Palembang, 12 April 2013
Kepada Hanoman Ukotokoitikuti yang maunya dipanggil Uko, bukan Hanoman
di
Москва, Rusia (Kata Mama)
Uko. Aku sudah menerima paketmu, yah meski secara harfiah Mama yang menandatangani kertas berpetak dari Om Tukang Pengantar Surat yang sering kumainkan pedal sepedanya dulu. Tapi Om Tukang Pengantar Surat itu (ya ampun, Uko, kau tahu kan tulisanku jelek‒karena kau selalu mengeluh melihat catatan matematikaku yang agung, maka setelah ini aku akan menyingkatnya menjadi OTPS) tidak lagi naik sepeda, Uko. OTPS sudah naik motor yang syukurnya tidak berasap tebal seperti motor tua milik Koh Li yang tinggal di belakang rumahmu.
Sebenarnya aku kesal padamu, Uko. Karena kau hanya mengirim paket bersama selembar postcard. Tidak ada tulisan panjang. Tidak ada kalimat-kalimat sapaan. Kan aku sebal. Walau Mama bilang bahwa kau pasti lupa atau tidak sempat menulis surat, aku tetap sebal. Memangnya sekolah di sana berapa jam sih? Sampai kau tidak sempat menuliskan "Hai Ossy" atau bercerita mengenai kota barumu yang bahkan sulit sekali aku mengeja namanya. Tapi, baiklah, toh cokelat yang kau kirimkan sangat enak. Tenang saja, Uko. Aku pasti gosok gigi setelah memakannya.
Oh iya, terima kasih atas kiriman lusinan cokelat berbungkus gambar anak kecil serta kotak musik yang berbentuk menara yang atapnya seperti bawang terbalik warna-warni. Setiap akan tidur aku menyetelnya. Itu mengingatkanku padamu yang selalu memainkan harmonika. Tapi suara kotak musik ini lebih bagus dari suara yang kau buat. Semoga selama di sana permainanmu membaik, sehingga suatu hari aku tidak harus menyumpal kapas di kedua telingaku yang kutahu itu adalah hal yang sia-sia.
Tidak banyak kejadian yang bisa aku ceritakan, Uko. Karena ini baru masuk sekolah. Nanti di surat berikutnya jika ada hal menarik akan aku ceritakan padamu. Setelah kau pindah aku naik sepeda sendiri. Kau tahukan, pohon mangga yang sering kita lewati itu kini berbuah lebat. Aku sudah menyimpan bijinya untukmu. Kau kan suka mengumpulkan biji-bijian. Eh, tunggu. Apakah kau masih melakukannya di sana? Bagus tidak biji-bijiannya?
Sudah dulu ya, Uko. Aku harap kau tidak bosan membacanya.
Salam
Khossy Azzahra
KAMU SEDANG MEMBACA
Lentera Palembang-Moskwa
De TodoKumpulan surat dua manusia yang tidak penting dan penuh distraksi