Wahai Perempuan Sunyi

311 10 3
                                    


Aku terengah duduk bertabur serbuk salju kesunyian

Inginkan kehangatan gugur dan geliat daun matahari tropis

Sementara matahari masih rendah berselimut pekat embun

Usai meraut sosok wajah yang mengulam rindu

Tak terkejar taman khayalmu yang hasrat kumiliki

Menyisir rerumpun perdu meranggas ranjang

Jemariku rindu akan bebunyian

Sentuhan lirih ringkik di padang rumput

Dan harum angin muson

berpadu aroma roti bakar selai racikanmu

Kita berkelakar pingit mengungkit masa silam

Goreskan cerita pada kertas merang dan pencil arang

Kita lansir puisi tentang kabut dan bulan ranum

Menafsir rindu semuram cuaca, sehangat suhu nafas

Wahai perempuan sunyi penopang jiwaku yang pupus

Usah berperancah duri mengurai tangismu

Repih doaku melesat hingga langit terujung

Melafal setia hingga ke ajal

Ketika kusapa dirimu dengan puisi

Jangan katupkan pintu dan jendela jiwamu

Jangan sumbat ventilasi ruang kesunyianmu

Sebab dirimu tercipta hanya untukku

Surabaya, 2014

Kitab Puisi Negeri Kertas (Puisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang