Siaran berita olahraga menyiarkan berita tentang pertandingan tembak dalam event olimpiade Atena 2004 . korea selatan diwakili oleh Kang Chul yang masih muda . baru berusia 17 tahun dan baru pertama kali terpilih sebagai tim nasional dan pertandingan ini merupakan pertandingan debut internasional pertamanya.Tapi tak ada yang menyangka kalau dia ternyata mampu bersaing ketat melawan atlet atlet kelas dunia dan saat ini dia sukses berada dalam peringkat pertama dengan total skor sejauh ini 635.1 poin.
Ini merupakan ronde ke delapan , para atlet bersiap menembak dan DOR ! Kang Chul sukses mendapat skor 10.2 . sang pelatih langsung bersorak senang. Tapi pertandingan belum berakhir dan pelatih menyuruh Kang Chul untuk tetap tenang . sang pelatih itu sendiri ternyata Kang Yoon yang juga merupakan ayah dari Kang Chul .
Ronde ke sembilan di mulai , para atlet mulai mengangkat senapan mereka. Tapi entah mengapa kali ini Kang Chul meleset jauh dan hanya mendapat skor 7.9 . hingga membuatnya turun peringkat 2 .
Akhirnya tibalah ronde terakhir, Kang Chul berusaha untuk berkonsentrasi. 3-2-1... satu per satu para atlet melepas tembakan. Tapi bahkan setelah semua atlet sudah menembak, Kang Chul masih diam berkonsentrasi menatap papan sasarannya padahal batas waktu hampir berakhir. Kang Yoon tegang dan langsung membisikinya untuk menembak sekarang. Tapi Kang Chul tetap tenang berkonsentrasi.
5 detik... 4 detik... 3 detik... 2 detik... 1... DOR! Bullseye! Kang Chul sukses mendapat skor 10.9 dan mendapat medali emas. Sang ayah langsung berteriak kegirangan dan melompat kedalam pelukan Kang Chul dan menangis penuh haru.
Kita kemudian beralih ke rumah keluarga Kang Chul. Terlihat rumah mereka penuh dengan piala-piala, foto-foto kemenangan Kang Chul saat olimpiade dan juga medali emas tampak terpajang dengan bangga di dinding. Sementara di bagian paling tengah, ada foto keluarga bahagia dengan ayah, ibu, Kang Chul dan kedua adiknya.
Malam itu, keluarga Kang Chul minus Kang Chul sedang asyik menonton siaran sepak bola sambil menjerit-jerit heboh. Seseorang terdengar membuka pintu. Yakin kalau yang pulang Kang Chul, sang ibu langsung bangkit untuk menyambutnya. Tapi saat dia tiba di pintu, senyumannya langsung lenyap seketika berganti dengan kekagetan dan ketakutan.
Ayah bingung sendiri karena tak terdengar suara apapun dari pintu. Dia pun langsung bangkit, tapi malah mendapati ibu tergeletak mati dengan darah mengalir deras dari kepalanya. Seseorang bersarung tangan tiba-tiba mengarahkan pistol ke arahnya... dan pistol itu adalah pistol yang digunakan Kang Chul dalam pertandingan olimpiade.
DOR! peluru itu menembak tepat ke kepala ayah hingga ia terjatuh dan mati. Kedua adik Kang Chul sama sekali tak mendengar apapun dan terus asyik menonton bola sementara si pembunuh mulai bergerak mendekati mereka dan menembak mereka di kepala.
Dua hari kemudian, siaran berita memberitakan kematian seluruh anggota keluarga Kang Chul yang terbunuh dengan tembakan di kepala dan Kang Chul ditangkap sebagai tersangka utama. Kang Chul mengaku tak ada di rumah waktu itu tapi sayangnya pengakuannya sangat meragukan. Kita melihat si pembunuh membuang pistolnya di tempat sampah yang kemudian ditemukan oleh pihak berwajib.
Dalam konferensi press, polisi menjelaskan pada para reporter bahwa sidik jari Kang Chul ditemukan di pistol itu. Penyiar berita bertanya-tanya, jika memang Kang Chul benar-benar membunuh keluarganya sendiri, apa kira-kira motif pembunuhannya.
Seorang reporter menduga bahwa sejak Kang Chul berhenti menjadi atlet tembak dan memutuskan untuk belajar komputer, dia sering bermasalah dengan ayahnya. Tapi tentu saja alasan itu tidak bisa sepenuhnya menjelaskan kenapa seorang pemenang olimpiade melakukan parricidal (pembunuhan keluarga).
Di kantor polisi, Kang Chul tampak gugup saat Jaksa Han Cheol Ho menginterogasinya dan menuntut penjelasannya tentang keterangan dua orang saksi yang mengaku bahwa dia melihat Kang Chul di pintu belakang.