Chapter 11

1.2K 80 20
                                    

Malam pertama

Setiap detik yang mereka buang percuma memaksa mereka untuk cepat pergi dari tempat mereka berdiri. Kim minji sepertinya masih sangat shock dengan ucapan sehun barusan.

" Yah. Sepertinya aku memang sudah gila. Hem! "

begitulah kata Oh Sehun yang terus saja mengganggu pikiran minji. Seperti obat yang harus di minum karena terpaksa demi kesembuhan. Kim minji memaksa kata-kata itu masuk kedalam otaknya yang kini mulai padat dengan hal-hal yang akan terjadi nantinya. Ketika pikiran minji kacau tak karuan, Sehun dengan santainya melangkah masuk kedalam lift sambil terus tersenyum. Karena sudah terlanjur masuk kedalam perangkap Sehun, Minji kini hanya bisa mengikuti alur cerita yang telah Sehun karang untuknya.

"Ting" pintu tertutup. Tangan ramping milik sehun menekan nomor 12. Pintu terbuka setelah beberapa detik mereka di dalam lift tersebut. Kaki panjang Sehun melangkah begitu lebarnya. Menghapus jarak 1 meter hanya sekali langkah. Membuat Minji kewalahan mengikuti gerak langkah Sehun. Dan tertinggal jauh dibelakangnya.

"Yak gitar yoe" Ucap Minji sambil terus mencoba mengejar lelaki jangkung itu.
Sehun melirik ke belakang dimana Sumber suara itu berasal.

-sehun pov-

Dasar kaki bebek. Umpatku dalam hati. Ku hentikan langkahku dan sedikit memutar badan kebelakang agar aku bisa melihat wajah jeleknya. Emm tapi tidak terlalu jelek juga.

"Yak! Palli " sungutku terbakar emosi.

Seumur hidupku aku tidak pernah menunggu seseorang. Justru sebaliknya. Orang yang selalu menungguku dengan kesabaran mereka. Hingga terkadang kesabarannya habis mungkin Entah aku yang terlalu cepat atau dia yang amat lamban. Dan setelah ku pikir-pikir dia bukan seperti bebek melainkan kura-kura. Untung saja dia tidak punya tempurung di punggungnya. Wuah... Aku tidak bisa membayangkan betapa lambatnya dia. Bisa-bisa keringat bercucuran dimana-mana. Neomu jajengna.

Dan setelah dia sampai di dekatku. Aku melangkah kembali menuju pintu apartemenku. Rasa gembira yang mulai merayap di kulitku tak mampuku tahan sampai bibir ini tertarik keatas tanpa kusadari.

"Pip pip pi pippippipi dererit"

Oooh rumahku apa kabar kau honey. Apakah kamu merindukan ku? Aku juga rindu padamu. O iya si kaki bebek emm bukan si kura-kura dia belum juga datang. Oh ya ampun harus berapa lama lagi aku menunggu?

"Yak minji! Palli!!"

-pov end-

Ditengah rasa yang mulai bercampur aduk layaknya nasi campur. Kim minji harus masuk dan merasakan apa yang namanya malam pertama. Mungkin ini tidak akan seperti pasangan yang saling mencintai dan tentunya cukup dewasa. Tapi tetap saja minji enggan masuk ke dalam sana. Rasa mual mulai merayap naik ke atas membuat minji harus cepat-cepat masuk dan mengeluarkannya. Atau kalau tidak mereka akan tumpah ruah di koridor itu.

-minji pov-

Apakah ini akhir dari masa remaja ku? Maldo andwae .... Omo perutku rasanya tak karuan. Toilet aku harus ke toilet. Secepat kilat aku masuk menghampiri si jerapah ltu.

"Emm thoilehet ohodishoo owek"

Aku sudah tidak tahan lagi sungguh ini menyiksa ku. Untung saja aku bisa menahan mereka agar tidak tumpah. Dan itu tidak akan aku biarkan karena sangat memalukan. Dia menunjukkan jarinya ke sudut rumah. Mataku langsung menemukan tempat dimana seharusnya aku mengeluarkan muntahan ini. Semangat juang untuk menempuh perjalanan menuju ke toilet pun membara di tubuhku. Namun perjuangan ku kandas di tengah jalan. Itu karena sesuatu yang sangat menjijikan lewat di depan ku. Yah kecoa. Binatang yang sangat aku benci di dunia ini. Dan yah aku mempermalukan diriku sendiri plus membuat bau seisi rumah ini.
Dan beberapa detik kemudian teriakkan histeris sehun menggelar memenuhi ruangan itu.

"Yakkk!!!! "...

Selanjutnya bakalan ada keringat* lain yg bakal bercucuran 😂😂
Nantikan keseruanya... Gomawo para readers... 😘😘😘

Maaf para reader kalo aku bikin kesel kalian...

#low update ya 😅

MARRIED FOR FREE! BUT???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang