03. Let Me Go

1.1K 78 47
                                    

Di pagi hari dengan cuaca yang tak mendukung tidak membuat semangat Kyra runtuh seketika. Dengan motor bebek kesayangannya dia melaju dengan kecepatan maximum. Menerobos derasnya hujan hanya demi tidak datang terlambat kesekolah.

"Lima menit lagi! semangat Key!" ujarnya pada dirinya sendiri.

Semua orang tau jika Kyra adalah murid yang paling anti dengan keterlambatan. Dan jika sekarang ia terlambat, maka detik itu juga reputasinya hancur.

Akhirnya dengan mulus kuda besi Kyra memasuki parkiran sekolah. Ia menghela nafas lega mengetahui bahwa ia belum benar-benar terlambat.

"Woy Kyra! lo kemana aja, elah. Gue nungguin lo sampe kaki gue kebas tau gak!" bukannya sapaan halus selamat datang atau selamat pagi yang ia dapat, melainkan sapaan sakraktis dari seorang pemuda yang -sangat- ia kenal pemiliknya siapa.

"Maaf, Za. H..h..hujan" balas Kyra dengan nada yang berdetar. Bagaimana tidak, walaupun semangatnya yang tinggi tetap tidak bisa menyembunyikan bahwa ia sedang kedinginan. Dengan rambut dan sebagian baju yang basah juga tidak menutup kemungkinan kalau dia akan sakit nantinya.

"Gak usah sok lemah deh lo! Tugas gue mana? Cepetan siniin, gue mau masuk bentar lagi!" lagi-lagi bentakan dan sindiran menghampiri telinga Kyra.

"I..ini, Za. Belum aku kerjain semua, soalnya-"

"SOALNYA APA? LO KALO GAK EMANG GAK IKHLAS, BILANG! TRUS SEKARANG GIMANA? GUE MAU NGUMPUL INI TUGAS, TAPI TUGASNYA BELUM SELESAI?!? B*GO!" sakit. Itu yang dirasakan oleh Kyra. Bagaimana tidak, pemuda yang ada dihadapannya ini, si pemilik nama Reza Okto Alvian yang merupakan salah satu most wanted disekolahannya ini adalah pacar, lebih lengkapnya pacar yang merangkap sebagai tuannya Kyra. Dan sekarang pacarnya itu membuat dia jatuh sedemikian rupa. Hancur. Sakit. Lengkap sudah.

"M..m..maaf, Za" MAAF. Hanya itu yang bisa Kyra ucapkan. Hey! Kyra bukanlah gadis yang kuat untuk bisa membalas ucapan pacarnya dengan nada keras.

"Pake jaket gue. Lo gak boleh sakit! Lo masih berguna buat gue" ucap Reza sambil melempar jaket yang baru ia lepaskan dari tubuhnya. Seketika senyum miris tercetak jelas dibibir Kyra. Namun ia tak juga tak menyangkal bahwa hatinya menghangat ketika ia menangkap nada kekhawatiran didalam kalimat tersebut.

"Makasih" ungkap Kyra yang hanya dibalas gumaman semata oleh Reza. Reza yang tanpa tendeng aling-aling langsung pergi meninggalkan Krya di parkiran sekolah.

"Aku bingung sama kamu, Za" gumam Kyra pada dirinya sendiri. Akhirnya Kyra memutuskan untuk masuk ke dalam kelasnya juga.

***

Sesampainya dikelas, Kyra langsung duduk dan menelungkupkan kepala diantara lipatan tangannya. Pikirannya lelah, bahkan hatinya sangat lelah. Ia ingin berhenti, namun apa daya ia tidak memiliki kekuatan ekstra untuk menghadapi dunia, terlebih untuk si pemilik nama Reza.

"Lo Kyra kan" panggilan dan tepukan ringan dibahu memaksa Kyra untuk menoleh kepada siapa yang memanggilnya tadi.

"Iya. Kenapa ya?" tidur hanya dua jam rupanya membawa dampak negatif pada kondisi matanya sekarang. Lingkaran hitam layaknya mata panda, ditambah lagi kulit dan bibir yang pucat membuatnya terlihat seperti zombie.

"Em gini. Ini tugas fisika gue. Reza bilang lo bisa ngerjain tugas ini. Jadi, kerjain ini. Besok gue minta" tugas dan tugas. Kyra merasa bahwa dirinya dan tugas adalah teman dekat. Rela tidur sampai larut pagi hanya untuk mengerjakan tugas sang pacar dan juga teman-temannya. Dan itu terjadi hampir seriap hari selama dua tahun belakangan.

"Besok kamu ambil di Reza aja" tidak ada penolakan yang dilakukan Kyra, karna dia yakin jika dia menolak maka Reza akan melakukan hal yang tidak ia duga sekalipun.

FRIFOR's Project - Oneshoot Story [Book 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang