zwei

116 13 0
                                    

"Woi lo punya mata atau enggak sih. Lari liatnya ke depan jangan ke belakang"

Jduar

Suara itu... Gue kenal suaranya.
Oh tidak?!?!? Batin Fira.

Fira yang masih tersungkur dengan posisi yang kurang keren. Muka menyium lantai seperti orang sujud.  Dan tepat di bawah kaki orang tersebut.

"Well ...well.....well...rupanya adek kelas ini punya respect yang tinggi untuk kakak kelasnya".

"Tulah ta. Saking respectnya dia sampai sujud di kaki lo"

"Lo-punya-mata-kan?" Ucapnya sambil menolak-nolak kepala Fira.

*uuu betapa kejamnya kakak kelas ini

"Ma—maaf kak tadi enggak sengaja"

"Apa lo bilang maaf? Kayanya lo harus gue kasih pelajaran" ucapnya sambil menarik rambut Fira ke belakang.

"Woi lo apain dia?"

Tarikh batin Fira.

"Fira bangun ngapain lo sujud-sujud di depan dia, lo pikir di siapa hah?" Ucap Tharikh menarik fira pergi jauh dari tempat itu menuju sebuah tempat seperti gudang.

"Tharikh lo ngapain ajak gue ke gudang. Jangan bilang lo mau apa-apain gue. Aaaaa mama tolong anakmu ini" teriak Fira.

"Selalu aja gitu. Lo enggak bisa ya enggak su'uzon sama gue. Gue ini baik ya. Lo tenang aja. Ikutin gua aja"

"Gimana enggak su'uzon lo bawa gue ke gudang"

"Apa yang terlihat di luar belum tentu sama kaya yang di dalam, makanya jangan nilai orang dari luarnya aja" ucap Tharikh dengan bijaknya.

Ternyata Tharikh bijak banget ya batin Fira.

"Udah ayok"  ucap Tharikh sambil menarik tangan Fira.

   Tharikh dan Fira memasuki gudang tersebut lalu menaiki sebuah tangga yang entah kemana ujungnya itu.

"Rik kita mau kemana sih?" Tanya Fira.

"Ke jonggol, ya enggaklah. Udah ikutin aja bentar lagi sampai kok"

     Di penghujung tangga itu terlihat sebuah pintu yang sudah kusam. Tharikh pun membukanya. Betapa terkejutnya Fira.

"Sejak kapan sekolah kita punya rooftop" ucap Fira kegirangan.

"Sejak aku cinta kamu" ucap Tharikh asal. Walaupun Fira tau itu bercanda entah mengapa itu dapat membuat semburat merah di pipinya.

"Fir kalau makan tomat jangan disimpan di pipi"

"Kenapa memangnya" ucap Fira sambil menutupi pipinya.

"Pipi lo merah" ucap Tharikh sambil menahan tawa.

"Ketawa aja sepuasnya" ucap Fira.

Accidentally in loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang