Part 1: KEHILANGAN

18 2 0
                                    

  Semenjak meninggalnya orang tua megan,  yang di akibatkan tabrak lari tersebut megan terus-menerusan menangis.  Ia merasa begitu terpukul atas kehilangan orang tuannya,  karna mereka dulunya merupakan keluarga yang begitu harmonis bahkan tak pernah terjadi percekcokan antara keluargannya.

Megan selalu mengurung diri di kamarnya,  tak mau makan,  sering menangis tiba-tiba.  Hingga sang bibi yang bernama Anna begitu khawatir dengan kondisi megan saat ini. 

Sehingga sejak kematian orangtuanya ia bahkan tak pernah berbicara sepatah katapun kepada orang lain bahkan bibinya sendiri. 

"Megan sayang" panggil sang bibi di balik pintu kamar megan.
"...." tak ada jawaban ,
"Megan keluarlah nak,  jangan trus-menerus menyiksa dirimu seperti itu".
"..."tetap tak menjawab

Akhirnya bibinya memutuskan untuk mengantar makanan langsung ke kamar megan.

"Tok.. Tok.. Tok.. "
"....". Akhirnya bibi memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar megan. 

Megan terbaring  meringkuk di atas lantai denga mata sembab yang terpejam,  dengan badan yang sudah terkulai lemas.  Sontak hal itu membuat sang bibi terkejut dan langsung menghampiri tubuh megan yang sudah pucat pasi.

"Megan sayang,  sadarlah nak" sambil menitihkan air mata sang bibi menggoncang tubuh megan beberapa kali namun megan tetap tak bergeming.  Akhirnya ia memutuskan untuk menelphone ambulan. 

  Sesampainya di rumah sakit megan langsung di larikan ke UGD,  dan bibinya menunggu di luar.  Selang beberapa menit dokter pun keluar dari balik pintu UGD.

"Dok bagaimana keadaan megan? "
"Di baik-baik saja hanya saja mungkin dia dalam kondisi yang lelah dan stress berkepanjangan".
"Syukurlah"
"Obatnya langsung di tebus diruang admidnistrasi saja, dan usahakan megan jangan terlalu banyak pikiran dulu dan istirahatlah yang cukup masukan banyak asupan nutrisi"
"Baik dok,  trimakasih".

Bibi pun menghampiri megan di ruanangannya. 
"Megan syukurlah kau telah sadar"
"Emm..  Megan di mana bik? "
Untuk pertama kalinya megan bersuara setelah 3 hari pasca kehilangan orang tuannya. 

"kamu di rumah sakit, tadi kamu pingsan dan bibi membawa mu langsung ke rumah sakit"
"Emm aku ingin pulang! "
"Kau akan pulang setelah air infus ini habis" jawab bibinya tenang.
"Emm.."
"Kau takkan pulang kerumah mu yang dulu lagi megan,  kau akan tinggal bersama bibi.  Barang-barang mu sudah bibi pindahkan".
"Kenapa bik?  Kenapa harus pindah? "
"Apa kau ingin terus menerus terpuruk dengan kesedihan mu,  mengenang segala sesuatu di rumah itu,  bibi tak ingin kau seperti itu,  mari kita mulai semua dari nol lagi bibi tau kau adalah anak yang kuat sayang pulanglah kerumah bibi"

Megan hanya diam ia mempertimbangkan ucapan sang bik Anna beberapa kali.

Mungkin benar ucapan bik Anna aku harus memulai semua dari nol  lagi,  menata hidup ku kembali  berjuang  untuk masa depan ku sendiri.  Dengan begitu orangtua ku pasti bangga.

"Baiklah aku akan tinggal bersama mu bik"
"Hah lega rasnya kau ingin bangkit kembali,  jadi kau tak usah sungkan anggap saja aku seperti ibumu. "

Akhirnya megan diperbolehkan untuk pulang ke rumahnya,  sesampainya di rumah, megan langsung mengemasi barang-barangnya.

"Megan biarkan bibi saja yang mengemasi barang mu,  kau istirahatlah besok kau akan sekolah kembalikan? "
"Ah bibi tak apa aku saja,  ini kan barang-barang ku,  aku harus mandiri bik".

"Hemm aku senang dengan  semangat mu sekarang!" bibiknya tersenyum bangga

"Bik bagaimana dengan kerjaan mu selama 3 hari ini kau terus menemaniku"

Learn To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang