Hotter Than July

565 21 0
                                    

"I wanna hug you, who is hotter than July." -- 2PM, Hotter Than July.

%%%

Selama berpacaran dengan Jinyoung kita tidak pernah melakukan hal-hal yang selalu pasangan lain lakukan. Seperti, berpegangan tangan, berpelukan, apalagi berciuman.

Aku tidak tau kenapa dirinya tidak melakukan hal itu. Jika bertemu, kita hanya jalan berdampingan seperti teman biasa. Padahal, aku ingin sekali memeluknya. Merasakan hangat tubuhnya.

Jinyoung terus saja mengabaikan diriku. Asik dengan buku ilmu pengtahuannya. Apakah ini rasanya kencan dengan anak pintar?

"Oppa!"

"Hmm?"

Selalu irit bicara. Menjawab seadanya saja kadang membuatku jengkel. Tapi tetap saja susah membuat dia seperti matahari. Dia akan selalu kutub bagiku.

"Setelah ini kita akan kemana?"

"Terserah. Aku ikut saja."

Lagi. Seperti itu lagi.

"Aku ingin ke toilet sebentar."

Jinyoung hanya mengangguk paham. Masa bodo lah dengan jawabannya itu. Aku sudah cukup kebal kok dengan kelakuannya itu. Tubuhku tidak sengaja bertabrakan dengan orang lain.

"Nayeon?"

Aku lalu tersadar seseorang yang dulu menghiasi hari-hariku kini tepat berada didepanku.

"Bobby? Sedang apa kau disini?"

"Ngumpul bersama teman. Tuh mereka disana."

Aku bisa melihat teman-teman club motornya sedang berkumpul tertawa yang entah menertawakan apa. Lalu Bobby memperhatikanku dari ujung kaki hingga ujung kepala. Tatapan intimnya itu kadang membuatku takut.

"A-ah baiklah. Senang bisa bertemu denganmu kembali. Aku duluan ya?"

Dengat cepat aku memotong keadaan canggung itu. Setelah diriku melewati dirinya, tidak lama aku merasakan tanganku ditarik dan tentu saja aku kaget. Semuanya terjadi begitu cepat. Bobby memelukku. Mendekapku seakan aku akan hilang dari muka bumi ini.

Otakku seketika membeku begitu saja. Seakaan berhenti bekerja. Lalu Bobby membisikkan kata-kata yang tidak seharusnya dia ucapkan

"Aku merindukanmu."

Jinyoung tepat berada di ujung sana. Melihat kami berpelukkan sambil memasukan tangannya kedalam saku celana Jeans nya.

Aku langsung mendorong Bobby hingga melepaskan pelukkan itu. Bobby yang sadar pun, langsung menoleh kebelakang, dan tertawa. Benar-benar sudah gila.

Jinyoung langsung berjalan cepat mendekatiku dan Bobby. Dan saat itu juga Jinyoung melemparkan bogem mentahnya begitu saja. Aku refleks menjerit terkejut. Lalu buru-buru memisahkan mereka.

"Jangan pernah menyentuhnya lagi!" Setelah bicara seperti itu, Jinyoung menarikku keluar dari restoran dan berjalan dengan cepat. Nafasnya memburu dan menahan kesal.

"Jinyoung oppa!"

"Oppa!"

"Tanganku sakit."

Setelah mendengarkan diriku mengeluh, kita pun berhenti dan Jinyoung menatapku dengan menahan kesal. Menyerbuku dengan pelukan erat. Seakan tidak akan ada hari esok untuk memelukku lagi.

"Aku mencintaimu, Nayeon."

Rasanya diriku ingin meledak sekarang juga. Tubuh hangatnya memelukku. Pelukkannya sehangat matahari. Matahari yang selalu aku inginkan.

%%%

Hehehehe, shipper favorite ku lagi di gotwice:3 maafkan kegajean cerita ini ya kl misalnya tidak nyambung hahaha. Eee tapi aku memasukan bobby didalamnyaXD

Semoga suka. Jangan lupa komen dan vote, chingu!

#salamketjup

In The Mood For Love ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang