Tidak Perlu ke Ilsan

1.8K 144 23
                                    

Cast : NamTae (a/n : adakah yang suka couple ini? Semoga aja ada😅)

...

Seharusnya hari ini Namjoon bisa pulang ke Ilsan, tapi pekerjaannya di liburan Chuseok justru malah lebih banyak dari hari biasanya. Jadi ia memutuskan untuk mendekam di ruangan kerjanya untuk mengerjakan tumpukan pekerjaan yang harus diselesaikannya tepat setelah liburan Chuseok berakhir. Dan tentunya, harus mencari hari libur lain untuk pulang ke kampung halaman.

Suasana ruang kerjanya sangat sepi sampai ada suara langkah kaki yang cukup menggema membuat fokus Namjoon teralihkan.

Pintu ruang kerjanya terbuka dan di sana berdiri seorang pemuda manis dengan pakaian kebesaran yang menggemasan.

"Hyung, masih kerja, ya?" Pemuda itu bertanya dan Namjoon tidak bisa tidak tersenyum melihat bagaimana wajah manis itu merenggut lucu.

"Pekerjaanku masih banyak, Tae." Jawab Namjoon seraya menyandarkan punggungnya di sandaran kursi yang empuk.

Pemuda itu atau nama lengkapnya adalah Kim Taehyung masih cemberut. Tatapannya mengarah lurus pada Namjoon yang nampak santai di atas kursi kerjanya.

"Kau bilang akan ke Ilsan." Taehyung menghampiri Namjoon dengan langkah pelan. Tangannya ia lipat di depan dada sehingga membuatnya tampak seperti seorang bos yang sedang memarahi bawahannya.

Namjoon sontak tergelak melihat bagaimana Taehyung menatapnya. Nyaris mirip tatapan bosnya yang selalu dingin dan tajam, tetapi dalam versi menggemaskan, tentu saja.

"Ke Ilsan-nya nanti saja." Ujar Namjoon. Senyum kecil terulas di wajahnya yang tampan.

Taehyung menarik napas pendek lalu berdecih.

"Terserahlah."

Setelah itu Taehyung beranjak dari hadapan Namjoon. Ia tidak pergi dari ruang kerja Namjoon, tetapi memutuskan untuk membaca satu buku yang disimpan di rak buku koleksi Namjoon dan duduk di sofa yang letaknya berada di sudut ruangan.

Namjoon diam-diam memperhatikan Taehyung dan kembali tersenyum.

Dari gelagatnya, bisa dipastikan kalau Taehyung sedang merajuk.

Ah, betapa menggemaskanmya dia. Namjoon membatin dengan jantung yang berdebar tak normal.

Ia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebentar dan memilih memperhatikan Taehyung dari kursi kerjanya. Tangannya menarik laci meja lalu mengambil sesuatu dari sana.

Ada sebuah benda berkilauan yang saat ini tengah ia perhatikan. Ia memandangi benda itu cukup lama, hingga helaan napas pun keluar dari mulutnya.

"Tidak perlu ke Ilsan." Gumam Namjoon pelan.

Ia menarik benda berkilaun itu dari wadahnya lalu mulai melangkah menghampiri Taehyung di sudut ruangan.

Derap langkahnya yang pelan seharusnya tidak terlalu nyaring, tapi entah kenapa suara langkah kakinya saat ini justru terdengar sangat menggema. Pun dengan suara detak jantungnya yang terdengar sangat keras.

"Tae..." Namjoon memulai dengan suaranya yang berat dan dalam.

Taehyung sontak mengalihkan perhatiannya dari buku yang tengah dibacanya dan langsung menemukan Namjoon tengah berdiri menjulang di depannya. Tubuh tinggi lelaki itu tampak lebih besar dari biasanya karena tinggi sofa yang tengah ia duduki tidak lebih tinggi dari sofa pada umumnya.

"Hyung?" Taehyung yang penasaran akhirnya bertanya. Ia menutup bukunya lalu menegakkan tubuhnya.

"Aku tidak perlu ke Ilsan." Namjoon berucap dan Taehyung hanya bergeming karena tidak mengerti maksud perkataan Namjoon barusan.

"Tidak perlu jauh-jauh ke sana hanya untuk melamarmu."

Taehyung masih tidak mengerti. Ia hendak mengutarakan pertanyaanya kalau saja Namjoon tidak lebih dulu membekap mulutnya dengan ciuman singkat yang manis.

"Ayo kita menikah."

Bukan anggukan yang Namjoon dapatkan, tetapi sebuah pelukkan erat dari Taehyung yang saat ini tengah meneteskan air mata bahagianya.

Dan cincin perak yang sudah ia siapkan sejak lama akhirnya tersemat di jari manis Taehyung yang lentik.

.

.

.

.

.

"Ayo kita ke Ilsan."

Saat itu adalah sore yang damai dengan hamparan warna nila di langit. Namjoon menggenggam tangan Taehyung erat sembari menatap pemuda itu dengan tatapan hangatnya.

"Untuk apa?" Taehyung mulai bertanya. Ia membalas tatapan Namjoon dengan sorot penasarannya.

"Karena aku akan melamarmu di hadapan kedua orangtuaku."

Lalu angin sore yang sejuk menerpa gumpalan merah muda di pipi Taehyung yang memekat seiring Namjoon menghapus jarak yang memisahkan mereka.

.
.
.
.

ARRRGGGHHH!!! Ini apa coba? Padahal tadinya mau buat drabble yang cute-manis-unyu, malah jadinya kayak gini. Huhu😣😣

Sebenarnya sedikit tertekan karena respon chapter sebelumnya itu bagus banget. Dan sekarang apa coba? Kayaknya nasibnya bakal sama kayak karyaku yang sebelah deh😑😑

Tapi, yah, ini karyaku, dan aku bebas menulis apapun. Haha

Intinya, jangan lupa buat voting dan komen! (Karena dua hal itu adalah dukungan yang sangat nyata untukku😊)

Sampai jumpa di drabble-ku yang lain!!!

SHORTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang