W.I.G. Tujuh

26 12 0
                                    

Ini adalah kisah sewaktu aku kecil dulu.
Saat itu aku sedang bersama temanku, kita sedang nyemil permen jahe yang manis-manis pedas. Nyumm...

***

"Putih-putihnya bisa dimakan loh, Cha..." ujar temanku ketika aku baru saja membeli permen jahe terlaris dari warung Bu Inah.

"Iya kah?" tanyaku tak yakin, melihat bentuknya yang menyerupai kertas minyak bening.

"Iyaa... itu bahannya dari jeli. Tapi dijilat dulu deh, baru kamu kunyah." balasnya sambil tersenyum.
Ia mengeluarkan permen jahe serupa dengan milikku dari tas seragam TK kami dan membuka bungkusnya. Serta merta ia mengulum lapisan bening permen itu.

"Rasanya kayak stobeli," ujarnya tanpa ragu membuka mulutnya menunjukkan kunyahan menjijikkan berwarna putih bercampur warna coklat. Ima pasti makan coklat diam-diam tanpa mengajakku.

"Aku pulang dulu yah... bye-bye." Ima melambaikan tangan memasuki rumahnya.

Tinggallah aku dan rasa penasaranku pada permen jahe ini.

Aku menjilati lapisan bening permen jahe hingga basah, mengunyahnya penasaran dan mengutuk dalam hati.

Sialan! ini kertas.

***

Yah, kalian tahu, saat itu aku masih sangat kecil.
Masih sangat polos.
Meski aku merasa kena jebakan temenku itu, tapi jika mengingatnya sekarang, aku tak bisa tak tersenyum...
Inilah warna hidup. Hehehe...

Salam
Wattys Indonesia

====================
Oleh NemuruDaisuki
Telah disunting
====================

We Are OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang