PROLOG

29 2 0
                                    

Seorang anak perempuan memainkan ujung pulpennya. Sesekali ia mencoret-coret kertas putih polos itu dengan sembarang. Matanya menerawang ke arah jendela kamar yang menampilkan halaman belakang rumahnya.

Mimpi itu. Mimpi aneh yang mengganggunya belakangan ini membuatnya tidak cukup tenang.

Jam sudah menunjukkan pukul dua malam. Yang berarti malam ini ia terbangun untuk yang kesekian kalinya.

Kenapa gue sering mimpiin aneh kayak gitu sih?

Debaran jantung anak perempuan itu masih berpacu dengan cepat. Ia butuh segelas air mineral untuk menetralkan debaran jantungnya. Lima detik setelahnya, ia bangkit dari kursi. Mengambil air mineral lalu meneguknya sampai habis.

Sedikit merasa lebih tenang, anak perempuan itu pun mulai kembali ke alam mimpinya. Walaupun sulit memejamkan mata, ia tetap memaksakan matanya untuk terpejam. Ia harus tidur. Ya harus tidur. Hari berat besok menanti.

ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang