Cahaya matahari yang bersinar menyilaukan pandanganku, pagi hari yang sangat cerah, udara pagi yang segar, berjalan -jalan melihat sudut kota, gedung gedung yang menjulang tinggi. Aku melihat anak kecil berlari lari di sebuah taman bunga mereka tertawa lepas tak ada beban dan pikirin ya bebas itulah anak kecil tak ada yang perlu mereka pikirkan di dunia ini, yang mereka tau hanya bermain dan bermain. ingin rasanya aku kembali ke masa kecilku yang indah tidak seperti sekarang. ah sudahlah, aku merindukan hanabi dan neji-ni, menyesal karena aku tak menerima ajakan mereka untuk berlibur. rambutku yang panjang seperti tertarik kebelakang
"lihat mio-chan rambut nee-chan ini indah dan harum tak seperti rambutmu yang jelek dan bau ugh. aku bahkan harus menutup hidung sekarang" oh anak kecil ini suka menjahili teman perumpuannya rupanya
"apa yang kau katakan koto-kun? lambutku indah dan halum ka-chan sendili yang belkata padaku!!!" anak perempuan berambut pirang ini pun menonyor bahu anak lelaki tadi
"aku rasa ibumu berbohong" katanya tak mau kalah, sembari menjulurkan lidahnya
"apa katamu. aku membenci koto-kun, dasal jelek pelgi!!" anak itu menangis
"umm hayy.. s..sudah ja..ngan menangis lagi, jika kau berhenti menangis nee-chan akan memberikan ice cream kalian berdua bagaimana?" kataku mengusap surai halus anak perempuan yang bernama mio tadi, anak laki laki yang semula kawatir pada teman perempuannya menjadi berbinar
"lihatlah mio-chan berhenti menangis, nee-chan yang cantik ini akan membelikan kita ice cream, kau tambah jelek jika menangis" ia mencium pipi merah mio, mio yang menangis pun menjadi merona
"jangan bilang shikadai, atau aku akan mati dibuatnya" kedengar ia berbisik. dasar anak kecil
"ano nee-chan bukannya aku dan mio tidak mau tapi panda-jisan berkata bahwa kami tidak boleh menerima tawaran orang asing" astaga pintar sekali anak ini, yang umurnya kira kira baru beranjak 4 tahun sudah bisa menerima kata kata orang dewasa
"apa yang kau katakan koto-kun?!" mio yang awalnya senang kini marah lagi
"sudahlah kau mau panda menangis?"
"tidak"
"maka dari itu turuti kata kataku, lagi pula jika kita diculik nee-chan cantik ini. shikadai akan marah karena aku tidak bisa menjaga adiknya yang jelek ini" apa yang ia katakan, apakah aku seperti penculik anak kecil?
"um baiklah kalau begitu nee-chan akan menemani kalian disini. bagimana?" aku menuntun mereka duduk di bangku taman, koto yang awalnya diam melihat ku kemudian terseyum
"oh iya dimana orang tua kalian?"
"ano hm sebenarnya aku dan mio-chan pergi keluar tanpa memberitau yang lain hehe" ia tertawa sembari menggaruk rambutnya
"de..dengar lain kali kalian tidak boleh seperti itu bagimana jika orang tua kalian cemas atay ada orang jahat yang mengganggu kalian?"
"tenang saja nee-chan aku bisa melindungi mio-chan" katanya senang semangat, aku dan mio tertawa
"haha iya walaup-"
"hey!!! kalian disini rupanya!" perkataanku terpotong oleh suara berat seorang laki laki, akupun menoleh dan melihat pria tak asing lagi. rambut itu merah dan suara itu. Sabaku No Gaara, oh tuhan apa yang akan ku lakukan sekarang. aku harus pergi yah itu pilihan terbaik, tapi belum sempat aku pergi ntah karena apa kakiku susah digerakan, aku melihatnya semakin dekat. dan tepat berada di depan ku. Oh Kami-sama
"apa-apaan kalian aku sudah mencari kalian sendari tadi. kau koto kenapa kau membawa mio kemari ha?! aku bisa dibunuh oleh temari jika anak perempuan kesayangannya pergi tanpa pengawasan dan lagi kenapa kau tidak memberikan kakak mio untuk ikut dengan kalian huh?! Shikadai cepatlah sedikit!!" oh Kami-sama aku melihatnya mengeluarkan kata-kata panjang lebar, ia marah. ia sampai tidak menyadariku disini, anak laki laki berambut nanas muncul sembari mengatur nafasnya.
"ugh merepotkan, mio-chan ka-san dari tadi bingung karena kau pergi tanpa izin! dan kau koto kenapa kau membawa adikku tanpa persetujuanku, sudahku bilang kan aku sudah merestui hubungan kalian lagi pula kau juga adalah teman ku!"
apa katanya? merestui? anak zaman sekarang. 2 anak disamping ku sudah ketakutan dari tadi, mereka bersembunyi dibalik badanku. dan sekarang Gaara-kun melihat ku dan menggerutkan 'alisnya'"Sudah shikadai bawa mereka pulang dan kalian iku shikaidai. aku masih ada urusan" Apa katanya tadi? Urusan?
"hai paman" mereka pun pergi dan sekarang tinggal aku dan dia oh bagimana ini.
"a.. ano a.. aku ha..rus pe..pergi se..karang" aku langsung mengambil langkah seribu. tetapi lagi lagi bukan seperti kemauan ku. ia menarik tangan ku. aku ingin pingsan sekarang
"kurasa aku mengenalmu?"
katanya tak peduli denganku"eh?"
"siapa namamu?" a..apa? ia menanyakan namaku? a..aku?
"a.. aku.. a..aku a..aku" ayo hinata ayo berkatalah jangan gagap seperti ini
"aku kenapa?" ulangnya dengan heran
"kau tergagap? lucu sekali, aku tidak pernah melihat gadis lucu sepertimu" aku aku lucu, banyak orang yang takut dengan keluarga hyuuga karena mata kami yang seperti hantu, tapi apa katanya aku lucu? oh mungkin ia tidak melihat mataku karena aku tertunduk sendari tadi. Bodoh kau hinata
"kau keluarga hyuuga?" tanyanya
"i..iya"
"sabaku gaara" iya mengulurkan tangannya, jantungku kenapa?
"hh..hyuuga h..inata" tanpa melihat ia lagi aku berlari tanpa tau arah
Gaara Prov
"sabaku gaara" aku mengulurkan tanganku, hey jangan salah paham aku melakukan ini karena ia sudah menjaga mio keponakanku tersayang, bukan seorang sabaku gaara jika aku mengatakan terimakasi bukan? lagi pula ia lucu."hh..hyuuga h..inata" ia berlari tanpa menyentuh tanganku
"dasar wanita aneh"
gaara pergi sambil menggelngkan kepalanya~~bersambung part 3~~
Ps: silahkan dibaca ya, maaf kalau ada kata kata atau adegan yang jelek. kasi masukan, jangan lupa di vote. Terimakasi sudah dibaca
-lia
KAMU SEDANG MEMBACA
A Miracle
Fanficaku menyukai nya, tapi aku tak berharap untuk memilikinya karena aku yakin ia tidak akan melihatku. dia yg populer sedangkan aku gadis cupu yang hanya memperhatikannya diam-diam. Aku berharap ada sebuah keajaiban. Ya hanya berharap