Menghindar

748 5 8
                                    

Katanya sahabat adalah orang yang selalu ada di samping kita. Mendengar keluh kesah kita.

Benarkah?

Apa kau sahabat yang seperti itu?

~~~~~~

Suasana kantin Crandford sedang ramai saat ini. Ada yang mengobrol, tertawa dan lain sebagainya.

Terlihat seorang gadis berambut ikal pirang keemasan sebahu sedang terlihat kebingungan. Nampan yang berisi makan siangnya itu ia pegang erat dengan kedua tangannya. Nampaknya ia belum menemukan meja yang kosong untuk melahap makanannya.

"Hei Alice! Disini!" Seru sebuah suara yang memanggil nama gadis berambut ikal tadi. Mendengar itu, mata birunya berusaha mencari sesosok yang memanggilnya.

Pandangan matanya tertumbuk pada seseorang yang sedang melambai-lambai kearahnya--gerakan yang mengundang Alice datang kearah meja di tengah ruangan kantin. Setelah beberapa saat melangkah, ia sampai ke meja itu. Amie—seseorang yang melambaikan tangannya tadi menggeser tempat duduknya. Alice pun duduk.

"Trims Amie," Ujar Alice tersenyum.

"Tak apa," Balas gadis berkacamata itu. Amie kembali lagi memakan sandwich-nya. Alice juga mulai memakan omelet-nya dengan tenang.

Di depan Alice, gadis bermata hijau dan rambutnya diikat satu yang berantakan mulai berbicara seperti biasanya. 

"Huft, Mrs. Atkrinson hari ini membuatku sebal! Dia berkata tentang masa Renisans—"

"Renaisans, Helen," Ujar Alice mengkoreksi.

"Yah, terserah apapun itu," Ujar Helen pendek, lalu meminum strawberry float-nya. Dan dia kembali melanjutkan cerita.

"Bahkan aku sama sekali tidak mengerti apa yang dikatakan guru itu,"

"Kalau begitu, kenapa kau mengambil kelas tentang sejarah eropa?" Tanya Amie.

"Kupikir itu menyenangkan awalnya,"

"Jalankan saja apa yang sudah jadi pilihanmu," Alice menyuapkan omelet ke mulutnya lagi.

Tiba-tiba terdengar suara pintu kantin yang terbuka. Membuat perhatian Amie teralih dari Alice dan Helen. Helen pun mengikuti arah pandang Amie.

Alice sepertinya tak menyadari itu. Terlihat dia begitu menikmati makan siangnya.

"Oh, ya ampun!" Suara Helen terdengar ada rasa ketidaksukaan. Amie mendengus keras.

"Apa?" Tanya Alice yang baru saja menghabiskan omelet-nya.

"Evelyn dan kedua temannya," Jawab Amie.

Alice mengikuti arah pandang Amie.

Gadis berambut hitam panjang sepunggung dengan poni samping, berkulit kuning langsat, berwajah oval, dengan bibir yang tidak tipis, dan tidak tebal pula bewarna peach. Hidungnya biasa saja (tidak mancung).

Cantik.

Dan semakin cantik dengan sepasang mata bewarna kelabu miliknya.

Sepertinya gadis itu jadi 'pimpinannya'. Dia berjalan dan diikuti dengan dua gadis lainnya.

Gadis dengan mata kelabu itulah Evelyn.

Uh. Oh. Ini buruk. Desah Alice.

"Ck, aku tidak begitu suka pada Evelyn dan teman-temannya itu, mereka itu sok!" Cerca Helen tanpa ia sadari.

Amie menyetujui perkataan Helen. Dan terjadilah obrolan. Sedangkan Alice terlihat gelisah dan ingin meninggalkan tempat ini.

"Eer, Helen, Amie, aku ada perlu mendadak, aku pergi dulu ya, bye!" Ujar Alice buru-buru. Satu kakinya baru saja keluar dari bawah meja, Amie bertanya kepadanya.

Relationships areTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang