Taman tak Bernama adalah buku yang berisi 10 kumpulan cerpen terbaik yang ditulis oleh Fileski. Untuk pemesanan buku ini bisa langsung hubungi:
Email: fileskifileski@gmail.com
Twitter: @fileski_
Facebook: Fileski
Instagram: Fileski
Telp/Sms/Wa +6288...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dan entah bagaimana mulanya, KPK ternyata sudah mencium perkara korupsi yang dilakukan si boss. Pada hari Minggu pagi, KPK secara rahasia menyambangi rumah si boss untuk melakukan pemeriksaan, tanpa pemberitahuan kepada yang bersangkutan. KPK mencari si boss dalam rumahnya yang besar itu.
Sontak semua orang tercengang ketika melihat si boss sedang...
Ia seorang pejabat di salah satu instansi pemerintahan dengan posisi jabatan yang tinggi. Selain kaya raya, ia juga sangat populer, baik di kalangan intelektual dan juga kalangan rakyat kecil. Tak heran jika ia bisa sepopuler ini, karena memang ia sering muncul di koran dan televisi. Keramahan yang terpancar dari senyumnya yang lebar dan karakter yang selalu bersemangat. Setiap orang yang pernah bertemu pasti mengatakan ia adalah orang baik dan bersih.
Gedung kantornya yang tinggi, dengan ketinggian di atas rata-rata, menampung banyak karyawan. Ruangan pribadinya berada di lantai paling atas. Semua karyawan hormat dan kagum padanya, karena ia tak pernah terlihat marah-marah. Mungkin urusan marah-marah sudah ia limpahkan ke orang lain. Sebab ia sadar, setiap geraknya selalu terekam kamera, dan ia tidak ingin citra keramahannya luntur karena tertangkap kamera ketika sedang marah.
Ia selalu berangkat pagi menuju kantor, baginya berangkat pagi adalah prinsip yang harus dijaga. Prinsip tentang seorang pemimpin yang mesti memberikan teladan bagi seluruh karyawan. Walaupun bisa dibilang ia datang ke kantor hanya untuk sekedar minum kopi di ruangannya. Ia tak pernah lama duduk di ruangan kantornya. Sekitar satu sampai dua jam saja biasanya. Jika tak ada urusan lagi, ia langsung bergegas pergi meninggalkan kantor. Pikirnya tidak ada gunanya ia berlama-lama di kantor, sebab segala urusan sudah ditangani orang-orang yang ia rekrut.
Dalam rumahnya yang besar, ia punya sebuah ruangan yang menyimpan banyak uang. Sebuah ruangan yang tak seorangpun boleh masuk kecuali atas ijinnya. Entah berapa banyak uang dalam ruangan itu, yang pasti sangat banyak dan bertumpuk-tumpuk. Ada beberapa uang yang berserakan, terlepas dari tumpukan. Tidak ada uang recehan, semuanya uang pecahan seratus ribu dan lima puluh ribu.
Semua uang itu adalah hasil dari korupsi dan lobi-lobi proyek kanan kiri. Sedangkan uang yang tersimpan dalam rekeningnya hanya untuk menyimpan gajinya dari kantor. Maka dari itu ia membuat ruang rahasia yang menyimpan seluruh hasil korupsinya. Ia paham sistem, sehingga cara ini bisa untuk mengelabuhi sistem itu. Berapa kekayaan yang ia laporkan saat mulai menjabat dan jumlah gaji setiap bulannya selalu di pantau lewat rekeningnya. Andaikan kekayaannya dalam rekening melonjak drastis secara tidak wajar, pasti langsung tercium KPK. Maka untuk urusan korupsi ia tak pernah melakukan transaksi elektronik melalui rekening.
Suatu hari ia pulang kantor dengan tergesa-gesa, karena perasaannya tidak enak. Firasatnya ada yang mengusik uang simpanannya di ruang rahasia itu. Dengan cekatan ia memencet tombol password ruang rahasia itu. Pintu besi mulai terbuka. Ia lega karena uangnya masih utuh. Dengan perasaan lega ia melihat-lihat tumpukan uang miliknya. Namun ada yang aneh, ada suara hewan yang sedang mengerat sesuatu. Seperti suara tikus yang memakan tulang. Dengan panik ia langsung mencari sumber suara itu. Ia tengok-tengok di sela-sela tumpukan uangnya. Ternyata benar ada seekor tikus yang sedang mengerat uangnya.
Ia langsung berteriak "Ada tikusss... ada tikussss"
Anak buahnya dari luar ruangan langsung masuk "Ada apa boss, mana tikusnya?"
"Ini tikusnya, cepet ambilkan sapu buat mukul" bentak si boss
Bergegas anak buahnya mengambilkan "Ini boss sapunya"
"Mana, biar aku pukul tikus bangsat itu" menyahut sapu yang disodorkan
Dengan penuh kemarahan ia pukulkan sapu itu. Sayangnya tikus teramat lihai dan pukulan itu justru membuat tikus kabur lewat pintu yang terbuka.
"Cepat kejar tikus itu, cari sampai dapat!!!" perintah si boss.
Ia heran bagaimana tikus itu masuk, padahal ruangan itu hanya satu pintu, tidak ada lubang masuk kecuali lewet pintu besi. Hanya yang tau password yang bisa masuk ruangan ini. Ia makin bingung dan memutuskan untuk masa bodoh. Yang terpenting uangnya masih utuh dan tikus itu sudah pergi.
***
Pada suatu pagi, sebelum berangkat ke kantor ia terlebih dulu memeriksa uangnya di ruang rahasia. Setelah memencet tombol password dan pintu besi terbuka. Ia sangat kaget ketika melihat tumpukan uangnya surut tinggal sedikit. Dari sela-sela tumpukan uang, keluar tikus yang sangat banyak. Spontan ia langsung berteriak.
"Banyak tikus... banyak tikus, di ruangan ini" teriak si boss
Tak lama, beberapa anak buahnya masuk ruangan "Ada apa boss, mana tikusnya?"
"Tadi banyak tikus di sini, mereka memakan uangku" bergumam sambil ketakutan
"Tidak ada tikusnya boss, dan uangnya masih utuh" kata salah seorang anak buah
Sambil mengucek mata, ia memperhatikan uangnya lebih teliti. Dan memang benar tumpukan uangnya masih utuh seperti biasanya, tidak ada satu tikuspun yang terlihat.
***
Ia selalu bangun pagi setiap hari. Melihat istrinya yang masih terlelap, ia tak mau mangganggu tidur istrinya. Ia tau semalam istrinya pulang larut malam. Dan ia tak peduli apa yang dilakukan istrinya di luar sana, sekalipun istrinya main gila sama lelaki lain ia tak peduli. Karena ia sendiri juga sering main serong sama pelacur berkelas di hotel bintang lima. Mungkin ia dan istrinya sama-sama paham untuk tak mencampuri urusan masing-masing. Toh membahas hal seperti itu hanya membuat keributan dalam rumah. Ia sendiri orang yang malas untuk rebut-ribut.
Seusai mandi ia memakai baju kantor, berdandan rapi seperti biasanya. Menuju ruang makan dengan hidangan sarapan yang super lengkap, sudah disiapkan oleh pembantunya. Di depan meja makan sebesar itu, beserta hidangan selengkap itu ia makan sendiri. Hal itu sudah biasa baginya.
Ada pemandanga yang tak biasa. Di meja makannya muncul tikus. Bahkan tidak hanya satu, beberapa tikus. Ia tidak kaget lagi, sepertinya sudah mulai terbisa dengan kehadiran para tikus. Dan tidak lagi memanggil anak buahnya untuk mengusir tikus-tikus itu. Ia terus saja melanjutkan makan, seolah tidak ada tikus di sekitarnya. Bahkan sekalipun di bawah meja ada tikus menggerat ujung sepatunya. Ia tetap cuek, berusaha meyakinkan dirinya bahwa tikus-tikus itu hanya halusinasi.
***
Hari demi hari berlalu, ia semakin terbiasa dengan kehadiran tikus. Bahkan tikus itu tidak hanya hadir di ruang makannya. Di ruang kantornya, di tempat tidur, di kamar mandi, bahkan di dalam mobil, di mana-mana ada tikus. Tapi ia tidak pernah membahas soal tikus dengan orang lain, sebab setiap kali ia memberi tahu ke orang lain, tikus itu jadi hilang entah ke mana, dan orang akan menganggapnya suka berhalusinasi, atau sudah gila.
Mungkin benar kata pepatah jawa, witing tresno jalaran soko kulino. Semenjak terbiasa dengan kehadiran tikus, ia malah terhibur dengan adanya para tikus. Karena sebenarnya ia kesepian. Istrinya sibuk dengan urusannya sendiri, di kantor ia tidak ingin terlalu akrab dengan karyawan karena kedekatan bisa membuat orang lain tau kedok jati dirinya. Maka hanya para tikus yang setia menemaninya.
***
Dan entah bagaimana mulanya, KPK ternyata sudah mencium perkara korupsi yang dilakukan si boss. Pada hari Minggu pagi, KPK secara rahasia menyambangi rumah si boss untuk melakukan pemeriksaan, tanpa pemberitahuan kepada yang bersangkutan. KPK mencari si boss dalam rumahnya yang besar itu.
Sontak semua orang tercengang ketika melihat si boss sedang asik makan biskuit bersama para tikus di dalam ruangan yang penuh tumpukan uang (*)