Motivator

86 19 19
                                        

Devi Pov

Gue berjalan seakan dunia milik gue sendiri. Entahlah, sejauh mana kaki ini melangkah. Suasana yang dingin, membuat tempat yang gue tuju sangat sepi. Gue suka kesunyian, ketenangan, dan yang terdengar hanya suara musik favorit gue. Saat gue sedang asik main smartphone. Tiba-tiba ada BBM masuk.

PING!!!

PING!!!

Ciee, nginvite bbm gue:v

Siapa ya? Ini gilang kah?

Iyaa..

Kok namanya ardian?

Ardian Gilang 😁

Hati gue langsung batin, 'oh, Ardian Gilang namanya indah'
Chat pun berlanjut. Sampai pada akhirnya gue makin akrab sama dia. Saat itu juga, mungkin gue mulai berharap. Tingkahnya yang sangat sederhana. Senyum khas ditambah dengan mata sipitnya membuatku semakin terbayang. Hari-hari gue kembali indah setelah dia hadir.

Ardian Pov

"Gue sayang banget sama lo ce."
Ucapnya seraya memeluk erat cece.

"Gue juga sayang sama lo yan. Gue nggak mau lo ninggalin gue."

"Kita jalani saja ya."

"Iyaa sayaaangg."

"Waktu kita tinggal 3 bulan lagi."

"Gue tetep sayang sama lo yan."

Gue sayang banget sama lo ce. Bahkan gue berat buat ninggalin lo. Tapi mau gimana lagi, gue cuma lelaki sederhana. Gue cowok yang terlalu bodoh udah sering nyakitin lo.

"Yan? Jangan ngelamun gitu dong."

"Apa sih cece sayangku, cintaku, minipouku?"

"Ayo jalan-jalan lagi."

"Gue pulang dulu ya, udah sore juga ini."

"Hhmmm, iyaa deh."

"Jangan ngambek minipou." Sambil mengecup keningnya.

Gue tau apa yang gue lakuin saat ini salah. Tapi gue juga nggak tau harus ngapain.

Alfian Pov

Gue sering dikira anak nakal yang suka keluyuran nggak jelas. Padahal touring emang hobi gue. Wajah gue nggak terlalu cakep dengan warna kulit sawo matang, tinggi kira kira 178 an, dan kurus. Penampilan selalu trendy,  ditambah gue anak dari orang yang cukup kaya. Tapi sayangnya hidup gue beda dari yang lain sejak mama dan papa cerai. Papa memilih buat nikah lagi,  begitupun mama. Gue beruntung bisa dapetin cewek secantik dia.

"Makasih ya, lo udah mau jadi cewek gue."

"Lo orang baik, gue nggak akan nyia-nyiain lo kok."

"Hahaha, gue bukan orang baik. Gue hanya ngelindungin cewek cantik, orang tua, dan yang membutuhkan."

"Percaya deh kalo calon Abdi Negara. "

"Amin. Lo nanti yang akan jadi Ibu Negara."

"Ya semoga aja lah."

"Gue yakin kok. Soalnya lo yang ngerubah gue jadi makin baik."

"Itu udah jadi tugas gue. Tapi jangan anggap gue bisanya ngatur doang."

"Enggak sayaaaaang."

Nia Pov

Semoga gue nggak salah nerima dia jadi pendamping hidup gue. Tapi kenapa perasaan ini masih ada. Mungkin gue masih belum terbiasa. Gue yakin kok dia yang akan paham sama perasaan ini.

"Lo beneran sayang sama fian kan?" tanya Devi tegas.

"Sepertinya masih perlu waktu. Mencintai juga ada prosesnya."

"Ah lo mah gitu. Kasian fiannya."

"Tapi gue nggak akan duain atau nyakitin dia kok."

"Sama aja lo cuma jadiin dia pelampiasan!"

"Hmmm, yang penting gue nggak akan ninggalin dia."

"Ya udah lah, terserah. Yang jelas jangan nyia-nyiain dia yang sayang sama lo tulus."

"Liat nantinya aja gimana."

Gue memang masih bimbang dengan perasaan ini, karena 3 tahun dengannya seakan-akan menyisakan berjuta kenangan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dream in the Hope Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang