Bab 1

152 9 1
                                    

   Sesosok pria yang ku perkirakan hampir mirip dengan ku masuk , maksudku mirip penampilan kacamata yang bertengger di hidung mancung ,kulit coklat langsat ,mata hitam yang menatap tajam, a.. Mata nya bisa berubah warna ,keren. Karna pas masuk warna matanya berwarna hitam tapi pada saat dia meliahatku warna matanya berubah menjadi coklat emas yang menatap tajam di balik kacamata besarnya yang bertengger di hidung mancungnya.

"Perkenalkan dirimu" kata Miss Eva dengan senyum manisnya.

"Namaku Alfareo Devilo W" ucap pria itu.

"Ku lihat ke seluruh makhluk di kelasku menatap pria di depan kelas ku dengan kecewa dan jijik."ucapku dalam hati.

"Emm.. Lidya" panggil Livia.

"Ada apa Via"jawabku.

"Tidak jadi.." Jawabnya lalu menghilang.

"Baiklah" jawabku lalu menatap pria di depan ku.

"Ibu rasa tidak ada yang bertanya. Sebelum itu apa nama panggilan mu ,Nak?" Tanya Miss Eva.

"Panggil saja Reo. Miss dimana tempat duduk ku?"ujarnya singkat.

"Ah maaf kan saya , duduk lah di sebelah Lidya yang paling ujung sana" jawab Miss Eva sambil menunjuk ke arah samping kursi ku yang kosong.

"Terima kasih Miss" jawabnya dan langsung berjalan ke arah ku.

"Wuuuu.. Nerd bertemu dengan Nerd. Ku rasa mereka berdua cocok" ku perkirakan itu suara si Nenek lampir satu itu.
Aku hanya mengendus tanpa perduli dengan Nenek lampir satu itu.

"Hai.. Salam kenal"kata orang sebelahku sambil mengulur tangan nya . Ohmaygad dia tersenyum , senyumnya manis sekali. Aku menerima uluran tangannya dan juga tersenyum dan dengan kurang ajarnya pipi ku memerah."Apa nama asli mu?"tanya nya .
"Ah.. Nama ku Lidya Chendra S. Panggil Lidya saja. " jawabku sambil memberikan senyum. Entah kenapa kulit tangan nya begitu hangat.

"Ehem.. Lidya kenalanya bisa nanti ?" Tanya Miss Eva sambil menatap tajam kami.
Aku langsung melepas tangan ku dengannya dan melanjutkan pelajaran Miss Eva.

*****
Triing...
Triing...
Triing...

"Sampai bertemu di pelajaran selanjut nya anak-anak."jawab Miss Eva sambil berjalan ke luar kelas.

Aku mengeluarkan bekal dari tas ku. Orang sebelah ku duduk diam ,aku menengok ke sebelahnya "kau bawa bekal?"tanya ku.
Dia menggeleng . Aku membuka bekal ku yang tadi pagi ku buat."kau mau?"tanya ku karna ku lihat dia menatap bekalku dengan minat . Entah apa yang dia lihat padahal aku hanya membuat nasi goreng daging .
"Apa boleh ?" Tanya nya . Aku mengangguk dan kebetulan aku membawa dua sendok ,tidak kebetulan sih memang sengaja sebagai cadangan. Aku memberikan dia sendok satu dan aku satu."selamat makan ." Ucap ku . Dia menatap ku ,aku menatap balik . Ohh ini sudah biasa ku lakukan ,dia tersenyum"selamat makan"jawabnya.aku mengangguk dan menyuapkan makanan di bekal ku ke dalam mulut ku ,begitu pun dengan nya.

Matanya membesar."apa tidak enak.?" Tanya ku. Dia menggeleng "Ini enak sekali . Lebih enak dari masakan ibu ku."jawabnya dan menyendokan makanan ke dalam mulutnya . Aku tersenyum senang selain Grani masih ada yang memberikan pujian kepada masakan ku.
Tak lama bekal ku sudah tandas.ternyata tak salah hari ini Livia menyuruhku membawa banyak,padahal aku makannya tidak banyak ,tapi dia memaksa ku.

"Kenyang"ujarku sambil mengelus perutku. "Terima kasih atas bekalnya."jawab Reo sambil tersenyum."sama-sama".jawabku dan membalas senyumannya.

"Hei nerd"panggil Nenek lampir dengan suara cemprenya.
Aku hanya meliriknya sebentar dan pura-pura sedang berbicara denga Reo."Reo mau ku antar berkeliling ?" Tanya ku. Dia mengangguk."ayoo."
Kami berjalan dengan dia yang berada di sampingku dan melewati Nenek lampir itu. Ku rasa nenek lampir itu sedang menahan magma yang akan meletus di dalam kepalak jelek nya itu.

"Maafkan aku Reo sampai membawa nama mu . Tapi Reo aku takut kau seperti dengan ku nantinya jika kau terlalu dekat dengan ku."kata ku sambil berjalan dan memberi jarak kepada kami. Tapi Reo seperti tidak perduli bahkan sekarang dia berjalan dengan gaya 'sok cool' nya dengan tangan yang di masukan ke dalam kantong  celana panjangnya. Bahkan sekarang dia berjalan mendekatiku  sedangkan aku hanya melongo , anak-anak yang ada di lorong semuanya menatapku dan Reo dengan tatapan aneh dan sulit ku artikan.

"Memang apa masalahnya ?" Tanyanya dengan pandangan ke arah depan. Aku menunduk dan berhenti begitu juga dengan Reo.

"Ada apa?" Tanya Reo.

"Aku hanya takut saja kau akan di bully sepertiku, bahkan anak-anak menatap kita dengan aneh ."jawab ku dengan menunduk.

"Sudahlah jangan khawatir , aku tidak masalah dan aku juga akan melindungimu , hiraukan saja mereka."katanya tersenyum . Beru pertama kali seorang lelaki mengatakan sesuatu yang membuat hatiku senang dan deg-degan. Terasa di bagian perutku seperti bunga yang bermekaran ,Semburan di pipiku yang tidak dapat ku tahan lagi membuat pipiku merona . Bahkan aku merasakan jika berada di dekatnya aku akan aman.

Bersambung...

Sampai sini dlu ya guys. Sorry klo bnyak typoo dan gaje..
Hehehe..
Babay..

My Mate Is Psychopath Nerd [Very Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang