Gadis itu kan,..bukannya,..telinga kelinci?" Kata hati karma.
Karma terus menatap gadis berambut biru yang sedang tertawa dengan sahabatnya.
"Oii!!.. kemana perginya Akabane Karma yah?" Ucap Itona dengan suara yang menirukan narator di teletubbis hehe.
"Urusai!!!" Karma berdecih ke arah Itona.
"Eh? Memangnya ap-" ucapan Itona terhenti ketika Karma sudah beranjak dari tempat duduknya.
"Hei!! Aku belum menyelesaikan perkataanku karma, lihat, aku akan... eh? Are??" Itona terkejut dengan apa yang ada dihadapannya.
"Woii!! Telinga kelinci?!" Sapa Karma dingin seperti biasa.
"Ah?.. Karma-kun? Konichiwa." Nagisa tersenyum ramah ke arah Karma.
"Are? Kau kenal anak dari kelas sebelah karma?! Dan..dan tidak bilang padaku? Teganya dirimu~." Ucapan Itona barusan membuat Karma menatapnya tajam.
Nagisa tersenyum melihat Itona yang marah-marah menunjuk ke arah Karma.
"Kawaiiiii~ hehehe ^_^" Nagisa membatin.
"Apa yang salah?!" Tantang Itona.
"Sudahlah aku tidak ingin berdebat." Kata kata Karma cukup membuat Itona diam sejenak.
"Nagisa-chan dia.. dia yang kau ceritakan tadi?" Tanya teman Nagisa yang membuat Nagisa kaget.
Nagisa menyengol temannya, seakan-akan dia tak ingin jika baru saja memceritakan 'sesuatu', dengan sahabatnya itu. Karma yang melihat tingkah laku Nagisa, membuatnya sedikit penasaran.
"Hal buruk apa yang kau ceritakan tentang diriku?" Tanya Karma penuh menatap mata nagisa.
"Ah?? Ie.. bukan begitu... a..aku hanya cerita kesalahanku padamu. Hmm, iya itu maksudku." Nagisa mengeleng-gelengkan kepalanya.
"Oh..souka." setelah mengucapkannya iapun berlalu.
Nagisa menatap punggung Karma, dan mulai bicara pada dirinya. Orang seperti apa Karma itu? Baik kah ia? Atau malah sebaliknya?.
Nagisa memukul kepalanya ini betah di dalam kelas.
Bel berbunyi lagi tanda waktunya pulang."Nagisa-chan?! Ikou!!" Ajak Kayano bersemangat.
"Gomen ne Kayano-chan, sepertinya aku harus di sekolah sementara." Ucap Nagisa merasa tidak enak hati.
"Are? Memangnya kau ketinggalan yah Nagisa-chan?" Tanya Kayano melihat buku tulis Nagisa.
"Ah...ahaha ano... eto.. vich-Sensei yang bilang, aku harus mengerjakan PR kemarin Kayano-chan. Gomen ne, daijoubu ka?" Jelas Nagisa agar Kayano paham, meski, ia tahu jika sahabatnya itu yang paling pengertian.
"Oh, hmm wakatta!!" Ucap kayano bersemangat dan menggepalkan tangannya.
"Arigatou Kayano-chan, oh iya, kau tidak usah menungguku yah. Aku tidak tahu jam berapa aku akan pulang ke rumah." Jelas Nagisa lagi.
Kayano mengangguk tanda mengerti."Ja ne.. Nagisa-chan. Ganbatte na ^_^" Kayano memberi semangat dan di balas senyuman oleh Nagisa.
Berselang 20 menit nagisa mulai uring-uringan di dalam kelas. Karena siswa-siswinya mulai sedikit yang tinggal." hah~ tsukareta" ucap nagisa sambil merenggangkan otot-otot di tangannya.
"YOSHI! GANBATTE NAGISA-CHAN~ sedikit lagi, aku pasti bisa menye---le---sai---kan---nya...." ucapan nagisa terputus putus saat melihat masih ada 10 soal lagi yang harus di jawabnya.
"KYAAAAAAAAA~ KAPAN SELESAINYA SOAL-SOAL INI?!" Nagisa mulai kehilangan semangat dan mulai putus asa.
Teman sekelas hanya menatapnya heran dan bertanya-tanya.
Merasa di perhatikan, nagisa mulai mengambil buku tulis dan menutupi wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Love With The Assassin
FanfictionShiota Nagisa adalah seorang gadis yang pendiam dan selalu menuruti ibunya. Lalu, apa yang terjadi jika ia jatuh cinta dengan sang pembunuh berdarah dingin? Akankah happy ending? Or.. sebaliknya?