Awal Yang Baru (2)

152 9 0
                                        

Raisa Pov

Ini aku, Raisa.

Ini aku, Raisa yang baru.

Iya ini aku yang baru, hidupku yang baru dan semuanya yang baru. Aku memulai semuanya menjadi sosok yang baru, sosok yang angkuh, pendiam, tidak ingin berinteraksi dengan siapapun yang tidak aku kenal. Egois? Mementingkan diri sendiri? Masa bodoh, apapun itu aku tidak peduli sama sekali.

Sekarang aku yang harus mengambil kendali di kehidupanku kali ini, dan mulai detik ini. Aku sudah tidak ingin lagi ada seseorang apalagi makhluk beridentitas Laki-laki yang berusaha masuk kembali dalam hidupku, dan mengambil alih semua kendaliku. Aku sopir-nya, aku pilot-nya, aku nahkoda-nya dan aku masinis-nya. Bukan kamu, dia ataupun mereka. Ini hidup saya, ikuti kemauan saya. Jika tidak mau? Silahkan angkat kaki. Aku lelah, penat dan capek jika mengingat yang lalu, aku dahulu seperti orang bodoh yang mau-maunya dipermainkan seperti playstation, di tarik ulur seperti layangan, di batasi geraknya layak-nya robot, dan di sentil jauh-jauh layak-nya kelereng. Aku sudah seperti mainan sehari-hari mereka. Aku dikendalikan, dibodohi, dan masih banyak lagi. Aku hanya bisa tersenyum kecut mengingat tolol-nya hidupku yang dulu.

Namun kini aku hadir dalam balutan ketangguhan, membentengi diri dengan baja tebal dan tidak akan ada siapapun yang masuk dan merusak. Hanya orang yang benar-benar serius dan bertanggung jawab yang akan menghancurkan pertahanan benteng yang aku bangun. Aku butuh seseorang yang bukan hanya mengisi hati dan hari-ku. Tapi aku mencari dia yang tidak berjanji namun tetap tinggal, menjaga hati yang aku beri dan tidak menggores luka yang dalam.

Mengingat sudah ada 2 orang yang berani-nya masuk membawa bunga dan keluar menggoreskan samurai dengan darah yang mengucur diujung-nya. Sadis, bukan?

Jangan kan melihat, melirik selama 0,0 detik pun tidak akan aku lakukan jika ada mereka di sampingku. Jika ada 2 pilihan, melihat seekor anjing dengan belatung yang menghinggapi-nya atau melihat kedua orang itu? Sepertinya Anjing itu lebih menarik untuk dilihat. Begitulah perumpamaan-nya.

Baru saja aku menginjakkan kaki-ku di toko buku ini, setelah memakan waktu limabelas menit perjalan dari rumah kesini akhirnya aku sampai juga. Sudah lama keinginanku mengunjungi toko buku yang berada di bilangan kemang ini. Setiap mengunjungi Rumah kak Sella -kaka perempuanku- yang sudah menikah, aku selalu melewati toko buku ini karena memang jarak dari rumah Kak Sella dari sini tidak terlalu jauh. Sejak kelas 1 SMA pertama kali melewati, ingin sekali menginjakkan kaki-ku disini. Dan baru hari ini aku bisa mewujudkan keinginanku tersebut.

Nekat berangkat sendiri menggunakan angkutan umum dan rela berbohong meminta izin ingin ke rumah Kevin. Yang nyatanya aku pergi kesini, karena jika aku menyatakan jujur maka Bunda tidak akan mengizinkan. Apalagi Bunda masih berfikir kondisiku belum pulih karena masih tertekan soal Evan. Selemah itu aku dimata bunda? Aku hanya tersenyum miris. Sekarang aku bukan lagi aku yang dulu bunda, yang patah hati lalu sakit dan kondisi badan memburuk. Maaf itu bukan aku yang sekarang.

Sekarang aku kuat berdiri dan memasang senyum. Menangis pertama kali menurut beberapa orang wajar untuk orang yang baru saja patah hati dan perasaan sakit serta sayang itu juga wajar jika masih terus hinggap, karena melupakan memang tak semudah membuat semut mati. Namun yang tidak wajar jika terus berhari-hari menangisi, dan aku tidak termasuk ke dalam itu.

Aku mulai mencari-cari buku yang aku cari, aku sedang mengincar 3 buku saat ini. 1 buku biologi, 1 buku detik-detik UN untuk bahan materi ku persiapan Ujian Nasional nanti, dan 1 buku Novel kesukaan-ku yang baru rilis.

Kini tanganku sudah menggenggam Novel dan 1 buku Biologi, tinggal satu buku lagi yang sedari tadi belum aku temukan. Mengingat stok buku yang berisi soal-soal tersebut hanya terbatas jika dibulan-bulan semester 2 ini, aku merasa wajar jika sulit ditemukan. Mungkin stok-nya sekarang sangat terbatas, dan aku harus segera menemukan buku tersebut sebelum benar-benar kehabisan.

Luka LamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang