Oneshot

1.1K 67 7
                                    

Siang yang terik menyengat di salah satu daerah Yogyakarta. Panasnya sinar matahari terasa membakar kulit. Ditambah kemarau yang cukup panjang. Sehingga orang-orang dilanda kemalasan untuk keluar rumah. Namun keharusan membuat mereka terpaksa menanggalkan rasa malas itu. Untuk mereka yang sangat merawat diri selalu melindungi diri dengan jaket atau sweater, sarung tangan -untuk yang berkendara motor- juga masker.

Dan pusat lokasi saat ini adalah di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Dengan tokoh yang menjadi atensinya adalah salah satu mahasiswi Fakultas Psikologi yang baru saja keluar dari kelasnya dengan raut wajah tak enak dipandang.

Temannya yang pamit hanya dibalas dengan anggukan pelan tak bersemangat. Ia terus berjalan lesu di koridor. Sesekali menghela napas. Hingga di pintu keluar gedung ia berpapasan dengan sahabat karibnya -sejak ospek- yang memang berbeda kelas.

Sahabatnya yang melihat wajah lesu itu langsung mengernyit heran.

"Kamu kenapa, Fy?"

Gadis yang bernama lengkap Bintang Aify Nur Cahya itu menggeleng pelan. Sedangkan sang sahabat, Deviara Pratiwi, tampak tidak percaya. Ia menarik lengan gadis itu untuk masuk kembali ke dalam gedung dan mendudukinya di bangku koridor.

Ify yang mengerti tingkah sahabatnya lantas mulai membuka suara.

"Aku bingung sama tugas penelitian itu."

"Penelitian yang mana?"

"Kualitatif. Boro-boro subjek penelitiannya, tema nya aja belum dapat." Devia masih diam mendengar keluhan Ify. Hingga ia tersentak saat gadis itu tiba-tiba berbalik menghadapnya dengan mengguncang-guncang pelan bahu kirinya. "Bantuin dong," lanjutnya merengek.

Devia menghela napas. Dia juga mendapatkan tugas itu. Tiap kelas di semester empat tentu mendapatkan tugas yang sama.

"Iya, iya." Ify sumringah. Berseru senang sambil memeluk Devia gemas. "Emm, gimana kalau kamu ambil tema self efficacy?" Ify melepaskan pelukannya dan ikut berpikir.

"Untuk subjek apa?"

"Cari kegiatan atau pekerjaan orang yang lagi marak-maraknya deh."

Ify berpikir keras. Sampai-sampai dua bola matanya melirik ke atas sambil bergerak ke kanan ke kiri. Hingga 15 menit lebih kemudian, Devia yang sudah terantuk-antuk dan ingin terlelap terlonjak kaget saat Ify berseru senang.

"Aku tahu. Self efficacy pendaki gunung," ujar Ify sembari menaik turunkan dua alisnya.

"Nice!" Devia mengacungkan jempol kanannya.

**

Malam hari yang berbintang dengan iringan suara jangkrik sama sekali tidak mengusik Ify yang berada di kosannya. Wajahnya tampak murung. Devia yang juga menjadi teman satu kosnya menatapnya sejenak dan kembali memperhatikan televisi.

"Kamu kenapa lagi sih?"

"Huhu aku bingung lagi."

"Apa lagi?"

"Subjek penelitiannya siapa."

Devia menghembuskan napasnya. Dan kali ini sepenuhnya menoleh ke arah Ify.

"Kamu kok jadi lemot begini sih? Bukannya banyak teman kamu yang suka mendaki gunung, 'kan kamu bisa tanya di bbm, line, whatsapp. Sekarang udah zaman teknologi canggih, jadi nggak perlu dipusingin lagi."

Ify menggaruk-garuk kepalanya dan cengengesan tidak jelas. Devia mendengus sebal sekaligus gemas.

"Mau kemana?" tanya Ify saat melihat Devia yang beranjak dari sana.

Subjek PenelitianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang