Nodding

3.3K 211 27
                                    

EYD tidak baku, typo bertebaran, bahasa abal-abal, maklum masih newbie :3
HAPPY READING ALL ^^
.
.
"Kau dimana?"
Choi Seungcheol -si penelpon- bertanya pada lawan bicaranya. Namun hanya deru nafas lemah yang terdengar.

"..."

"YAK! Apa kau mendengarku?"

"Aku mendengarmu, hyung."

Seungcheol kini menghembuskan nafasnya lega. Ia sempat panik, karena sahabatnya tiba-tiba saja menghilang sejak kemarin pagi hingga hari ini, bahkan tidak berangkat ke kantornya, walaupun sahabatnya ini adalah CEO di Hyundai Corps, tapi ia harus memberikan contoh yang baik untuk para karyawannya kan?

Untuk info, Hyundai Corps adalah salah satu perusahaan besar di Seoul yang bergerak di bidang industri dan teknologi, bahkan perusahaan tersebut berhasil mengikat kerjasama dengan perusahaan gadget ternama di negara ginseng tersebut. Dan sahabat sekaligus bosnya saat ini menjadi CEO termuda saat ayah bosnya meninggal akibat kecelakaan pesawat.

Kembali ke cerita.

Seungcheol hanya takut, 'masa lalu' kembali ke ingatan sahabatnya.
'Masa lalu' yang membuat hidup sahabatnya hancur, seperti saat ini.

"Kalau begitu jawab aku, dimana kau sekarang, Mingyu-ah?"
Kim Mingyu, yeah namja berambut biru keabuan yang memiliki tinggi diatas rata-rata dan taring yang unik ini hanya menghembuskan nafasnya kasar. Dia hanya perlu merilekskan pikirannya sejenak, lebih tepatnya, merilekskan hatinya yang lelah menunggu 'dirinya'.

"Aku hanya berjalan-jalan sejenak, hyung. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan kembali secepatnya."
"Ta-"

PIP
Mingyu langsung menutup telpon dari Seungcheol, sahabat sekaligus sekretaris pribadinya. Ia menghembuskan nafasnya kasar, kembali. Memantapkan hati, kini ia sedang berada di sebuah rumah kecil yang cukup jauh dari kota Seoul.

Changwon, sebuah kota yang dimana rumah para penduduknya hampir 80% masih berbentuk rumah jaman Joseon dengan atap yang tinggi dan runcing di kedua ujungnya, dan suasana kental disana seperti kau kembali pada jaman Joseon. Tak jauh dari rumah-rumah itu, terdapat sungai cukup besar yang hanya bisa dilewat oleh satu perahu tradisional saja. (Plis ini cuman karanganku yg gaje, maapkan~)

Mingyu kembali menatap rumah yang kini dihadapannya. Tenang, sejuk, namun hanya saja sudah ditumbuhi rumput liar di tamannya, sehingga memberikan kesan tak terurus. Namun bagi Mingyu, itu tidak akan mengubah kenangan manis di rumah ini.
Yeah, rumah yang menjadi saksi perpisahan 'mereka'.
"Hyung.."
.
.
Mingyu melangkahkan kaki menuju pintu masuk dan membuka pintu dengan kunci yang selalu ia simpan dibalik jas mahalnya. Perlahan ia menelusuri ke seluruh bagian rumah itu dengan mata tajamnya. Hingga retina matanya tak sengaja menatap camera digital dengan motif bunga putih yang berada di lemari kaca di sisi ruang tamu rumah itu.

Mingyu membuka lemari kaca itu dan mengambil kamera tersebut. Dibaliknya kamera tersebut, terdapat tulisan yang seperti memo yang tertempel di bagian belakang kamera.

"Jangan berani menyentuh kamera ini, vampir pabo! Jika berani menyentuhnya, kupastikan kau tidak akan melihatku selamanya!"

Begitulah isi memo tersebut. Mingyu tersenyum miris, hingga membuat dadanya kembali sesak. Ia hanya perlu 'orang itu' sehingga rasa sesak ini bisa hilang secepatnya.
Disini, di depannya.
Dan itu hanya menjadi imajinasi seorang Kim Mingyu kembali.
"Hyung.."
.
.
(Disaranin banget denger lagunya pas mulai part ini kkk~)

FLASHBACK

"YAK KIM MINGYU! CEPAT BANTU AKU!" teriak kakek Mingyu.
Kakek Mingyu adalah seorang fotografer handal di Changwon. Beliau dipanggil oleh keluarga Jeon untuk memotret anak tunggal mereka yang baru saja wisuda.

Nodding (Meanie Ver)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang