My Cutie Robot

CHAPTER 1

Apakah kau pernah menonton film ̒Terminator̒?

Film itu mengisahkan tentang mayat mayat tentara AS yang dihidupkan kembali menjadi robot tempur.
Tapi itu semua adalah fiksi dari sebuah film, dan kita tahu itu.

Namun, Park Jimin, seorang teknokrat ahli kimia organik dan ahli komputer robotik mampu membuat robot yang benar benar mirip dengan manusia.

Robot pertama yang dibuatnya adalah seorang laki laki mungil dengan wajah manis, yang ia beri kode nama ̒Suga̒.
Suga dilengkapi dengan komputer di bawah ̒kulit̒ silikon hypoallergenic lembut sebagai otaknya.
Sebelum penggunaan, Suga membutuhkan pengenalan suara Jimin sendiri dan vocal instant, perangkat lunak untuk menjawab pertanyaan dan percakapan lanjutan.

"banyak permintaan dari berbagai Negara untuk jenis produk baru ini" ucap Jimin, tersenyum lebar sembari merangkul pundak sempit robot cantiknya.
"Mereka semua seperti tidak sabar untuk bertemu dengannya. Tapi―maaf, Suga kubuat hanya satu dan hanya untukku"
Pernyataan itu menuai kritikan pedas yang mengatakan bahwa Jimin tidak bisa membuat robot yang sama dua kali.

Bahkan Namjoon, salah satu sahabat karib Jimin pun mengungkapkan keheranannya bahwa Suga yang diajaknya bicara tadi malam dapat melanjutkan percakapan seperti manusia hidup realistis dan mengekspresikan segala emosi persis seperti manusia sungguhan.

.
.
.

*~MinYoon~*

.
.
.

"kau hebat, man" Hoseok bertepuk tangan dan menepuk pundak Jimin kagum.

Jimin kembali tersenyum lebar. "Terima kasih, hyung" balasnya tulus.

"atas keberhasilanku, bagaimana kalau kau dan yang lainnya ku traktir makan di restoran C yang terkenal itu?"

"Call!"
Seokjin terkekeh dan mencubit pelan pipi Suga. "Dia manis sekali, uuh.."

"yak! Hyung, lepaskan! Kau bisa merusak wajah cantiknya!" Jimin berseru heboh. Membuat Seokjin menjitaknya. "Memangnya jenis silikon yang baru kau temukan ini mudah rusak?!" pekiknya kesal.

Hoseok mengelus pipi Suga. "uwah, kulitnya lembut.." ujarnya, membuat Jimin tersenyum bangga.

Suga yang sedari tadi menjadi objek pembicaraan pun kini bersuara dengan suaranya yang berat dan serak―namun lembut, "tuan Jimin, kapan kita bisa pulang?"

"Ooohh!"

"uwwaahh!"

"heol daebak!"

Suga mengerjap bingung. Jimin memasang wajah datarnya dan berdehem, "sebentar lagi, Syubi"
dan dijawab oleh anggukan Suga.

"hey, ayo ajari Suga berbagai hal!"

"ide bagus!"

"kita belikan dia baju dan aksesori!"

"eung.. teman teman," Jimin menengahi. Ia lelah dan ingin segera pulang setelah menghadiri acara traktiran yang dibuatnya sendiri nanti. "Suga bahkan lebih pintar dari kalian"

"kajja!" Seokjin menggandeng lengan Suga dengan ceria dan membawanya menjauh dari Jimin, diikuti Hoseok dan Namjoon.
"What the.."Jimin menepuk dahinya sendiri, mencoba memaklumi sahabat sahabatnya yang memang seperti itu sejak lama.

"eum, maaf.." Suga berhenti mengikuti mereka. Menoleh dan menunjuk Jimin yang berada beberapa meter dibelakang mereka, dengan jarak yang cukup jauh. "Suga tidak mau ikut kalau tuan Jimin tidak bersama Suga" katanya pelan.

"hah?!"

"apa apaan ini!?"

"ternyata Jimin memang memprogramnya seperti itu. Dasar protektif" Namjoon pokerface.