"Don't be a fool
"And wait on me darling, I know that you don't wanna hear this,
"But I'am always on the move.
"And don't be a fool, and say that you love me."
Petikkan gitar milik Kevin dan juga suara Raisa telah membuat kehidupan kelas yang tadinya sepi menjadi ramai. Tepuk tangan serta kisruh siulan siswa-siswi kelas 12 IPS.2 bahkan bisa terdengar sampai kelas 12 IPS.4, yang bisa dibilang terpaut jauh jarak-nya yaitu melewati 1 kelas lagi. Bisa dibayangkan bagaimana rusuh-nya kelas tersebut?
Dengan semangat dan penghayatan yang baik, Raisa mampu membawakan lagu tersebut dengan piawai. Suara-nya terdengar indah dan merdu, mengingat lagu ini lah yang sering kali ia dengarkan akhir-akhir ini semenjak putus-nya hubungan ia dengan Evan. Ia berharap Evan menyanyikan lagu tersebut untuk-nya, karena setiap lirik-nya mengartikan tentang laki-laki yang mengakhiri hubungan-nya dengan maksud yang jelas. Tapi tidak dengan Evan yang tidak menjelaskan sama sekali maksud dari akhir semua cerita mereka. Raisa membenci mengingat itu.
Petikkan gitar Kevin pun berhenti, menandakan sudah habis lagu yang Raisa nyanyikan. Semua bertepuk tangan kembali. Dari sudut bangku urutan depan sebelah kanan, duduk 3 orang perempuan menatap dengan tatapan tidak suka melihat Raisa tengah bernyanyi. Salah satu dari mereka pun membuka mulut. "Buat kalian semua, gue kasih tau aja nih ya, Raisa nyanyi ini tuh nyindir mantan-nya banget. Dia tuh galmov -gagal move on- gitu." seru Cindy, dengan nada sinis. Cindy adalah ketua genk Bad Girl di kelas ini yang beranggotakan Kamila, Jessika dan dirinya. Bagi Cindy Raisa adalah musuh, teman bertarung dan hal yang harus disingkirkan dari dunia ini. "Seharusnya Evan tuh dulu sama gue, bukan sama dia. Dari dulu si Evan suka-nya juga sama gue! Eh akhirnya mereka putus deh. Karena Evan cuman sayang bohongan sama dia. Kasian banget ya, Evan-nya suka sama gue. Haha" tawa Cindy, sambil memandang Raisa dengan tatapan sinis.
Raisa hanya mengehela nafas, mencoba membiarkan Princess abal-abal di kelas-nya itu terus berbicara apa yang ia mau. Mereka berdua memang bisa dibilang bersaing saat mendapatkan Evan, tapi saat itu Evan lebih mengejar Raisa daripada Cindy. Setelah kejadian tersebut Cindy menyimpan dendam yang menumpuk pada Raisa.
"Tuhkan yang orang yang gue omongin aja diem. Berarti bener, mereka putus karena hal yang gak harus di satuin jadi satu. Dapet Evan aja dapet rebut dari gue, inget ya dapet rebut!."
Raisa berdiri dari tempat-nya duduk. Medengar kata merebut membuat telinga Raisa panas, ia benci jika disandingkan apalagi di cemooh dengan kata perebut. Apalagi yang Cindy maksud adalah perebut Evan dari Cindy, padahal bukan itu fakta sebenarnya. Semua mata terfokus pada Raisa yang kini tengah menatap Cindy dengan tatapan menantang. "Saya tidak merebut!" pekik Raisa, penekanan pada kata merebut membuat Cindy berdecih dan tersenyum sinis. "Tidak merebut?" tanya Cindy disusul tawa dari Kamila dan Jessika. "Terus apa kalo bukan merebut? Ngambil? Nyomot?."
"Kita bersaing Cindy, ingat itu! bukan-nya kamu yang selalu mencoba merebut Evan saat kami masih berpacaran? Mengapa kamu membalikkan fakta itu? Licik sekali."
Kelas kembali riuh saat sorakan teman sekelas yang ditujukan untuk Cindy. Seluruh penghuni kelas sudah mengetahui sifat Cindy dan kedua teman-nya itu, hampir 37 dari 40 siswa yang membenci Cindy kecuali yang dua-nya lagi yaitu Kamila dan Jessika, bahkan semua yang Cindy katakan sudah di anggap omong kosong dan halusinasi bagi mereka. Mereka juga sudah tau jika Cindy-lah yang dahulu mencoba merebut Evan dari Raisa namun tidak membuahkan hasil apapun, karena yang Cindy dapatkan hanya tolakan mentah dari Evan.
"Udah bubar! Apaan sih lo berdua ngerebutin Evan? Udah duduk, diem. Gue dapet teguran dari pak Teguh karena jam pelajaran dia keganggu soal-nya kelas kita berisik." bentak Joshua selaku ketua kelas, ia baru saja mendapat omelan dari Pak Teguh yang tengah mengajar di kelas sebelah. Semua pun kembali duduk di posisi-nya semula. Bahu Raisa masih naik turun menahan emosi-nya yang meluap-luap, entah mengapa Cindy sangat suka sekali membuat masalah dengan-nya. Padahal Raisa tidak pernah sama sekali mengusik kehidupan Cindy dan ketiga temannya itu, namun dengan berbagai alasan selalu saja Cindy dapat menemukan hal yang dapat membuat mereka terus bermusuhan. Aneh, pikir Raisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luka Lama
Novela Juvenil"Luka yang kemarin itu adalah sebuah kenangan, yang harus di pelajari bukan dibenci."