Chapter 1

6.9K 288 7
                                    


Gadis cantik berumur 20 tahun telah siap dengan rok span serta atasan yang di lapisi blezer biru. ditangan mungilnya sudah ada beberapa berkas untuk pelamaran kerja.

Yap. Clarissa Prilly Maura itulah nama dari gadis cantik itu wajahnya sangat bertolak belakang dengan kehidupan nya yang penuh dengan lika-liku dan cobaan yang terus menerpa. Namun, gadis itu tetap saja ceria seperti biasanya. salah satu kekuatannya yaitu sang Bunda yang kini sedang terbaring lemah di atas kasur. Ia ingin sekali membawa Bunda ke Rumah Sakit untuk di rawat inap namun sang Bunda menolaknya dengan alasan tidak ingin merepotkan putrinya, di samping itu juga mereka harus memerlukan biaya yang cukup.

"Bunda," Prilly berjalan menghampiri sang bunda dan duduk di tepi ranjang.

"Prilly," sang Bunda membuka matanya secara perlahan.

"Gimana keadaan Bunda sekarang? Apa udah enakkan?" terlihat jelas raut wajah khawatir dari gadis itu. Tangannya menyentuh dahi sang Bunda.

"Alhamdulilah. sedikit jauh lebih baik sayang," sang Bunda tersenyum ke arah putrinya walaupun dalam keadaan yang lemas dan pucat

"Tapi, Bunda masih terlihat pucat. Kita ke dokter saja ya, Bund." Bujuk Prilly yang masih memandang iba Bundanya.

"Nggak sayang. Ngak perlu. Bunda masih kuat kok. Lagian biayanya juga pasti maham," tolak sang Bunda halus.

Nyonya Ully-----wanita yang berusia 40 tahun lebih dan memiliki seorang putri cantik yaitu Clarissa Prilly Laura, suaminya sudah lama meninggal dunia.Semenjak, itu ia sering sakit-sakittan, ia ingin sekali bekerja untuk membantu putrinya, ia juga tidak tega melihat putrinya yang seharusnya menjalani masa-masa mudanya, justru harus bekerja keras untuk biaya pengobatannya dan juga kehidupan sehari-hari mereka. Kadang ia merasa gagal menjadi seorang Ibu, ia juga sering merasa tidak enak kepada putrinya. Namun putrinya----Prilly sering kali berkata 'Tidak apa-apa, ini sudah menjadi kewajibanku'. Ia sangat bangga mempunyai putri yang ceria dan pekerja keras sepertinya.

"Maafin Prilly ya, Bund. Prilly belum bisa bahagiain Bunda. Tapi, Prilly janji akan bekerja keras demi Bunda." Sesal Prilly yang menatap sang Bunda dengan mata yang berkaca-kaca

"Seharusnya Bunda yang minta maaf sayang. Karena nggak seharusnya kamu bekerja dengan sendirinya seperti ini. Lagipula dengan adanya Prilly di samping Bunda, itu sudah cukup membuat Bunda bahagia." Balas Bunda mengusap lembut pipi chubby Prilly.

"Prilly pamit ya, Bund. Doain Prilly supaya cepat dapat kerja dan bisa membawa bunda berobat." Pamit Prilly mencium dahi Bundanya dan juga punggung tangannya

"Iya sayang. Bunda selalu mendoakan yang terbaik untuk kamu," balas Bunda tersenyum.

"Bunda jangan lupa minum obat, ya!" pesan Prilly yang mulai beranjak sang Bunda hanya mengangguk mengerti.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsallam,"

***

Di tempat lain seorang pria tampan di buat geram dengan tingkah sekretarisnya Bagaimana tidak baru beberapa hari bekerja disini saja selalu menggoda pria itu, pakaiannya yang menurut nya kekurangan bahan itu. Sebenernya ia tidak menginginkan ia menjadi sekretaris disini namun karena paksaan dari sang Papa yang katanya dia bisa di andalkan dan berpengalaman. Awalnya pria ini masih biasa biasa saja namun makin kesini sepertinya kejiwaan wanita itu sudah terganggu bahkan saraf malu sudah putus. Jadi, dengan sangat terpaksa ia memecat nya dan menyuruh security untuk mengusirnya secara paksa

Edward Ali Pratama. Itulah nama pria yang menjabat sebagai CEO muda di usianya yang masih 22 tahun.

Tok tok tok

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Happy With You (END) (Re-post)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang