Kunio

37 2 0
                                    

Hari ini jam pelajaran olahraga kelas Kunio dan kelas Radit bersamaan. Radit itu merupakan salah satu dari sekian banyak cowok yang Kunio sukai. Kunio udah suka sama cowok itu sejak kelas satu SMA. Waktu itu, pas pembagian MOS, Kunio sama Radit kebetulan satu kelompok.
Awalnya Kunio biasa aja. Tapi, Radit itu suka banget nolongin Kunio waktu Kunio lagi di kerjain sama Adnan, salah satu anggota Osis.

Jadi begini ceritanya.

Adnan itu pernah suka sama Kunio, Adnan bahkan nembak Kunio secara terang-terangan di lapangan sekolah. Tapi sayangnya, Kunio gak suka. Kunio tau kalo Adnan itu suka mainin cewek. Jadi dia nolak. Adnan yang 'ngerasa belum pernah ditolak sama cewek pun merasa makin penasaran sama Kunio. Akhirnya, Kunio malah jadi bahan buat di gangguin sama Adnan.

Tapi, dengan baik hatinya Radit membantu cewek itu. Radit bilang kalau dia itu pacarnya Kunio. Adnan sempet kaget dan gak percaya. Tapi setiap tindakan yang Radit lakuin ke Kunio, nunjukkin kalo Radit beneran pacar Kunio. Adnan jadi percaya dan mundur secara perlahan.

Klise memang. Tapi, ya, gitu. Efek perlakuan manis Radit ke Kunio, Kunio jadi lupa kalau itu cuman sebatas pura-pura.

"Hai, Kun." ucap seseorang cowok dari arah kiri.

Kunio menoleh, nampak kaget. Namun detik berikutnya wajahnya membentuk seulas senyuman manis. "Hai, Dit. Lama ya gak ketemu. Lo apa kabar?"

Radit kemudian duduk di sebelah Kunio, tak unjung ia membalas senyuman manis perempuan di depannya ini, "seperti yang lo liat. Gue baik. Lo sendiri gimana? Sombong banget sih, lo udah gak pernah kerumah gue lagi," ujar Radit setengah bercanda. "Gue kangen lo, tau."

Ya. Dulu Kunio emang sering banget main ke rumah Radit. Ibu sama pembantunya aja sampe hafal sama Kunio. Tapi bukan Kunio aja kok. Ada Ronald, Alif, Realia, Meridia, dan Gilang juga sering kerumahnya Radit.

"Ah, lo kali Dit, yang sombong. Lo aja jarang ngumpul sama anak-anak yang lain."

Radit memayunkan bibirnya kesal,
"Gue males tau, Kun. Abis ya kalo sama mereka gue jadi korban bully mulu. Malahan parah banget lagi. Ya lo tau sendiri 'kan, kelakuan mereka gimana?" adu Radit sambil memasang tampang lelah. "Tapi kalo ada lo, gue ngerasa nyaman banget. Sekalipun mereka mau lakuin apa aja ke gue."

Kunio menautkan kedua alisnya, nampak kurang paham dengan perkataan Radit sebelumnya, "maksud lo, nyaman gimana Dit? Coba deh jelasin, gue enggak ngerti."

Radit menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Ya nanti lo palingan juga bakal tau."

"Hah?"

"Ah, udah. Lupain aja." dalih Radit sambil mengelus puncak kepala Kunio lembut, "Yaudah yuk, kita ke lapangan. Pak Damar udah dateng tuh."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ExpectationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang