2016…
Langit malam ini menghitam. Tak ada sinar bulan seperti biasanya, bintang pun seolah enggan menampakkan diri. Hanya tampak kilatan petir sesekali. Udara dingin menyentuh kulit.
Titik-titik hujan baru jatuh membasahi bumi ketika aku sampai dikafe melati. Menunggu seseorang. Seseorang dengan senyuman tipis yang telah sukses membuatku merasa sempurna. Air yang jatuh berdegum-degum membentur atap kafe itu. Hujan selalu bisa menyihirku. Terpaku . Mataku tak berkedip menatap hujan yang mulai menderas itu .
Sejak hari itu aku mulai menyukai hujan. Hujan bagaikan alunan musik indah ditelingaku. Membuatku terlena. Ya sejak hari itu aku menyukai hujan…***
2014…“Allahhuakbar allahhuakbar allahuakbar allaahuakbar.Laaailahaillah huallahhuakbar allahuakbar wa lillaah ilaham,”
Terdengar Suara takbir yang berasal dari dua speaker besar. Yang Sengaja diletakkan ditengah lapangan basket, tempat berlangsungnya pemotongan dan pembagian daging kurban agar bisa terdengar keseluruh penjuru sekolah.
Hari ini adalah hari ketiga lebaran Idul Adha. Seperti tahun-tahun sebelumnya, hari ini sekolah kami mengadakan pemotongan hewan kurban. Uang untuk membeli beberapa ekor sapi dan lembu berasal dari seluruh murid dan guru. Kami para anggota OSIS dipercaya menjadi panitia tahun ini.
Matahari bersinar terang menjelang siang. Panas.
Selain pemotongan hewan dan pembagiannya, panitia juga melakukan acara memasak.Kuali-kuali dibersihkan. Bumbu-bumbu disiapkan . tungku dan bara api dibuat.
kami para anggota OSIS mulai bekerja, dibantu oleh beberapa guru.. Mulai membuat gulai rendang, sup dan acar.
Sungguh panas, keringat pun bercucuran. Tapi juga menyenangkan.
Masakan yang telah selesai dibawa masuk kedalam kelas .
karena lelah dan kepanasan aku juga ikut masuk. Beberapa guru menyarankan kami untuk makan, tapi aku lelah, memilih hanya mengambil satu air mineral dan beristirahat. Namun seorang teman menggangguku.“heiiii! jangan siram lagi! Kau mau aku basah kuyup ya?!"
ini teriakanku yang kesekian kalinya kepada Rani yang terus saja jail menyiramkan air kearahku.“segar tau!” sahutnya sambil menjulurkan lidah dan tanpa memperlihatkan rasa bersalah sedikitpun.
Aku mengangguk cepat. "Yaa segar,kau juga harus merasakan kesegaran ini tentunya, rani rasakan pembalasanku." batinku menggeram, kesabaranku habis ranii.
aku lalu mencoba mengejarnta, ingin membalasnya dengan melakukan hal yang sama. Tapi aku gagal. Aku bahkan tidak bisa membasahi wajahnya, hanya jemarinya yang terkena percikan air ku siram. Dia berlari sangat cepat. Pergi keluar kelas dengan wajah kemenangannya. "menyebalkan." batinku.
karena kekesalan yang teramat aku memutuskan untuk keluar juga. Namun tidak menemukan keramain seperti beberapa jam yang lalu, ku pikir semua orang mungkin sedang beristirahat.
Aku betul-betul tidak tau apa yang akan kulakukan diluar,aku melihat sekeliling. Sampah masih berserakan. aku mengalihkan pandangaku lagi, Mataku menemukan air mineral. Aku mengambilnya, Mengingat air yang tadi sudah terpakai habis.
Angin berhembus lembut, membuatku jadi melamun menatap awan.“Kak!”
Samar-samar aku mendengar suara berat dibalik punggungku, ku pikir pasti bukan aku. jadi aku melanjutkan saja menatap langit." hmm kaaak" dia menyentuh pundaku.
kali ini aku benar benar kaget.
"sangat tidak sopan!." pikirku.
Lamunanku yang berharga hilang sudah. Aku segera berbalik berniat memakinya.
Tapi aku malah terpana melihat sosoknya. Lihatlah Dia tinggi, badannya bagus dalam balutan jeans dan kaus biru. Ah sangat serasi dengan kulitnya yang gelap. Dan yang terpenting adalah dia tersenyum. Manis sekali. Aku tidak tau mengapa, tapi jantungku berdetak lebih cepat. Apa yang terjadi padaku? Rasa apa ini?. Kurasa sekarang ada rona merah dipipi ku. Bodoh!
"Kak" dia mengulang panggilannya. Mataku mengerjap. Salah tingkah.
"hmm ya?" jawabku.
“hmm kak tolong,” lelaki itu mengulurkan tangannya kehadapanku. Aku hanya menatapnya dengan pandangan bingung?.
Seolah mengerti dia menambahkan kalimatnya
“hmm.. kak tolong siramkan air” dia mengulurkan tangannya kembali. “kesini,” dia menambahkannya dan lagi lagi dia tersenyum.
Bagai tersihir aku langsung menurutinya.
“terimakasih!” dia tersenyum kembali dan sekarang kurasa jantungku berhenti berdetak, dia pergi entahlah menuju kemana. Meninggalkanku sendirian berdiri dengan senyum yg menghiasi wajahku.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/86049469-288-k301125.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan
Short Story"Sungguh, aku hanya lah gadis yang menyukaimu tanpa ekspektasi untuk mendapatkanmu." -Aku