Chapter : 01

38 7 0
                                    

'Dasar, kau anak tidak tahu malu dan tidak tahu di untung'

'Lelaki macam apakau? Laknat'

'Enyahlah lelaki seperti mu dari dunia ini'

Hujatan penuh hujatan yang lelaki itu terima. Mengapa ia hanya berjalan tetap angkuh menuju Club disaat banyak orang orang yang tidak tahu tentang kehidupannya malah terus memojok nya seperti itu.

''Hei kawan, rupa nya kau masih datang lagi kesini?" tanya seorang lelaki lain yang sedang bermesraan dengan wanita nya.

''Aku bisa gila jika seperti ini terus menerus!'' ucap lelaki itu sambil mengusap kasar wajahnya.

''Santai bro, biarlah orang mau berkata apa. Itu bukan urusan mereka, mereka hanya tahu bahwa kau lelaki brengsek, dan itu memang benar.'' ucap ia tertawa.

''Sama sekali tidak lucu.'' katanya ketus.

''Tenang, masih ada aku yang menjadi kawan baik mu.'' jawabnya.

''Ya memang hanya kau saat ini temanku, Justin.'' katanya.

''Kalau begitu puaskan dirimu untuk malam ini, Grey.'' kata Justin yang memanggil laki laki itu dengan nama Grey.

Siapa dia?

Oh. Greyson Michael Chance. Seorang pemuda yang berusia 21 tahun, anak dari pasangan konglomerat Scott dan Lisa Chance di Texas, Amerika Serikat. Bukan merupakan anak tunggal, ia mempunyai kakak dan ia mempunyai masalah. Masalah yang membuat nya di asingkan oleh keluarga nya.

****

''Sayang, bisakah kau lebih cepat?" teriak wanita yang belum terlalu tua

''Sebentar lagi Mom.'' kata gadis berusia 19 tahun yang keluar dari kamar nya.

''Kau antar adikmu dulu ya.'' kata wanita itu lagi.

''Tentu saja Mom, jika tidak di antar nanti dia malah nyasar.'' ucap gadis itu tertawa.

''Aku bisa berangkat sendiri Barbz, tanpa perlu kau antar.'' ucap laki laki berusia 16 tahun yang merupakan adiknya.

''Oh Jasson apakau lupa, kalau kau pernah kesasar tidak tahu arah pulang.'' kata nya mengejek lagi.

''Itu karena baru awal kita pindah kesini.'' kata Jasson tak terima.

''Sudah sudah kalian kakak beradik, selalu saja tiada hari tanpa berantem.'' kata wanita yang merupakan ibu mereka.

''Baiklah. Come on kita berangkat aku bisa terlambat bekerja.'' kata Barbara

Gadis cantik nan mungil berusia 19 tahun bernama Barbara Palvin ini bekerja di salah satu Restoran cepat saji di kota Amerika. Dia hidup bersama ibu dan adiknya, ayah nya telah meninggal akibat kecelakaan mobil 5 tahun lalu, oleh sebab itu ia bekerja untuk menyekolahkan adiknya yang bernama Arnold Jasson.

Ia menggunakan motor Vespa matic nya bersama Jason untuk mengantar Jason kesekolah dan pergi ke tempat kerja nya.

''Sampai jumpa.'' kata Jason melambaikan tangannya.

''Bye Jason.'' katanya lalu mengarahkan motornya ke tempat kerjanya.

Barbara mengemudikannya dengan tenang sambil bernyanyi nyanyi. Lalu saat sedang asyik nya bernyanyi itu terlihat mobil yang melaju kencang ke arah nya membuat nya terkejut, dan berusaha mengelak namun sayangnya..

Brakkk

**

''Aku dimana?" tanya Barbara saat mengetahui dirinya berada disebuah ruangan yang sepertinya itu adalah rumah sakit. Ia mengingat saat ia terpental dari motornya dan terbentur.

''Ah.'' ia memegang kepalanya yang sudah diperban. Sakit sekali.

Tibatiba seseorang datang membuka pintu.

''Kau sudah sadar?" tanya seorang pemuda tampan.

''Si..siapaaa kau?''

''Mmmmm.. Aku yang menabrak mu tadi, maafkan aku. Aku sama sekali tidak sengaja.'' jelas nya.

''Kau.. Jika kau tidak bisa mengendarai dengan benar sebaiknya tidak usah ngebut, kau bukan hanya membahayakan nyawamu tapi juga nyawa orang lain termasuk aku.'' Barbara memarahi pemuda yang hanya mengangkat satu alisnya.

''Bukankah aku sudah meminta maaf? Lagipula aku bertanggung jawab atas perbuatanku dengan tidak meninggalkanmu yang terluka tadi.'' kata pemuda itu.

''Tetap saja. Gara gara kau aku tidak bekerja hari ini.''

''Jadi karena kerjaan mu? Haha.'' katanya mengejek.

''Huh. Kau fikir lucu. Dasar orang kaya memang sukanya seenaknya sendiri.''

''Heh. Lalu apa mau mu? Jika aku meninggalkanmu dijalan tadi juga apakau bisa bekerja? Sudah untung aku bertanggung jawab atas perbuatanku, jika tidak bisa memafkanku yasudah aku tidak butuh maaf darimu.'' kata nya meninggalkan Barbara yang masih terdiam.

''Dasar kau laki laki menyebalkan..'' teriak Barbara.

Laki laki itu keluar dari Rumah sakit. Dan memasuki mobil nya, menuju club yang biasa ia datangi.

''Dasar gadis tidak tahu diri, sudah ditolong malah memaki. Kalau bukan karena aku melihat wajahnya yang polos, aku takkan menolongnya.'' kesal laki laki tadi.

"Kenapa bro?" tanya Justin memukul pundak nya.

"Tidak apa apa." jawabnya datar.

"Katakanlah. Raut wajahmu menandakan bahwa seperti nya kau sedang bermasalah."

"Aku menabrak seseorang."

"What? That' crazy. Masalah mu menambah kawan." kata Justin terkejut.

"Aku menolongnya jika tidak itu akan menambah masalahku."

"Laki laki yang kau tabrak? Bagaimana keadaan nya? Apakah parah?" tanya Justin membuat Greyson memutar bola matanya malas.

"Seorang gadis, keadaannya sudah membaik dan tidak parah."

"Gadis? Haha, apakah cantik? Jika tidak kau tidak akan mungkin menolong." ucap Justin sambil menengguk minumannya.

"Memang sangat manis parasnya! Tapi bukan tipe ku karena dia sangat galak dan tidak tahu terima kasih karena sudah ditolong!"

"Eits.. Hati hati bro, mana tahu kau malah menyukainya." usil Justin.

"Aku malas meladeni mu yang tidak penting."

"Santai bro, Mommy mu menelfonku ia mencarimu Grey." ucap Justin tanpa menatap nya.

"Mencariku? Untuk apa?" tanya Grey penasaran

"Kata nya Polisi datang kerumah dan mencarimu..''

"What? Polisi?" tanya Grey melototkan matanya menatap Justin.








Tbc

Dont forget to vommemt nya guys.

The Most Beautiful Gift//Greyson Chance.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang