"Seowoo buka pintunya" seru Jihye sambil mengetuk pintu kayu kamar sahabatnya.
Tidak ada respon. Sudah setengah jam Jihye dan Yuna berdiri di depan pintu itu. Membujuk Seowoo memang butuh kesabaran yang tinggi.
"aku tidak tahu efeknya akan sebesar ini pada Seowoo" gumam Yuna. Jihye menghela napasnya.
"aku menyesal memaksa Seowoo untuk masuk sekolah hari ini" Yuna mengangguk membenarkan ucapan Jihye.
Flashback
Seowoo, Jihye dan Yuna berangkat sekolah seperti biasanya. Wajah Seowoo tidak semuram kemarin malam. Sepertinya gadis itu sudah merelakan hubungannya dan Wonwoo yang sudah berakhir.
Rambut dikucir kuda dengan poni yang menutupi dahi gadis itu sudah menjadi ciri khas Seowoo. Jangan lupakan kacamata yang setia bertengger di hidung mancungnya.
Orang yang tidak tahu pasti mengira bahwa Seowoo adalah pengikut dari Jihye dan Yuna, dua gadis yang cukup populer di sekolah mereka.
"ah badanku pegal semua rasanya seperti melakukan kerja rodi" keluh Yuna sambil memijat bahunya yang pegal.
"membujukmu agar masuk hari ini sangat menguras tenaga dan pelajaran si tua itu juga sangat membosankan" sambung Jihye yang juga memukul-mukulkan tangan ke bahunya.
"aku kan tidak meminta kalian untuk membujukku sekolah hari ini. Eoh aku hampir lupa Jihye-ya kau sudah mengerjakan tugas dari Yoon saem?" tanya Seowoo.
"sudah, waeyo? Kau pasti belum mengerjakan 'kan?" Seowoo mengangguk sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"bisakah kalian lebih cepat? Aku sangat lapar" teriak Yuna yang sudah berjalan menjauh dari sahabatnya.
"ya!" teriak Seowoo dan Jihye bersamaan.
"kenapa kau berhenti?" Yuna tidak merespon pertanyaan Seowoo. Gadis itu masih terpaku dengan objek di depannya.Jihye yang penasaran pun mengalihkan pandangan dari ponselnya. Mata gadis itu membulat seperti kelereng. Ditengoknya gadis berambut kecoklatan itu. Gadis itu tak bergeming.
Seowoo, gadis itu membeku. Tenggorokkannya terasa kering. Bahkan untuk menelan saliva terasa sulit. Pemandangan di depan sana membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Kedua matanya memanas menahan tangis. Jihye dan Yuna menggenggam erat kedua tangan gadis itu.
Orang yang ia cintai sedang menyatakan perasaannya pada gadis lain di depan banyak orang.
Jeon Wonwoo menyatakan perasaannya pada gadis bernama Dahyun, Kim Dahyun. Gadis berperawakan anggun, pintar, berbakat, dan jangan lupa gadis itu sudah lama menyukai Jeon Wonwoo. Sangan berbanding terbalik dengan Seowoo.
Rasanya sangat menyakitkan. Walaupun begitu Seowoo hanya dapat tersenyum miris melihat Wonwoo yang menggenggam tangan gadis lain.
Dan Seowoo sudah tau apa jawaban dari kandasnya hubungannya dengan Wonwoo begitu pula dengan jawaban yang akan di berikan oleh Dahyun.
Flashback off
"Jeon Wonwoo benar-benar brengsek, bahkan dia lebih brengsek dibandingkan mantan kekasihmu" celetuk Yuna tangannya mengepal menahan amarah.
"Ya!" Jihye berteriak sambil menatap tajam ke arah Yuna, sedangkan yang ditatap hanya mengedikkan bahunya.
"aku benarkan?" tanya Yuna. Jihye hanya mencibir, beradu argumen dengan Yuna bukan lah keahliannya.
Clek...
Dua sejoli itu menoleh mendapati Seowoo yang berdiri dibelakang pintu kayu. Gadis itu menghambur dipelukan Jihye. Badannya bergetar.
"keputusanku sudah bulat. Aku akan pindah ke Seoul besok"
"NE!!!"
TBC.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Can't See the END
FanfictionPerasaan cinta yang berubah menjadi kebencian yang mendalam. Ini lah yang dirasakan oleh seorang gadis bernama Anh Seowoo. Perasaan cintanya pada Jeon Wonwoo berubah menjadi kebencian. "kau boleh menganggap hal ini sebagai sebuah akhir. Namun, untuk...