6

3.5K 237 1
                                    

Hye Sun POV

"Kyaaa!!!! Berhentiiii!!!!" Aku berteriak setelah melihat pemandangan tak karuan di depanku saat ini.

Sangat kacau. Jimin terlihat sangat kacau. Terlihat beberapa orang sedang mengerubungi Jimin dan memukulinya. Sungguh,kasihan sekali Jimin.

"Yak! Apa yang kalian lakukan?! Kenapa kalian membully Jimin?! Apa dia punya salah dengan kalian?!" Aku berteriak keras didepan orang-orang kejam itu. Aku benar-benar benci dengan orang seperti mereka.

"Heii.. Kau yeoja yang berani ya.." Salah satu namja yang memukuli Jimin memegang wajahku,spontan aku menepis tangannya.

"Hei jangan main-main denganku!! Sekarang kalian pergilah!" Aku terus membentak mereka.

"Tapi kami butuh uang, haha." Namja gila itu tertawa bersama teman-temannya,yang sama-sama brengsek. Dasar gila.

"Kau butuh uang?! Ambil uang ku dan pergilah! Jangan pernah ganggu Jimin lagi!!" Aku memberi paksa uangku beberapa won didepan mereka.

"Aih baik sekali,yasudah kami pergi dulu ya.. urus si culun tidak tau diri itu yaa.."

"Cihh. Dasar gila."

Namja berkelompok itu pun pergi dari hadapanku dan Jimin. Hah? Jimin? Ah iya bagaimana dengan Jimin?

"Jimin,kau tidak apa-apa?" Aku menidurkan kepalanya di paha ku, kasihan sekali Jimin. Wajahnya penuh dengan luka.

"Ah Jimin,kajja kita ke UKS. Disana pasti aja pengobatan untukmu." Aku pun segera menuntun Jimin ke UKS.

**

Setelah sampai di UKS aku langsung mengobati luka di wajah Jimin.

"Aaa.." Jimin terus meringis kesakitan.

"Tahan sedikit ya,lukamu parah. Bagaimana ini semua bisa terjadi eoh?" Aku terus fokus mengobati wajahnya.

"Mereka semua memang sering membully ku bahkan memukuliku."

Mwo? Jimin bilang dia sering dipukuli? Kenapa dia tidak lapor ke guru saja eoh.

"Kau sering dipukuli? Kenapa kau tidak lapor saja?"

"Mereka mengancamku. Mereka bilang kalau aku lapor,mereka akan membunuhku dan adikku."

"Adikmu? Mereka tau adikmu?" Bagaimana mereka bisa tau adik Jimin. Ah mungkin mereka salah satu penguntit Jimin.

"Adikku kan pernah ke kampus ini,untuk mengantarku kesini."

Aku yang mendengar cerita Jimin hanya bisa ber-Oh ria.

"Jimin sepertinya luka mu sudah selesai aku obati." Aku pun membereskan alat-alat pengobatan yang tadi aku pakai.

"Hye Sun terimakasih banyak ya,mungkin tadi jika tidak ada kau, aku sudah mati. Kau benar-benar malaikat penolongku."

"Aishh sudahlah Jimin. Lagipula aku senang bisa membantumu." Aku tersenyum padanya,ia pun ikut tersenyum padaku.

"Sebentar aku ingin mengembalikan obat-obat ini ke tempat obat dulu." Aku pun segera mengembalikan obat obat ini ke tempatnya. Tapi... Jimin menarikku? Jimin menahanku? Kenapa?

"Tunggu.."

Aku membalikkan badanku ke arahnya.

"Nde?"

"Jangan tinggalkan aku."

Apa Jimin sedang mengigau? Jelas-jelas aku hanya mengembalikkan obat saja. Tapi kenapa dia tiba-tiba bilang begitu?

"Jimin,aku hanya ingin mengembalikkan obat saja. Apa kau mau ikut?"

Jimin terus memandangku, memandangku dalam,sangat dalam. Dan aku tersadar akan sesuatu hal...

"Yak Jimin! Dimana kacamataku yang aku berikan padamu?" Ya aku sadar kacamata yang aku berikan padanya tidak ada.

"K..kacamata? Ah iya kacamatanya mana ya. Atau mungkin mereka merusaknya lalu membuangnya,ini bukan yang pertama bagiku. Mianhae Hye Sun,aku sungguh minta maaf."

Jimin POV

Kenapa Hye Sun malah memandangiku? Mengapa dia tidak menjawabku? Apa ada yang aneh dariku?

"Kau kasihan sekali eoh." Tak lama Hye Sun pun membuka pembicaraan.

"Aku benar-benar kasihan padamu,kau itu kelihatannya orang baik,pintar,kalau aku lihat kau juga tampan. Tapi kenapa banyak orang yang suka membullymu? Mereka memang manusia gila."

"Ahh kau tidak perlu kasihan padaku,aku tidak apa-apa kok. Hei mataku bisa terlihat lebih jelas,aku melihatmu jelas sekali!" Aku berusaha mengalihkan pembicaraannya,agar dia berhenti menatapku.

Tunggu. Tapi memang benar, penglihatan ku sudah jelas sekarang ini. Aku senang sekali! Thanks god.

"Woahh,Jinja?" Hye Sun terlihat sangat bahagia.

"Nde,ah ini semua berkatmu. Terimakasih banyak,aku benar-benar berterimakasih padamu."

"Yak Jimin-ah jangan berterimakasih terus." Hye Sun menjitak kepalaku. Dia lucu sekali.

"Ah nde nde mian. Tapi aku benar-benar senang!!"

"Aku jugaaaa!!"

Hye Sun memelukku? Apa aku sedang mimpi? Ya benar Hye Sun,cinta pertamaku memelukku. Kebahagiaan apalagi iniiiii!! Ahhh aku serasa di surga!!

Aku pun segera membalas pelukannya.

Author POV

"Eh?" Hye Sun baru menyadari kalau dirinya sedang memeluk Jimin.

"Wae?"

"Mian. Aku tidak sengaja,aku terlalu senang."

"Ah tidak apa." Jimin tersenyum manis, sangat manis.

Hye Sun membalas senyuman Jimin.

Tiba-tiba saja Jimin mendekatkan wajahnya dengan wajah Hye Sun.
Sangat dekat.
Bahkan sekarang hanya tersisa 1 cm,sampai Hye Sun bisa merasakan nafas Jimin..

Tapi kenapa Hye Sun tidak menjauh dari Jimin?



Part ini pendek ya. Miannn😭

To be continue.

AGUSTinaAyu.

I Love You | jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang