Kau Bisa Melihatku ?

19 2 0
                                    


(Chapter 1)
08:25 am

(Tap tap tap... Suara kaki melangkah dengan cepat, menerpa hujan yang agak deras untuk mencapai tempat tujuan yaitu kampus. Sesampainya di kampus ia langsung menuju ke toilet.)

"Huuh... Bajuku basah semua. Kenapa juga aku lupa membawa payung ? Huh, ya sudahlah. Sudah terlanjur basah." Tria pun menggerutu

(Tria Grenata Utami, ialah seorang mahasiswi umur 18 jurusan desain di Universitas Tricom. Ia seorang gadis yang juga bekerja di sebuah kafe jico yang tidak terlalu jauh dari rumahnya atau lebih tepatnya rumah peninggalan orangtuanya.)

"Eh ? Sudah jam 8 lewat ? Omg, aku terlambat masuk kelas. Aku harus cepat-cepat, semoga belum ada si dosen killer" panik Tria.

(Sesampainya di depan pintu, Ckrek.. dibukanya pintu pelan-pelan, tanpa terduga doa-nya rupanya tidak terkabul, dosen killer pun sudah ada diruangan.)

"Tria ! Kenapa kamu terlambat ?" Dosen tersebut sedikit membentak.

"A-anu pak, maaf... Saya terjebak hujan tadi, jadi saya nekat berlari sampai ke sini. Dan sekarang baju saya basah, jadi aku ke toilet dulu sebentar."

Dosen tersebut menghela nafas kesal, "Ya sudah, duduk di tempatmu. Besok jangan lagi yang namanya telat. Mengerti kamu ?!"

"Iya pak. Saya akan usahakan. Terima kasih pak."

(Beberapa jam kemudian pembelajaran akhirnya selesai, dan jam istirahat di mulai. Tria pun langsung menuju kantin dan tanpa sengaja ia melihat seorang pria seumurannya sedang melihatnya dibalik tembok. Tria pun agak was was dan pelan-pelan mendekati pria tersebut.)

"Enngg... Kamu siapa ? Kenapa mengendap di situ ?" Tanya Tria tanpa ragu

Pria itu pun tersontak kaget. Ia tak percaya bahwa ada yang bisa melihatnya.
"Ka-ka-kamu, bicara padaku ?"

"Iya, kamu siapa ya ? Dan kenapa ada disini ? Kamu mahasiswa juga kan ?"

Pria itu bukannya menjawab tetapi bertanya balik pada Tria
"Kok kamu bisa melihatku ?"

Tria pun bingung dengan pertanyaan pria tersebut.
"Maksud kamu ? Iya... aku melihat kamu mengintip-intip di balik tembok ini. Jadi.. ya.. otomatis aku menghampirimu. Ngomong-ngomong nama kamu siapa sih ? Dari tadi aku nanya gak di jawab-jawab." Sedikit kesal.

"Emm.. Namaku Fuck" Ragu-ragu

"WHAT ??!! Namamu jorok banget ! Gak ada nama lain apa ?" Tersontak kaget.

"Jorok ? Dari dulu aku sudah di kasih nama itu. Jorok dari mana ? Kata kakek ku nama fuck itu anugerah" Dengan wajah polosnya ia menjelaskan, sedangkan Tria sweet drop.

"Kakekmu itu nggak tahu arti nya apa ? Asal-asal ngasih nama aja" Gumam Tria
"Yaa, baiklah. Aku ganti namamu aja ya, biar lebih enak di panggil. Aku panggil kamu Fio. Bagaimana ?"

"Tapi aku lebih suka Fuc-"

"PLEASE JANGAN SEBUT ITU LAGIII..!!!" OMG (T~T)

"Huuffh, jadi kamu aku panggil Fio. Ok ? Harus di biasakan. Jangan lagi pakai nama bodoh mu yang tadi."

"Yaa... Baiklah" Fio pun hanya mengiyakan

"Oh iya, kamu ngapain ngintip-ngintip segala di situ tadi ?" Tria pun penasaran

"Aku cuma ingin melihat kehidupan mereka yang nyata"

Tria pun makin bingung apa yang dibicarakan Fio tersebut.
"Maksud kamu kehidupan yang nyata ?"

"Aku ini cuma bayangan"

~

(To be continued)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang