh ya, mian chingu karna aku ngeluarin FF ke-2ku ini sebelum 'I Love  U, Cause U is U' memasuki konflik seperti yang sudah kujanjikan,,

tapi chingu tenang aja 'I Love U, Cause U is U' tetep jadi predikat utama untuk kukerjakan,,

Walaupun peminat FF per-1 ku itu ngga banyak, tapi aku seneng karna udah ada yang mau baca,, gomawoyo chingu *terharu*...

Untuk FF kali ini,, kalau banyak mendapatkan respond yang baik,,

Aku akan upload Part selanjutnya...

Jadi kutunggu Vote dan Komennya...

Happy Reading Chingu...

______________________________________________________________________________

_______________________________________________________________________________

>Aira POV<

Dibawah rintik hujan, aku terduduk disamping pusaran Eomma. 'Eomma kenapa kau meninggalkanku... aku sebatang kara Eomma...', tangisku dalam hati. Eomma adalah keluargaku satu-satunya, kini aku sebatang kara,,, tapi anehnya, aku tidak bisa menangis saat ini.

Hatiku hancur, sakit, dan perih sekali saat mengetahui selami ini Eomma penyakitnya dariku. Eomma mengidap penyakit kanker tulang dan harus dioprasi, tapi demi aku Eomma tidak mau dioprasi,, demi aku dan demi memenuhi biayaku.

'Eomma kau sungguh kejam menyembunyikan semuanya itu dariku... Tapi aku menyayangimu Eomma, aku membutuhkanmu... Eomma apa yang harus kulakukan saat ini??? Aku tidak punya siapa-siapa selainmu Eomma...', lirihku dalam hati.

Aku sedih tak bisa meluapkan semua perasaan yang kurasakan saat ini. Tapi aku harus bertahan dan berusaha tegar demi Eomma, aku akan terus hidup dan tersenyum demi perjuangan Eomma untukku,, 'Aku akan terus hidup untukmu Eomma...'

"Aira-ya... menangislah jika itu akan meringankanmu. Jangan berdiam disini, hari sudah mulai sore Aira-ya dan orang-orang yang mengantar Eommamu sudah kembali satu-persatu... Menangislah... tidak akan ada yang melihatmu", Zhien merengkuh tubuhku kedalam pelukannya. " Jangan disembunyikan Aira-ya, itu akan membuatmu sakit...", lanjutnya sambil mengusap-usap punggungku untuk memberiku ketenangan dan kekuatan.

Zhien adalah sahabatku sejak kecil, aku sangat menyayanginya,, dia bagaikan seorang kakak untukku. Aku tersadar kalau aku tidak sendirian, aku masih memilikinya disampingku,, aku masih memiliki Zhien. "Gomawoyo Enie, tapi bisakah kita sedikit lebih lama disini... Sedikit saja..." bujukku. 'Enie' adalah panggilanku untuknya, aku sudah sejak dulu memanggilnya seperti itu.

"Kau tidak ingin menangis Aira-ya?", tanyanya.

"Untuk apa? Air mata tidak bisa mengembalikan semuanya", jawabku sambil memandang awan dengan tatapan kosong. "Ini semua takdir Enie..." lanjutku sambil menoleh kearah Zhien dan tersenyum, kulihat Zhien menatapku khawatir.

Miracle Of Love (Discontinue)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang